Takkan ada kata baik jika di pikiranmu sudah tertanam keburukan padaku
Meski aku tidak melakukan kesalahan sekecil apapun itu
Kau kan tetap membenciku-----
Matahari pagi pun menyapa lamunan Kenzie yang mengembalikannya ke dunia nyata ia hanya menatap matahari yang mulai terik dari balik jendela kamarnya. Setelah memasak untuk sarapan keluarganya dan membersihkan rumah Kenzie kembali kekamarnya mengabaikan rasa lapar yang sedari tadi perutnya terus berbunyi.
Hari ini Kenzie tidak bekerja karena malam ini Kenzie akan bertunangan dengan Alvaro Mahardika. Entah ini di sebut keberuntungan baginya atau kesialan bagi Alvaro karena mendapatkan wanita hina seperti dirinya bahkan untuk menjaga harta berharganya saja ia tidak becus.
Kenzie merenungkan nasib buruknya ia takut apa yang dilakukan Kenzo akan membuahkan hasil yang tidak di inginkan karena Kenzo sudah 2 kali melakukannya. Sungguh ia takut, takut mengecewakan Alvaro serta keluarganya.
Masih pantaskah ia berharap untuk kebaikannya sedangkan dirinya sangat hina.Sepertinya langit lebih indah menampakan matahari yang cerah tak seperti dirinya yang hanyalah debu di sudut-sudut rumah yang tak terlihat keberadaannya.
Kenzie masih asik dengan lamunanya sampai tidak mendengar pintu terbuka dengan kasar."Hey lo sampah di panggil ayah tuh!" Katanya dengan nada keras.
Kenzie tak menyahut ia masih hanyut dalam lamunannya sampai orang yang memanggilnya pun geram dan menghampiri Kenzie.
"Dasar sampah tidak berguna, lo di panggil ayah denger enggak?" Lorenza menarik rambut Kenzie sampai kepalanya mendongak dan berbicara keras di telinga Kenzie.
Kenzie yang belum siap dengan jambakan Lorenza pun sempat melawan tapi setelah tahu jika yang melakukannya adalah adiknya ia hanya diam dengan jantung yang berdegup kencang karena terkejut.
"Ayah nunggu lo di gudang katanya ada hadiah buat lo." Katanya lalu melepaskan tangannya dari Kenzie dengan kasar, kepala Kenzie hampir saja mencium kerasnya dinding. Lorenza berlalu dengan hati puas dan menantikan pertunjukan dari sang ayah sebentar lagi.
Kenzie melangkah mengikuti Lorenza setelah memakai hijabnya. Dengan hati yang terus berdebar-debar ia sudah sangat tahu apa yang akan di berikan ayahnya.
Sampainya di gudang Kenzie yang belum siap pun sontak kaget dengan tangan kekar yang menarik lengannya dengan kasar lalu mendorongnya sampai terpojok di sisi sofa yang tak terpakai.
Rendy dengan santainya membuka ikat pinggang dan memainkannya, Kenzie yang melihat sang ayah yang akan mencambukinya pun merasa heran karena ia merasa tidak melakukan kesalahan.
"Kamu tahu apa kesalahanmu?" Tanya Rendy yang masih memainkan ikat pinggangnya.
Kenzie hanya menggeleng tidak tahu karena setelah membuat sarapan dan membersihkan rumah ia tidak melakukan kesalahan apapun.
Lorenza hanya menonton di ambang pintu karena memang ini yang ia nantikan pertunjukan yang membuatnya merasa puas.
"Kamu,,,, anak sialan!! Kamu membuat istri saya menangis apa kamu tahu?" Tanyanya dengan suara keras.
Kenzie menggeleng lagi sebagai jawaban karena hari ini ia belum melihat sang ibu. Sekarang hanya wajah datar yang Kenzie tampakan seperti raga tak bernyawa. Ya, Kenzie tidak takut akan kesakitan fisik atau hatinya jika dengan mengorbankan dirinya membuat mereka senang Kenzie pasrah.
"DASAR ANAK SIALAN, KAMU HANYA BENALU DI KELUARGA SAYA!!" Rendy mulai menyambuki tubuh Kenzie.
Kenzie hanya diam tak ada rintihan atau tangisan seperti biasanya. Ia hanya tersenyum saat matanya bertemu dengan mata Kenzo yang sedang menyaksikan dirinya bersama Lorenza yang bergelayut manja di lengan Kenzo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Tertinggal
General FictionSudah di campakan saat lagi sayang-sayangnya dan sang kekasih menikahi adik kandungmu sendiri. Bagaimana perasaannya???? Double kesialan. Itu yang dirasakan Kenzie Wirawan. Bukan hanya di campakan kekasihnya saja tapi ia juga tidak diharapkan dike...