Keesokan harinya pukul tujuh pagi di pelataran halaman SMASU Spebius Deorsa atau yang kerap disebut Smaspede. Sudah ada tiga buah bus besar yang siap mengantar para guru dan siswa. Yang akan terlibat dalam bakti sosial yang dicanangkan oleh yayasan pemilik sekolah.
(Spebius Deorsa Special Senior High School aka Smaspede)
Berbeda dengan para calon relawan lain yang tampak ceria dan semangat. Untuk kegiatan yang akan memberi mereka sertifikat dan tambahan nilai ini. Lastri malah menepi sendiri di dekat bus yang terparkir. Sibuk melihat layar smartphone di tangan kirinya. Semua pesan yang ia kirim untuk Argi sudah centang biru. Tapi, no reply.
Tatapan wajah remaja laki-laki itu saat terakhir mereka bertemu. Benar-benar membuatnya terus kepikiran.
"Kenapa wajahnya tampak kesepian...?" tanyanya.
"Alastrionaaa!!!" pekik sahabatnya, Ratna.
Buru-buru ia masukkan Galaxy-nya ke dalam kantung jaket. Bisa berabe sampai sobatnya yang hobi ngegosip itu sampai tau isi pesan yang ia kirim untuk si Pangeran Nityasa. "Eh, sudah lengkap semua?" tanya Lastri seraya melihat ke segala arah. Memastikan tak ada siswa yang sudah terpilih untuk ikut serta. Tidak datang tanpa alasan atau sampai tertinggal.
"Masih ada satu dua anak yang belum datang. Tapi, jam setengah delapan teng gak datang juga setelah selesai absen masuk bus. Tamat riwayatmu, anak muda. Whe khe khe khe" jawab Ratna diiringi tawa kecil. Ia tak sampai hati memikirkan akan adanya hal seperti itu. Siswa bodoh macam apa pula yang akan menolak kesempatan "katrol" nilai semudah ini.
"Mm... apa Argi jadi salah satu dari satu dua orang anak yang riwayatnya akan tamat itu?" tanya Lastri.
Ratna langsung mencium aroma-aroma tidak sedap. Nduus nduus. "Untuk apa kamu tanya-tanya soal dia?" tanyanya.
"Kebetulan kami banyak ngobrol hari Jumat kemarin. Dia benar-benar terlihat antusias untuk kegiatan ini," jawab Lastri, "Kan aneh kalau dia sampai tidak jadi ikut."
"Benar juga, sih. Tapi, dua bodyguard-nya yang besar-besar itu tidak akan ikut, 'kan?" tanya Ratna memasang wajah eeyuuuh.
Lastri tertawa kecil. "Hee, ikut juga tidak apa-apa, 'kan? Agar bis kita jadi punya bodyguard juga."
Ratna mendekatkan tubuhnya ke tubuh Lastri. "Eh, kamu tau tidak?" tanyanya.
Lastri menggeleng. Menjawab, "Tidak."
"Aku dengar gosip soal keluarga Nityasa, lho," ucap Ratna membuka sesi ghibahan paginya.
"Aduh, aduh, aduh, kalau sama aku jangan ajak bergosip, deh," tolak Lastri menjauhkan telinganya dari bibir Ratna.
"Yee, ini bukan gosip, tapi fakta publik," sangkal Ratna.
Bedanya apa, dah, batin Lastri woles.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pet/Brother
General FictionDON'T COPY MY STORY! DILARANG PLAGIAT! [BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Sudah bertahun-tahun lamanya Argi hidup sebagai adik sekaligus "peliharaan" kakak laki-lakinya. Dan semua berjalan "baik-baik" saja. Namun, semua berakhir ketika ia terhubu...