Part 27

22.5K 1.1K 57
                                    

Menunggu pagi ataukah rindu akan keangkuhan sang mentari?
Yang jelas aku sangat benci gelap
Karena hanya malam yang menjadi saksi bisu kegundahan hati

-----

"Brengseeekkk,," Kenzo merutuki dirinya sendiri ia kehilangan kekasihnya lagi.

Setelah Kenzo tersadar dari pukulan seseorang yang membuatnya pingsan,  wajahnya sudah babak belur sesekali terbatuk dadanya terasa sesak dan sakit.

Kenzo bangkit lalu berjalan sempoyongan tak lupa ia menelpon bodyguardnya dengan langkah tertatih Kenzo masuk dalam mobil lalu menjalankan mobilnya ke apartemennya.

Sesampainya di apartemen Kenzo langsung menuju kamar mandi untuk menyegarkan pikirannya, ia tak peduli dengan rasa perih dari luka akibat pukulan itu. Setelah berendam cukup lama lalu membersihkan dirinya Kenzo pun keluar memakai pakaian santainya lalu mengambil kunci mobil beserta handphone dan dompet. Ia ingin ke suatu tempat hanya ingin memastikan.

* Yang blm 20+ jgn baca bagian ini yah... *

Hari semakin malam, kegelapan malam tak menghalangi dua insan yang sedang saling menyalurkan kebutuhannya untuk mendapatkan kepuasan. Di ruang yang gelap hanya ada cahaya rembulan yang masuk lewat celah jendela. Suara desahan yang menggema mengiringi aktifitas yang semakin panas.

Tak ada cinta di antaranya hanya kebutuhan yang menggelora untuk melampiaskan semua rasa di dalam benaknya.

Suara kepuasan pun sama-sama keluar menandakan permainan malam telah usai. Hanya ada nafas yang saling memburu.

"Kamu selalu membuatku tak mau berhenti sayang." Pria itu mengecup pundak wanitanya tangannya tak berhenti meraba tubuh yang sudah melemas di sampingnya.

"Berhenti menggodaku brengsek!" Sentaknya menyingkirkan tangan nakal yang kembali menyentuhnya.

"Aku belum puas sayang, berapa hari aku puasa karena kamu sibuk ngejar-ngejar lelaki bodoh itu." Pria itu masih dengan aksinya menggoda pemilik tubuh indah itu agar mendapatkan kepuasan sekali lagi, lagi dan lagi. Siapa yang menolak jika di suguhkan makanan lezat tanpa bayar sepeserpun. Ya wanitanya adalah Lorenza yang menawarkan diri untuk saling memuaskan tanpa ikatan atau cinta.

Menjadi objek pelampiasannya ia tak akan menolak jika dengan cara seperti ini dengan senang hati ia menerimanya.

Pria itu membuang pengaman lalu memasukan kembali miliknya ke dalam milik wanita yang kini sudah tersulut kembali nafsunya menerbangkan ke awang-awang tanpa ada rasa penyesalan.

Jangan salahkan dirinya jika mencari penghangat di ranjang pria lain karena suaminya tak memenuhi kebutuhan batinnya.

Dan untuk ke dua kali sampai berkali-kali pelepasan, wanita itu baru tersadar jika lelaki itu tak memakai pengaman.

"Brengsek, lepass!" Wanita itu menghentikan aksi pria yang sedang menindihnya dengan wajah geram ia menampar dengan keras membuat pria itu kaget dengan wanitanya.

"Ke,,,,," Ucapan pria itu terpotong karena bentakkan Lorenza.

"Bodoh kenapa gak pakai pengaman, kalau aku hamil bagaimana hah,,, brengsek!" Teriaknya ia tak mau mengandung benih dari pria lain selain Kenzo.

Pria itu meringis tanpa merasa bersalah ia melanjutkan aksinya meski dapat penolakan tapi dengan brutalnya ia melakukannya sampai Lorenza tak bisa berkutik karena kelelahan.

"Ceraikan dia lalu menikahlah denganku jika kamu mau tanggung jawab dariku!" Senyuman miring pun tersemat di bibir pria itu.

Pria yang bersama Lorenza adalah Kristian, dia seorang fotografer yang tidak sengaja bertemu dengan Lorenza di acara fashion show ternama. Pertama kali ia melihat Lorenza ia sangat tertarik padanya. Siapa pria yang tidak terpikat bayangkan saja bentuk tubuhnya bagaikan gitar spanyol dengan wajah cantiknya dan tanpa di duga pertemuan pertamanya membuat berkesan seorang Kristian. Begitu mudah mendapat perhatian seorang Lorenza sampai di saat dimana ia menghabiskan malam penuh kenikmatan bersama Lorenza dan sampai saat ini ia menjadi penghangat hati serta ranjang dimana Lorenza membutuhkan dirinya tanpa melibatkan perasaan.

"Aku tidak akan pernah meminta cerai, aku mencintainya. Aah,,, berhenti." Teriaknya lagi.

Kristian tak acuh dengan perkataan Lorenza, ia semakin liar lalu berhenti sejenak tangannya mengambil handphone dengan seringai iblis ia merekam kegiatannya. Ini satu-satunya cara untuk mengancam wanitanya.

Kristian tak tinggal diam ia hanya ingin membuat Lorenza mengeluarkan desahannya. Dan akhirnya Lorenza pun kalah dengan permainan Kristian. Ia menikmati apa yang di lakukan Kristian. Kristian sukses membuat akal sehatnya hilang dan seperti orang gila Lorenza merancau tidak jelas melupakan suami tercintanya.

Di tempat lain dengan wajah babak belur Kenzo mendatangi kediaman Rasya.

Tok.. Tok.. Tok..

"Buka pintunya brengsek,, buka!!"

Kenzo terus menggedor pintu rumah Rasya dengan penuh emosi. Rasa sakit di tubuhnya tak sebanding dengan rasa marah kepada Kenzie yang berani-beraninya meninggalkan dirinya lagi dan lagi.

Sudah 1jam Kenzo terus berteriak menggedor, menendang pintu di depannya yang tak kunjung terbuka akhirnya ia kelelahan dan berjalan lunglai ke arah mobilnya. Sungguh ia tak bisa berpikir jernih untuk saat ini, ia hanya ingin bersama kekasihnya, wanitnya yang sudah ia buat kesakitan tuk kesekian kalinya.

"Sayang maafkan aku, tapi sampai kapan pun aku takkan menyesali perbuatanku. Andai kau mau ikut denganku, kita akan memulai hidup dan berbahagia bersamaku." Gumam Kenzo dengan wajah putus asa. Di satu sisi membayangkan wajah Kenzie yang tak berdaya di rengkuhannya membuat hati Kenzo sakit tapi di sisi lain ia sangat marah dengan Kenzie yang begitu mudah menyerahkan tubuh serta hatinya kepada pria lain sungguh ini menyentil harga diri seorang Kenzo.

"Aku akan mendepatkanmu sayang, aku takkan pernah melepaskanmu sampai aku mati pun. Kau milikku, jika aku tak bisa mendapatkanmu maka orang lain pun tak bisa memilikimu!" Dengan nada marah Kenzo memejamkan matanya, tangannya mencengkeram setir mobil dengan sangat kuat.





================================


Maaf baru bisa up sekarang. Ini jg partnya pendek.

Apa msh ada yg menunggu? Atau ada yg lupa tentang ceritanya? 😂😂

Typo berserakan nih...



Yang TertinggalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang