Part 11

27K 1.3K 21
                                    

Setelah kejadian itu Kenzie lebih tertutup ia melupakan kuliahnya hari-harinya hanya di sibukkan untuk kerja dan kerja segala macam pekerjaan ia lakukan hanya untuk menghilangkan bayangan menjijikan itu. Kini keluarganya tak lagi bersikap dan berlaku kasar hanya tak acuh seperti biasanya mungkin karena mereka sibuk mempersiapkan pertunangannya yang akan di selenggarakan besok malam dengan berat hati Kenzie menerima Alvaro Mahardika pemuda tampan yang sukses di usia mudanya dan kaya raya hasil jerih payahnya sendiri.

Sebenarnya Kenzie ingin membatalkan rencana yang sudah di susun ayah bersama Alvaro tapi ia tidak punya nyali untuk melakukan itu melihat kebahagiaan yang terpancar dari mata ayahnya tapi tidak dengan ibunya yang terlihat tidak suka dengan Alvaro. Sepertinya Alvaro lebih dekat dengan Lorenza dari pada dirinya melihat itu rasa tidak percaya diri pun selalu muncul merasa tidak pantas mendapatkan lelaki sempurna seperti Alvaro.

Setiap Alvaro bertamu yang antusias hanya Lorenza dengan sang ayah. Kenzie hanya menjadi pendengar karena ia tidak ikut di libatkan dalam perbincangan mereka kadang Kenzo menimpalinya sesekali melirik ke arah Kenzie. Kenzie hanya membuang muka jika tak sengaja matanya bertemu tatap dengan Kenzo.

Setiap Alvaro bertamu dan tengah malamnya Kenzo akan datang ke kamar Kenzie dengan tiba-tiba dan seperti malam-malam sebelumnya Kenzo mengancam jika Kenzie tidak membatalkan pertunangannya ia akan melakukan hal itu lagi.

Kenzie hanya menanggapinya dengan wajah datar bahkan ia sering mengabaikan Kenzo yang selalu menggertak dirinya. Kenzie sudah tidak punya rasa takut lagi terhadap manusia hidupnya sudah ia pasrahkan bahkan jika mati sekalipun ia rela. Harga dirinya sudah Kenzo renggut dengan kejam lantas apa yang harus ia pertahankan? Tidak ada, saat ini dan untuk kedepannya Kenzie hanya menjalani sisa usianya, ia akan menjalankan peran yang di takdirkannya.

"Pokoknya kamu harus batalin pertunangan itu, aku tidak mau tahu atau memang kamu mau mengulangi kejadian minggu lalu hmm?" Katanya di belakang Kenzie yang sedang memeluknya dengan erat.

Entah dari mana datangnya tahu-tahu ada di belakangnya padahal Kenzie sudah mengunci pintu kamar. Kenzie hanya memejamkan matanya tak acuh dengan perlakuan Kenzo yang kurang ajar. Kenzie diam bukan berarti menikmatinya ia hanya ingin membuat Kenzo merasa jengah pada dirinya karena jika melawannya hanya akan membuat Kenzo semakin menjadi.

"Sayang kamu dengerin aku kan?" Tanyanya lagi.
Entah kenapa Kenzo jadi seperti ini apa Lorenza tidak curiga jika setiap malam Kenzo tidak tidur dengannya.

Tak ada respon dari Kenzie, Kenzo pun mulai beraksi dengan mencumbui leher wanitanya itu.
Kenzie seketika membuka matanya saat merasakan bibir basah Kenzo di lehernya.

"Apa lebih baik saya melepaskan hijab di muka umum atau memang saya lebih pantas pakai pakaian seksi sepertinya saya tidak jauh beda dengan seorang jalang di luar sana!" Ucap Kenzie dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

Menurutnya pakaian syar'i yang selalu ia kenakan hanya menutupi topeng kebobrokan dirinya. Ia hanya seorang wanita yang hina yang tak pantas di puji karena pakaiannya. Sebenarnya Kenzie sangat malu tapi ia tidak bisa melepaskan semua itu Kenzie takut akan kemurkaan Tuhan karena sudah terlalu banyak dosa di kehidupannya.

"Tidak sayang jangan lakukan itu, maaf,,, aku hanya tidak rela kamu menikah dengan si bajingan itu."
Kenzie berbalik menghadap kearah Kenzo menatap ke manik matanya.

"Saat kamu mengatakan ingin mempersunting Lorenza saat itu pula saya merelakan kamu saya ikhlas jika kebahagiaanmu ada pada Lorenza dan sejak kamu menyerukan nama Lorenza di dalam ijab kobulmu saat itu pula saya anggap kamu hanya adik ipar. Kita sudah tidak punya ikatan apapun selain ipar lalu kenapa kamu melarang saya menikah dengan Alvero? Dan dengan se'enaknya kamu melakukan hal semenjijikan ini setelah mencampakan saya dengan teganya kamu menikahi adik kandung saya sendiri dimana hati dan otak kamu hmm? Apapun yang terjadi saya akan tetap menikah dengannya dan kamu? Kamu tidak punya hak untuk itu. " Ucap Kenzie menunjuk dada Kenzo dengan tenang ia berusaha menjaga emosinya.

Yang TertinggalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang