Part 51

15.5K 873 97
                                    

"Ucapkan selamat tinggal jalang, kita kan pergi bersama-sama setelah lo mati duluan di dalam ruangan ini biar di saksikan ibu pasti ibu bahagia jika ibu bangun nanti." Menyeringai menyeramkan.

"A______________" Kenzie tak bisa berkata-kata lagi dadanya semakin sesak dan........

****

Buuuk,,,,,

"Aaah,,,, shit,,,," Umpat Lorenza seraya mengerang kesakitan karena pukulan di punggungnya yang cukup kuat berhasil melepaskan tangannya dari leher Kenzie, Lorenza jatuh terduduk di lantai mendongak menatap seseorang yang sedang menyeringai.

Kenzie yang terlepas terlihat lemas akan ambruk tapi sebelum terjatuh ke lantai ada tangan kekar memeluknya dan perlahan-lahan menjatuhkan tubuh Kenzie kedalam pangkuannya.

Kenzie terbatuk-batuk seraya mengambil napasnya dengan rakus air mata yang ia tahan seketika luruh begitu saja, Kanzie terisak di dekapan seseorang yang selalu ada di saat ia butuh.

"Urus mantan istri anda, saya tidak mau kejadian ini terulang kembali." Ucapnya tegas. Rasya membelai wajah pucat Kenzie yang basah karena air mata, mengecup kepalanya seraya mengucapkan maaf berkali-kali.

Rasya lagi-lagi kecolongan, bodohnya ia kenapa meninggalkan Kenzie sendirian seharusnya ia tunggu di dapan pintu tapi karena ada panggilan dari sahabatnya menyuruh Rasya datang ke ruangannya jadi Rasya mau tak mau mendatanginya.

Dan saat ia ingin kembali ke ruangan Dina, Rasya melihat sosok Kenzo yang sedang berjalan ke arah ruang inap Dina juga jadilah Rasya dengan terburu-buru mengikuti Kenzo karena ia juga khawatir dengan istrinya.

Dan di saat Kenzo masuk ke kamar inap VVIP dengan tergesa-gesa Rasya pun ikut berlari mengejarnya ia tak mau terjadi apa-apa dengan istrinya dengan jantung berdebar cepat Rasya menyaksikan kejadian mengerikan di hadapannya Kenzie terlihat kesusahan bernapas dengan tangan Lorenza yang bertengger di leher Kenzie sangat kuat sampai urat-uratnya terlihat.

Lorenza tidak menyadari kedatangan dua orang lelaki di belakangnya ia masih berusaha mencekik leher Kenzie tujuannya hanya satu yaitu membunuh Kenzie dengan tangannya sendiri. Lorenza tak peduli jika ia harus mendekam di dalam jeruji besi hidupnya sudah tak bisa ia selamatkan lagi, harta, tahta dan Kenzonya telah pergi meninggalkannya seorang diri. Lorenza tak sanggup jika harus hidup melarat dengan seorang putra dan menerima berbagai hujatan orang-orang sungguh ia tak sanggup Lorenza lebih memilih mengakhiri hidupnya dari pada hari-harinya seperti di neraka.
Rumah mewah ayahnya di sita, perusahaan keluarganya juga sudah bangkrut kini Lorenza tak punya apa-apa lagi. Hidupnya hancur sungguh dunia sangat kejam padanya.
Bukan hanya itu saja Kristian ayah biologis putranya tega mencampakannya, meninggalkan dirinya serta Arion di saat ia membutuhkan seseorang di sisinya.
Dalam sekejap dunia menjungkir balikan kehidupan Lorenza.

Kenzo dengan cepat mengambil tindakan ia tak tega melihat kekasihnya kesakitan. Amarah terhadap Lorenza sudah tak terbendung lagi kali ini ia takkan mengampuni wanita ular yang sudah menipunya habis-habisan.
Kenzo memukul punggung Lorenza dari belakang di saat itu juga Rasya menangkap tubuh Kenzie yang terlihat lemah.

Rasya membawa Kenzie ke ruangannya untuk di periksa meninggalkan dua orang yang menatapnya dengan tatapan berbeda.

"Ckkk,,, belum jera juga ternyata, saya sudah bilang kan jangan mengusiknya jika kamu mengusik Kenzie berarti kamu akan berurusan dengan saya." Kenzo berdecak lalu menatap tajam pada Lorenza.

"Hahaha,,, kamu membela jalang itu Ken, dia sudah bersuami dan kamu masih membelanya? Apa kamu juga masih mengharapkannya?" Lorenza mendongak menatap Kenzo dengan berani.

"Diam kamu, apa saya perlu bawakan kaca biar kamu tahu siapa yang jalang disini hah?" Desis Kenzo, Kenzo sadar masih di ruangan Dina di rawat ia tak mau membuat keributan meski mulutnya ingin sekali meneriaki wanita licik yang masih duduk di lantai.

Yang TertinggalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang