Unexpected

999 50 2
                                    

Sebelum membaca Noir ingin berterima kasih karena sudah mengikuti kisah penderitaan Argi dan teman-temannya sampai sejauh ini. Terus baca, ya. Jangan lupa tuk jangan jadi silent reader lagi dan tunjukkan dukungan kalian dengan komen dan...

 Jangan lupa tuk jangan jadi silent reader lagi dan tunjukkan dukungan kalian dengan komen dan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu makan malam di panti asuhan. Lastri berkumpul bersama dengan kedua belas anak asuh panti asuhan yang lain. Dan juga dua orang dewasa pengurus panti: Pak Tedjo dan Bu Pudjo yang masing-masing berusia tiga puluh tahun. Masih sangat muda memang. Rumor berhembus diantara para anak asuh panti bahwa mereka pun mantan anak asuh di sini.

 Rumor berhembus diantara para anak asuh panti bahwa mereka pun mantan anak asuh di sini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Alastriona, bagaimana keadaan kamu?" tanya Pak Tedjo. Tidak ada yang tau siapa nama aslinya.

"Baik-baik saja, Pak," jawab Lastri.

"Bagaimana dengan tangan kamu? Apa jadi semakin sakit?" tanya Bu Pudjo. Sama seperti Pak Tedjo. Tak ada yang tau siapa nama asli maupun asal usulnya.

"Benar, Bu. Cideranya jadi semakin parah. Bahkan saya sudah tidak bisa lagi mengangkat sendok dengan tangan kanan," jawab Lastri yang fasih makan menggunakan tangan kiri.

Pak Tedjo memandang ketiga belas anak di depannya. Berkata, "Anak-anak, kalian lanjutkan saja makannya. Jangan mengobrol. Jangan berisik. Jangan..."

"...memancing keributan.

"Jangan memancing perhatian.

"Tetap bersikap sopan.

"Selalu ingat akan tujuan," lanjut semua anak di sana berbarengan.

"Bagus," ucap Pak Tedjo, "Kalian tidak boleh melupakan pedoman hidup itu..."

Anak-anak menyahut, "Di mana pun. Kapan pun. Apa pun situasinya. Bersatu kita teguh. Berpencar kita tetap patuh."

"Lastri," panggil Bu Pudjo.

"Iya, Bu," sahut Lastri dalam sikap tubuh dan intonasi sempurna.

"Setelah makan malam kamu datang ke ruangan Pak Tedjo. Ada yang ingin kami bicarakan," beritahunya.

"Iya, Bu," sahut Lastri.

Ξ Ξ Ξ

Seusai makan dan membantu membereskan ruang makan serta piring kotor. Lastri beranjak menuju ruangan Pak Tedjo dan Bu Pudjo di lantai tiga mansion.

Pet/BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang