When the days are cold
And the cards all fold
And the saints we see
Are all made of goldWhen your dreams all fail
And the ones we hail
Are the worst of all
And the blood's run staleΞ Ξ Ξ
Terpisah jarak puluhan kilo dari bis yang membawa rombongan siswa siswi Smaspede ke lokasi bakti sosial. Seorang pemuda berusia dua puluh empat tahun berpenampilan lusuh. Tengah meringkuk sendirian di dalam kamar kosan yang sangat sederhana.
Tak ada satu pun pendingin ruangan seperti AC atau kipas angin di sana. Ditambah ruangan yang kecil. Dan barang-barang yang menumpuk tidak teratur. Membuat suasana kamar kosan itu sangat pengap dan menyedihkan. Sesekali terlihat hewan-hewan kecil. Seperti kecoa sampai kelabang hilir mudik melakukan "hubungan sosial".
Di dalam suasana remang-remang kamar yang hanya dipasangi lampu ber-watt kecil. Pemuda bertampang kusut itu. Tampak sangat risau memandangi layar smartphone. Jantungnya berdegub tidak karuan. Bukan karena berdebar menunggu suatu ketidakpastian. Tapi, lebih karena perasaan sedih dan putus asa. Yang memang mampu membuat banyak fungsi organ manusia jadi terganggu.
Sudah beberapa hari terakhir. Novel yang ia upload ke suatu platform baca dan tulis novel popular. Sama sekali belum mengalami kenaikan jumlah views. Padahal sudah beberapa bulan ia upload novel hasil karyanya ke platform itu. Yang ia dapat hanya seratus lima puluh tiga "mata". Tidak bertambah sama sekali. Rata-rata pembacanya bahkan tak selesai membaca chapter pertama.
Menyedihkan sekali. Puk. Tangannya tak lagi kuasa memegang gawai. Ia jatuhkan ke atas kasur bapuk yang entah kapan terakhir diganti seprainya. Ia sangat sedih. Ia sangat merana. Mengapa tak ada satu orang pun yang menyukai ceritanya?
Melihat novel-novel yang baru upload saja. Sudah mendapat ribuan views. Benar-benar membuat hatinya hancur. Apa yang salah dari cerita yang ia buat? Ia yakin ia sudah membuat cerita yang bagus dan antimainstream. Tapi, tak juga menarik untuk orang lain.
Berkali-kali ia intip novel-novel dengan jumlah pembaca jutaan. Like ratusan ribu. Dan ratusan ribu komen. Rata-rata ceritanya soal kisah cinta dan drama keluarga. Pernikahan terpaksa. Istri yang lemah dan selalu didzolimi oleh suami yang kaya raya. Suami tidak tau diri yang selingkuh dengan wanita bitch.
Ya sudah, begitu-begitu saja. Kisah cinta dan segala omong kosongnya memang tampak sangat menarik untuk manusia. Tapi, tidak untuknya. Untuknya semua cerita mainstream seperti itu hanya sampah.
Ia tidak pernah tertarik pada penderitaan yang "tidak realistis". Penderitaan yang hanya diciptakan untuk pelipur lara dan kesenangan.
Novel karangannya sendiri, Human in the Black Sand, menceritakan kisah yang cukup tidak biasa. Jika pembandingnya cerita-cerita yang sudah disebutkan di atas tentu saja. Tak ada cinta dalam ceritanya. Ada sedikit lawakan, tapi lebih seperti satir yang dalam. Humor-humor gelap tentang kematian. Lirik-lirik lagu sedih dari para penyanyi dari yang super terkenal sampai yang hanya virtual.
Bukankah semua itu sangat seksi?
"Hhhh... hhh... hhh..."
Ia sudah bertekad. Ia tak akan pernah membutuhkan cinta untuk menggapai impiannya menjadi penulis popular. Ia akan hidup, bernafas, makan, dan ditelan oleh kegelapan. Sekalipun seorang diri.
Berlatar dinding kotor yang ada di depannya. Terdapat dua buah poster junjungannya dalam dunia sastra yang ia puja setengah mati. Di sisi kiri terdapat gambar seorang sastrawan Jepang lama terkenal yang bernama Osamu Dazai. Pria yang meninggal karena bunuh diri itu. Sudah membuat suatu maha karya novel berjudul "Bukan Manusia Lagi". Yang memberinya banyak inspirasi untuk menorehkan tinta melalui tulisan.
Osamu Dazai adalah orang pertama yang membuatnya begitu ingin merangkul kematian. Namun, di sisi lain ia juga tetap ingin bertahan hidup.
Di sisi poster bergambar Osamu Dazai terdapat poster dengan latar gelap. Dan tulisan bertuliskan "sereNoir". Itu sendiri adalah "image" dari seorang penulis populer di internet yang membagikan hal-hal menyedihkan menjadi suatu cerita menarik. Tak ada yang tau bagaimana wajahnya. Apa jenis kelaminnya. Kewarganegaraannya. Semua tentangnya misterius. Sekaligus menarik. Apa yang ada di akun Instagram-nya saja hanya info-info seputar novel "kelabu" yang ia tulis.
Pemuda itu sangatlah mencintai karya-karya dari dua orang novelis itu. Berharap bisa berdiri sejajar dengan mereka. Melalui karya-karya kelabu ciptaannya.
"Seren Noir... Osamu Dazai... segelap apa hidup yang sudah kalian jalani...? Sampai bisa menulis cerita yang membuat pembacanya ingin mati..."
DOK DOK DOK.
Pemuda itu mendekati pintu kosan. "Iya."
"Mas Eir... itu... kamar mandinya sudah kosong," beritahu tetangganya di balik pintu. Masih topless dengan membawa sabun serta perangkat sikat gigi di dalam gayung.
Ξ Ξ Ξ
I wanna hide the truth
I wanna shelter you
But with the beast inside
There's nowhere we can hide...No matter what we breed
We still are made of greed
This is my kingdom come
This is my kingdom come...When you feel my heat, look into my eyes
It's where my demons hide, it's where my demons hide
Don't get too close, it's dark inside
It's where my demons hide, it's where my demons hide[Kalau kamu suka cerita ini jangan lupa masukkan dalam daftar favoritmu untuk mengetahui update terbarunya -.<]
Siapakah laki-laki ini dan apa hubungannya dengan main story? Ikuti terus ceritanya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Pet/Brother
General FictionDON'T COPY MY STORY! DILARANG PLAGIAT! [BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Sudah bertahun-tahun lamanya Argi hidup sebagai adik sekaligus "peliharaan" kakak laki-lakinya. Dan semua berjalan "baik-baik" saja. Namun, semua berakhir ketika ia terhubu...