Party of Life 4

276 13 0
                                    

Sebelum membaca yuk jangan jadi silent reader lagi dan tunjukkan dukungan kalian dengan komen dan... (Intip juga cerita baru Noir yg judulnya Etranger: Siswa x Mafia, yah 😆 Judulnya terinspirasi dari film BL Umibe no Etranger kalau ceritanya terinspirasi dari drama bl Kei x Yaku: Abunai Aibou dan anime bl Sasaki and Miyano, aduh bingung deh jelasinnya yg jelas cerita ini seru dan harus kalian baca 😉 Makasih)

Sekarang kita balik ke konflik si Tuan Besar saat masih muda.

Sekarang kita balik ke konflik si Tuan Besar saat masih muda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di tepi danau belakang hotel. Daru dan pemuda itu ngos-ngosan sesampainya mereka di sana.

"Kenapa kamu membawa aku ke sini?" tanya Daru setelah mulai bisa bicara.

Pemuda itu menjawab, "Membosankan kan di dalam sana?" tanyanya balik.

"Siapa sih kamu?" tanya Daru.

Pemuda itu mengulurkan telapak tangan, "Ah, panggil saja Dylan. Aku dari keluarga Nityasa," jawabnya.

"Kenapa kamu berkata seperti itu?" tanya Daru.

Pemuda bernama Dylan itu duduk di bangku batu tepi danau. "Kamu tau,'kan? Kedua orang tuaku baru saja meninggal."

Ah, aku dengar dari berita memang seperti itu, batin Daru, tapi, dia terlihat santai sekali.

"Aku tidak suka pesta The N Group setelah orang tuaku tidak ada. orang-orang dewasa itu jadi suka melihatku dengan pandangan kasihan. Atau anggapan kalau aku tidak akan bisa melakukan apa pun.

"Bodoh sekali," cerita Dylan.

"Kamu pasti... sangat independen," puji Daru.

"Ah, tidak juga, sih. Aku kan punya adik laki-laki yang masih kecil. Jadi, aku harus bekerja keras. Agar bisa cepat jadi orang dewasa yang berguna," balas Dylan.

"Adik, ya... Mungkin adikku juga sudah seumuran dengan adikmu. Kalau dia masih ada," ucap Daru berusaha menyembunyikan melodrama di matanya.

"Ah, Daru, aku tidak bermaksud membuatmu mengingat soal kejadian itu. Maafkan aku, ya," pinta Dylan menempelkan kedua telapak tangan di depan wajah.

"Ahahaha, tidak apa-apa, kok. Aku juga kan sudah membuatmu mengingat pengalaman yang tidak menyenangkan," balas Daru santai.

"A-hahaha, bagus deh kalau begitu," balas Dylan.

Entah kenapa perasaan Daru yang "kemrungsung" karena harus datang ke acara yang ia benci. Jadi sangat baik setelah bertemu dengan remaja itu.

Ξ Ξ Ξ

Setelah itu pun Dylan menjadi satu-satunya alasan Daru. Bersedia mengikuti pesta-pesta yang dihadiri oleh para anggota The N Group. Pertemuan yang awalnya mereka pikir biasa. Tak disangka berkembang menjadi suatu persahabatan yang tak lekang oleh waktu.

Masalahnya hanya... Alysa tidak akan menyukai itu. Walau selalu tampak lemah lembut dan kalem. Ia punya pandangan yang sangat miring pada anggota The N Group lain. Apalagi anak yang sudah tidak punya kedua orang tua seperti Dylan dan adiknya, Argi. Wanita itu sama sekali tidak mengizinkan putra semata wayangnya untuk berhubungan dengan Dylan di luar hubungan profesional.

Yah, tapi kan kami juga sudah tidak pernah lagi bertemu setelah malam itu. "Aku pulang," salamnya ketika memasuki rumah.

Tak diduga-duga. Alysa tengah duduk di salah satu sofa ruang tamu. Tampak tengah menunggunya. "Untung saja hari ini kamu pulang tepat waktu."

"Ada apa, Ma? Daru tidak habis melakukan apa pun yang tidak mama sukai, kok," tanya Daru ditambah pembelaan bersifat bias.

"Oh ya? Bukannya Mama sudah bilang ya sama kamu. Agar tidak berteman terlalu dekat dengan putra tertuanya Pandega Nityasa dan Ruth Nereida," tanya Alysa seraya mendirikan tubuh.

What the fuck! Daru menundukkan wajah. Membatin, emak-emak itu CCTV-nya ada di mana saja, sih? Kenapa aku melakukan apa pun selalu ketahuan??!

"Kenapa diam? Bingung mau mengelak seperti apa lagi?" tanya Alysa.

"Mama mendengar hal semacam itu dari mana, sih? Aku tidak mungkin lah melakukan apa yang Mama tuduhkan. Kami berdua kan sama-sama sibuk, Ma," sangkal Daru.

"Kamu mau tau Mama tau dari mana?" tanya Alysa.

"Iya, dong. Agar Mama tau kebenarannya. Agar tidak khawatir lagi. Dan jangan sampai merasa salah sangka," jawab Daru dengan intonasi anak yang sok berbakti.

Padahal... kenyataan tidak pernah seindah itu. Untuk kita semua para peliharaan sosial.

[TERIMA KASIH BANYAK untuk kalian yang sudah memutuskan untuk mengikutiku, menambah cerita ini ke perpustakaan/daftar bacaan kalian, membaca, berkomentar, atau memberi vote di bab mana saja. Aku sangat menghargai itu dan aku harap kalian terhibur dengan cerita buatanku -.<]

Ikuti terus ceritanya, ya! Ada kejadian membagongkan lho di chapter selanjutnya 😉

Pet/BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang