Griseo

471 39 2
                                    

Sebelum membaca yuk jangan jadi silent reader lagi dan tunjukkan dukungan kalian dengan komen dan...

Sebelum membaca yuk jangan jadi silent reader lagi dan tunjukkan dukungan kalian dengan komen dan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu pasti tidak cukup bekerja keras, Eir..."

"Kamu pasti suka bermalas-malasan..."

"Kenapa kamu tidak bisa mendapatkan yang terbaik?"

"Kamu harus mengingat peran kamu di masyarakat."

"Kamu tidak boleh menunjukkan kecacatan atau kekurangan!"

"Sembunyikan semua kesedihanmu!"

"Luka, borok, kesakitan, semua itu bukan sesuatu yang harus kamu tunjukkan."

"Kamu harus selalu terlihat bahagia."

"Kamu harus jadi anak yang sempurna."

"Eir adalah anak laki-laki yang sangat cerdas."

"Eir adalah anak laki-laki yang sangat rupawan."

"Eir adalah anak laki-laki baik hati yang sangat sempurna."

"Tidak seharusnya Eir melakukan itu..."

"Kenapa kamu seperti itu?"

"Bukan itu yang kami mau darimu."

"Kamu bukanlah milikmu sepenuhnya."

"Eir adalah..."

"Eir adalah..."

"Eir seharusnya..."

"Eir harus..."

"Kenapa kamu ingin jadi penulis?"

"Tulisanmu tidak menarik."

"Tidak akan ada yang mau membaca sampah seperti ini."

"Bangunlah hidupmu yang benar."

"Jadilah seperti Papa."

"Jadilah seperti Mama."

"Impikanlah sesuatu yang mungkin kamu dapatkan."

"Penulis itu bukan pekerjaan."

"Penulis itu hanya hobi yang tak bisa diwujudkan semua orang."

"Penulis itu bukan pekerjaan."

"Apa yang kamu dapat dari menulis..."

"...tidak akan sebanyak apa yang kamu dapat dari pekerjaan normal..."

"Tapi, perjuangan yang harus kamu lalui lebih melelahkan."

"Bangunlah dari tidur panjangmu."

"Jangan bermimpi lagi."

"Menulis memang pekerjaan untuk sebagian orang."

"Tapi, bukan untuk kamu."

"Novel buatanmu itu jelek."

"Tidak akan ada yang tertarik membacanya."

"Kamu sama sekali tidak punya bakat."

"Kamu sama sekali tidak memiliki keberuntungan."

"Kamu tidak ada bedanya dengan sampah."

"Kamu hanya akan jadi manusia buangan jika menekuni jalan itu."

"Jangan lewati jalan terjal yang belum jelas akan mengarah ke mana."

"Kamu itu tidak punya bakat sesuai mimpimu, Eir."

"Kamu hanya akan terus jadi pecundang."

"Bangunlah dan raih tangan orang yang akan menuntunmu ke masa depan."

"Bukan kubangan kebohongan dan kepalsuan."

"Kamu harus sadar, Eir Griseo!"

"Kamu itu tidak berbakat!"

"Kamu itu tidak berbakat!"

"Kamu itu tidak berbakat!"

"Kamu itu tidak berbakat, Eir Griseo!"

"AAAAAAAAAAAAAAAAAKKKKKKKHHHHHH!!!!!!!!!!!!!!!"

"AAAAAAAAAAAAAAAAAKKKKKKKHHHHHH!!!!!!!!!!!!!!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ξ Ξ Ξ

Di dalam kamar kosannya yang kecil dan sempit. Juga kotor serta tampak menyedihkan. Ia meringkuk di atas kasur bapuk menyedihkan dengan tak kalah menyedihkannya. Entah kenapa sebanyak apa pun doa yang ia panjatkan. Sebanyak apa pun harapan yang ia gantungkan di angkasa. Sama sekali tak membuatnya hidup.

Ia hanya merasa semakin sedih dan kehilangan. Karena tak satu pun hal berjalan sesuai rencana.

Dengan tangan gemetar ia geser-geser layar smartphone. Melihat "kejayaan" dan "kebahagiaan" penulis lain yang memiliki ratusan ribu pengikut. Jutaan pambaca di novelnya. Jutaan cinta yang termanifestasi dalam like dan komentar.

Semua hal yang sudah ia harapkan sejak kecil. Kecil sekali.

Dan mereka... penulis yang bahkan jauh lebih muda darinya. Mendapatkan sesuatu yang sudah ia "doakan" sejak bertahun-tahun silam. Dengan mudah dan begitu cepat.

Semua yang ia harapkan sembari bersujud dan menangis di malam buta. Usaha berdarah-darah yang ia lakukan sampai dicap sebagai orang gila. Kewarasan yang ia biarkan ditelan oleh cerita-cerita hitam buatannya.

Noir.

Semua tidak ada hasilnya. Novel karangannya yang ia upload pembacanya saja sangat sedikit. Boro-boro like dan komentar. Tak ada hal seindah itu di dalam dunianya. Kenyataannya.

Semua benar-benar omong kosong.

Air mata menetes tanpa isakan. Ia sangat menderita karena harapannya. Doa-doanya. Cita-citanya. Dan ia pun tertimbun oleh rasa malu tanpa ujung.

"Wahai Tuhan yang berada di langit ketujuh...

"Selamatkanlah aku..."

Klik.

[TERIMA KASIH BANYAK untuk kalian yang sudah memutuskan untuk mengikutiku, menambah cerita ini ke perpustakaan/daftar bacaan kalian, membaca, berkomentar, atau memberi vote di bab mana saja. Aku sangat menghargai itu dan aku harap kalian terhibur dengan cerita buatanku -.<]

Apakah yang akan terjadi pada Eir Griseo? Siapakah ia sebenarnya? Berhasilkah ia melewati masalahnya?

Entahlah. Mungkin saja ia hanya karakter numpang lewat yang tak ada hubungannya dengan kisah ini. Tapi, ikuti terus ceritanya!

NB: Jangan lupa intip novel Noir yang lain juga, yaa. Terutama yang berjudul "MEDICALOVE: Clamping Horizon" karena itu baru terbit dan membutuhkan banyak dukungan dari kalian para pembacaku tersuuyuung

Sebuah kisah tentang dream, love, medical, and angst. Which one?

Pet/BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang