Impostor 2

338 26 13
                                    

KONICHIWA BESTYYY maap yak lama update Noir abis kembali atit, uhuk. Nah, mari kita sebelum membaca yuk jangan jadi silent reader lagi dan tunjukkan dukungan kalian dengan komen dan...

 Nah, mari kita sebelum membaca yuk jangan jadi silent reader lagi dan tunjukkan dukungan kalian dengan komen dan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di jam pelajaran terakhir hari ini. Pikiran Lastri sangat ruwet memikirkan tindakan Arta. Kalau dia sampai nekat menanyakan atau mengatakan hal itu langsung pada Argi. Blaarrr. Selesai semua. Argi bisa menaruh curiga padanya. Dan gagal lah kontrak yang sudah ia sepakati bersama dengan Nityasa Boy Senior.

"Sesuai yang tertulis di surat kontrak. Saya berjanji akan membiayai semua kebutuhan kamu. Baik untuk pendidikan maupun kehidupan. Selama Argi tidak tau apa yang sudah terjadi di antara kita.

"Adil, bukan?"

"Adil sekali," jawab Lastri serius. Menyambut uluran tangan pria yang tampak masih berusia dua puluhan awal itu.

"Ada apa, Lastri?" tanya Argi di sampingnya.

Lastri tak langsung menjawab. Sejenak ia melihat wajah polos remaja laki-laki di depannya. Ketulusan matanya. Dan bagaimana ia berusaha keras menutupi semua perbuatan gila kakaknya.

"Apa kamu sehat?" tanya Lastri tiba-tiba. Menyibak poni rambut lembut Argi.

Argi tersenyum lebar. "Sehat. Sangat sehat. Bahkan lebih sehat dari biasanya, Bu," jawabnya.

"Memang kenapa? Apa terjadi sesuatu yang baik dalam hidupmu?" tanya Lastri lagi.

"Benar," jawab Argi.

"Apa?" tanya Lastri.

"Kakakku membiarkan aku sedikit lebih bebas akhir-akhir ini," jawab Argi pelan. "Ah, itu bukan hal yang penting, sih. Ha ha ha," tawanya lirih karena masih ada di kelas.

Argi benar-benar tidak mengatakan apa pun soal tindakan pria gila itu padanya. Kenapa, Anargya, batin Lastri gundah.

"Lastri," panggil Argi melihat Lastri malah bengong setelah mendengar jawabannya.

"Argi..."

Kriiing kriiing kriiing. Bel sekolah berbunyi tiga kali pertanda waktu pulang sekolah telah tiba. Obrolan Lastri dan Argi terputus. Keduanya membereskan barang-barang ke dalam tas. Dan bersiap pulang.

Di perjalanan menuju gerbang. Argi dan Lastri tetap berjalan berdekatan seolah tak ada yang mampu memisahkan. Sebagian besar anak-anak yang melihatnya menyikapi itu dengan positif. Argi yang sebelumnya sangat tertutup mulai sedikit membuka diri pada lingkungan. Sementara Lastri yang sebelumnya saklek mulai terlihat lebih fleksibel.

Walau terlihat menikmati perkembangan hubungannya dengan Argi. Dalamnya Lastri merasa sangat tercampur aduk. Di satu sisi ia harus menjadi mata pria itu untuk mengawasi Argi saat di sekolah. Di sisi lain ia sendiri merasa mengkhianati Argi. Di sisi yang paling penting... ia tidak suka pada cara yang ia lakukan sekarang.

Pet/BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang