Seminggu sudah Kenzo mengunjungi cafe milik Kenzie tanpa di ketahui oleh pemiliknya. Ingin rasanya ia menghampiri dan mendekap kekasihnya tapi ia masih berusaha menahan gejolak yang sudah siap di muntahkan.
Kenzo melihat Kenzie di antar Rasya seketika hatinya memanas Kenzo menggeram mengepalkan tangannya. Bisa-bisanya mereka bermesraan di pinggir jalan.
Senyumnya, tawanya, bahkan berbagai ekspresi Kenzie tunjukkan kepada Rasya membuat dada Kenzo semakin sakit seakan tak ada oksigen yang masuk ke paru-paru membuat Kenzo sesak.
Ia tak rela Kenzienya bahagia bersama pria lain tapi Kenzo pun tak bisa membuat Kenzie seperti yang di lihatnya sekarang terakhir bertemu di rumah sakit Kenzie menampakan ketakutan yang begitu jelas di wajahnya hanya melihat kehadiran dirinya.
Apa Kenzo tega melihat orang yang di sayangnya tak berdaya? Entahlah setelah melihat kebahagiaan Kenzie hati Kenzo bimbang. Ia ingin sekali memiliki Kenzie tapi pastinya Kenzo takkan pernah lagi melihat Kenzie tertawa lepas seperti sekarang.
Kenzo mengusap wajahnya pikirannya kacau lalu matanya kembali memperhatikan Kenzie dari kejauhan. Setelah Rasya pergi Kenzie pun berjalan ke dalam cafe bersama bocah lelaki dalam gandengannya.
Beberapa menit kemudian bocah lelaki itu keluar bersama seseorang. Kenzo memperhatikan wajah bocah lelaki itu lalu dirinya melihat foto masa kecilnya di layar handphone.Mirip, bahkan sangat mirip.
Jika benar itu anak yang Kenzie kandung dulu berarti dia.....
Kenzie tidak keguguran waktu itu. Astaga kenapa ia bodoh, kenapa ia langsung mempercayai ucapan Kenzie tanpa menyelidikinya terlebih dahulu."Ya Tuhan,,,, aku hampir membunuhnya bahkan aku berniat untuk melenyapkannya." Kenzo merutuki dirinya. Otaknya kembali ke masa lalu dimana ia menyiksa Kenzie berharap bayi yang ada di perut Kenzie mati dan lebih parahnya ia memaki anaknya sendiri.
"Kenapa Kenzie membohongiku. Ya Tuhan dia benar anakku!" Lirih Kenzo matanya berkaca-kaca tangannya meremas dadanya yang kembali sakit.
Setelah tenang Kenzo keluar dari mobilnya menuju ke cafe yang masih terlihat sepi.
"Bisa saya bertemu dengan pemilik cafe?" Ucap Kenzo sesopan mungkin.
"Maaf anda siapa?"
"Saya teman lama Kenzie."
"Mari pak saya antar!"
Setelah Kenzie mengijinkan masuk Kenzo pun tak berpikir panjang ia segera masuk memandang sekelilingnya yang terlihat sangat nyaman meski ruangannya tak luas kemudian melihat Kenzie yang masih asik dengan laptopnya.
Mendengar suara pintu tertutup Kenzie mendongak sontak kaget ia pun langsung berdiri menatap tajam ke arah Kenzo.
"Ada perlu apa anda kesini?"
"Ckk apa seperti ini sambutanmu terhadap tamu?"
"Saya sedang sibuk lebih baik anda keluar."
"Tidak sayang, aku kesini karena ingin penjelasan." Ucap Kenzo to the point. Terlihat kebencian serta takut di sorot mata Kenzie.
"Penjelasan? Penjelasan apa?" Tanya Kenzie dengan wajah bingung.
Kenzo mendekat kearah Kenzie membuat Kenzie melangkah mundur sampai mentok kearah tembok. Kenzie celingukan matanya tak lepas ke arah pintu yang tertutup rapat.
"Kenapa kamu berbohong, anakku masih hidup kan?" Tanya Kenzo seraya mengungkung tubuh Kenzie.
Kenzo memperhatikan Kenzie dari atas sampai bawah kini wanitanya banyak berubah terlihat lebih dewasa wajahnya tambah cerah dan kecantikannya pun bertambah, tubuhnya tak sekurus dulu. Kenzo tersenyum miring lalu kembali mengintimidasi dengan tatapannya pada Kenzie.
Kenzie sontak terkejut dengan pernyataan Kenzo lalu ia mencoba terlepas dari kungkungan tangan Kenzo tapi pria licik ini tak memberi celah sedikit pun untuknya.
"Anak anda sudah mati, apa anda lupa anda sendiri yang membunuhnya." Kenzie menatap tajam kearah Kenzo.
Kenzo menggeram marah lalu tangannya menarik dagu Kenzie cukup kuat.
"Jangan membuatku hilang kesabaran sayang, apa memang kamu ingin main-main denganku hmm,,," Ancamnya yang sukses membuat Kenzie menelan ludah dengan susah payah.
"Tuan Kenzo Rezel Evander yang terhormat, dari dulu saya sudah katakan kalau anak anda sudah mati dan saya sudah tidak ada urusan lagi dengan anda. Silahkan keluar anda tahu pintu keluar kan?" Ucap Kenzie setenang mungkin meski rasa takut menyelimuti hatinya, kaki Kenzie bergetar dan mungkin keringat dingin sudah membanjiri tubuhnya.
Kenzo menggeram tangannya terkepal, ia benci dengan kebohongan jangan salahkan Kenzo jika lepas kendali.
"Ckkk,, kau benar-benar membuatku marah sayang." Tanpa basa basi lagi Kenzo mencengkram kedua tangan Kenzie menariknya ke atas lalu tangan satunya menarik dagu Kenzie, Kenzo melumat bibir Kenzie tanpa ampun.
Kenzie memberontak sebisa mungkin sampai Kenzo menyudahi ciumannya tapi hanya sebentar Kenzo tak membiarkan Kenzie untuk berteriak Kenzo pun melumatnya kembali. Hanya ada rasa asin yang berasal dari air mata Kenzie tapi Kenzo tak peduli ia hanya ingin Kenzie jujur apa susahnya.
Kenzie memejamkan matanya, bayangan wajah Rasya yang sedang tersenyum memenuhi otak Kenzie. Berkali-kali Kenzie meminta maaf kepada Rasya karena tidak bisa menjaga kehormatannya sungguh ia sangat berdosa pada Rasya.
"Istri macam apa aku ini melindungi diri sendiri saja tidak becus". Batin Kenzie memaki dirinya sendiri.
Braaaaak
Suara bantingan pintu berhasil menghentikan Kenzo. Kenzo melepaskan Kenzie lalu menengok ke arah pintu.
"Mommy,,," Teriak bocah kecil di ambang pintu dengan wajah bingung.
Kenzo yang melihat kebingungan bocah kecil itu melangkah menghampiri lalu berjongkok mensejajarkan tingginya.
"Hy jagoan kita bertemu lagi."
Keanu hanya menatap pria di hadapannya tanpa ingin menjawab.
"Siapa namamu?" Tanya Kenzo dengan senyuman mengembang.
"Keanu Ardana Abiputra." Ujarnya.
Kenzo melirik dengan mata tajamnya kearah Kenzie yang masih bergeming di posisi tadi. Sungguh Kenzie membuat Kenzo murka wanita itu tega-teganya tak menyelipkan nama dirinya pada nama anaknya apa sebegitu bencinya sampai Kenzie menyembunyikan keberadaan darah dagingnya.
Kemudian Kenzo memeluk Keanu dengan sangat erat, berkali-kali ia mengecup pipi gembul Keanu. Ada perasaan nyaman di hati Kenzo rasanya tak ingin melepaskan pelukan sehangat ini tapi bocah kecil ini mencoba melepaskan pelukan Kenzo.
Dengan berat hati Kenzo pun melepaskan pelukannya meski ada rasa kehilangan lalu kembali menciuminya.
"Senang bertemu denganmu." Ucap Kenzo, ia berdiri tapi sebelum pergi Kenzo menatap ke arah Kenzie.
"Urusan kita belum selesai sayang jangan coba-coba lari dariku karena kemanapun kamu pergi aku pasti menemukanmu." Setelah mengatakan itu Kenzo pergi dengan menggenggam sesuatu yang akan menjadi buktinya nanti agar Kenzie tak bisa mengelak.
Pada hari itu juga Kenzo pulang kembali ke Indonesia. Ada kejanggalan di hatinya Kenzo sangat penasaran akan sesuatu dan ia harus mencari tahunya sendiri sebelum semuanya terlambat dan menjadi penyesalan yang berkepanjangan.
================================
🙄🙄🙄
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Tertinggal
General FictionSudah di campakan saat lagi sayang-sayangnya dan sang kekasih menikahi adik kandungmu sendiri. Bagaimana perasaannya???? Double kesialan. Itu yang dirasakan Kenzie Wirawan. Bukan hanya di campakan kekasihnya saja tapi ia juga tidak diharapkan dike...