Part 24

22.4K 1.1K 26
                                    

Aku disini dengan kesakitan yang sama
Dikala kilasan masa lalu bagaikan kaset yang terus memutar di dalam otak

----

"Mommy." Panggil Ersya

Ya Kenzie masih berada di rumah mewah milik dokter Rasya, ia bolos kerja di karenakan Ersya tak mau lepas darinya dari pagi bocah tampan ini selalu mengikuti Kenzie kemana pun Kenzie melangkah, Ersya tiba-tiba sehat entahlah Kenzie di buat takjub pada anak lelaki ini.

"Hmm apa Ersya gak capek ikutin mommy terus?" Tanyanya lembut. Rasya sudah berangkat kerja dari pagi karena dorongan dari Kenzie.
Sekarang hanya ada Kenzie bersama Ersya yang sedang di dapur.

Ersya menggeleng dengan senyuman lebarnya. Ia sangat senang karena mommynya menemaninya di rumah.

"Mommy." Panggilnya lagi membuat Kenzie menghentikan tangannya yang sedang membereskan piring lalu berbalik menatap Ersya.

"Kenapa? Apa Ersya pengen makan sesuatu hmm?"

Ersya menggeleng lagi dengan senyuman masih menghiasi bibirnya.
"Esya seneng mommy disini. Kalau mommy pulang Esya ikut, Esya gak mau di tinggal mommy lagi." Ucapnya sendu.

Kenzie menatap Ersya tidak percaya dengan perkataan bocah kecil di hadapannya ini.

"Esya gak bakalan sakit lagi kalau mommy belsama Esya telus!" Ucapnya lagi.

Kenzie melangkahkan kakinya lalu memeluk Ersya, Kenzie tahu sangat tahu apa yang di rasakan Ersya karena ia juga selalu mengemis kasih sayang orang tuanya yang sampai sekarang belum pernah merasakan belaian lembut dari tangan kedua orang tuanya.

"Kenapa Ersya bicara seperti itu? Ersya bisa datang ke kontrakan mommy kapan pun Ersya mau!"

Ersya menggeleng ia mendongakkan kepalanya menatap mata sendu mommynya.

"Kasihan papih mom." Ucapnya ambigu membuat Kenzie mengerutkan dahinya.

"Papih capek kalau halus mengantal aku tiap hali kekontlakan mommy. Kenapa mommy tidak tinggal belsama kami?" Katanya lagi dengan logat cadelnya menjawab kebingungan Kenzie.

Kenzie terdiam ia tak tahu harus berkata apa karena Kenzie juga tak ada hubungan apa-apa dengan dokter Rasya, ia tahu diri tak mungkin tiap hari menginap di rumah dokter Rasya karena Ersya.

"Gimana kalau kita jalan-jalan ke taman hmm?" Ajak Kenzie mencairkan suasana melankolis yang langsung di angguki Ersya.

Kenzie menyiapkan bekal entah kenapa tiba-tiba saja Kenzie ingin sekali menghabiskan waktu sorenya di taman. Tak lupa ia mengirimkan pesan untuk Rasya agar tidak mengkhatirkannya.

Setelah selesai menyiapkan segala keperluan Kenzie menggandeng Ersya menuju ketaman yang ada di sekitar komplek. Kenzie melupakan sesuatu jika rumah orang tuanya tidak terlalu jauh dengan rumah Rasya.

Tidak butuh waktu lama mereka telah sampai di taman, Ersya langsung berlari ke area permainan anak. Kenzie duduk di kursi lalu menaruh kotak bekal dan minuman untuk Ersya di sampingnya.

"Ersya hati-hati sayang!"

"Iya mom,," Ersya melanjutkan permainannya karena bukan hanya Ersya disini banyak anak-anak serta ibu-ibu yang menemani anaknya.

Tanpa di sadari Kenzie ada seorang pria yang melihatnya dengan mata tajam senyuman miring tercetak di bibirnya lalu mendekat ke arah Kenzie yang masih asik memperhatikan bocah kecil itu.
Tanpa minta izin terlebih dahulu pria itu duduk di samping Kenzie.

Yang TertinggalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang