55 - Daylight

450 69 5
                                    

Written by 


Tangan dengan kuku cat hitam itu meletakkan cangkir antik di atas meja. Seorang pelayankemudian menghampiri dan dengan sigap menuangkan cairan berwarna merah kedalamnya. Tanpa perlu bertanya, Si Pelayan tau bahwa minuman itu bukanlah untuk SangMajikan. Pukul setengah sembilan pagi seperti ini bukanlah waktu bagi Nona Jennie untukmemuaskan dahaga, terlebih setelah menikmati darah segar semalam. 

"Apa kau tidak mengantuk, Nona?" tanya Si Pelayan mengingat bahwa biasanya pukulsegini Jennie masih tertidur. 

Jennie menggeleng sambil menatapi pintu hitam di seberang ruangan. "Bukankahseharusnya dia sudah bangun?" 

Tatapan Si Pelayan beralih ke pintu. Sejujurnya ia tidak tau jawabannya, karena ini pertamakalinya ia melihat Jennie membiarkan mangsanya menjadi vampir baru. "Apakah kau mauaku mengecek ke dalam, Nona?"

 "Tidak, tidak perlu," ucap Jennie. Ia lalu menyandarkan tubuhnya, mencoba menunggudengan sabar meskipun sesungguhnya dia sudah sangat bosan. Berapa lama lagi ia harusmenunggu? Pikirnya. 

Di dalam sana, tubuh kaku pria berkulit pucat itu sudah nyaris berubah seutuhnya. Bekasgigitan Jennie di lehernya pun sudah menghilang. Bagaikan lahir kembali, Yoongi punmembuka kedua matanya. 

Hal pertama yang Yoongi sadari saat membuka mata adalah rasa dahaga yang amatsangat. Ia haus. Kerongkongan dan area lehernya terasa begitu panas. Ah, omong-omongsoal bagian leher, Yoongi ingat akan kejadian semalam dan juga mimpinya. Yoongi bangundari tempat tidur, ia berjalan menuju cermin dan mendapati bayangan dirinya yang terasaasing. Ia mengecek bagian lehernya. Bersih, tidak ada luka maupun bekas gigitan disana. 

Saat kedua matanya menatap pantulan dirinya di cermin, Yoongi terkesiap. Ia menyadari irismatanya berwarna kemerahan, persis seperti wanita yang membeli nyawanya. Persisseperti seorang pria yang telah membunuh adiknya. 

Mengingat bagaimana pria itu menghisap habis darah adiknya, Yoongi yakin betul Si NonaPencabut Nyawa pasti telah membohongi dirinya. Jennie pasti telah bersekutu denganvampir lainnya dan menjadikan adiknya sebagai mangsa juga. Dengan marah, Yoongimenuju pintu ruangan itu dan mendorongnya kasar. 

Sementara di luar, melihat pintu hitam yang ia tunggu-tunggu akhirnya terbuka, Jenniemerasa begitu bersemangat. Ia tidak bisa menyembunyikan seulas senyum puasnya saatmelihat mangsanya telah berubah menjadi vampir baru seutuhnya. 

"Wahh.. melebihi ekspektasi," ucap Jennie setelah mengecek Yoongi dari ujung kaki hinggaujung kepala. Pria yang berdiri di hadapannya sekarang sungguh berbeda dengan manusialemah yang menjadi mangsanya semalam. Tatapan putus asa, wajah pucat dan tubuh lesuitu tidak terlihat lagi. Jennie pernah mendengar bahwa setiap vampir baru pada dasarnyaakan terlihat sama seperti wujud manusianya, namun dengan versi yang berkali-kali lipatlebih baik dan rupawan. Ternyata itu benar. Yoongi, mangsa-nya telah berubah menjadisosok yang mengintimidasi dan Jennie sungguh sangat puas dengan perubahan itu. 

"Kau menipuku?" kilauan merah di mata Yoongi membuat Jennie berdecak kagum. Kilauanmata itu benar-benar mengalihkan fokus Jennie dari pertanyaan Yoongi. Sibuk mengagumiversi baru dari Yoongi, Jennie lengah dan tidak menyadari amarah pria itu. Dalam sekejap,tangan Yoongi meraih leher Jennie, mencekiknya, memaksa wanita itu untuk berdiri. 

Benar juga, Jennie lupa. Kekuatan vampir baru tidak bisa diremehkan. Mereka punyakekuatan meluap-luap dan sulit mengendalikan diri. Tapi, kenapa harus mencekiknya?Kenapa Yoongi begitu marah padanya? 

"Lepaskan aku!" Jennie mencakar, memukul dan berusaha melakukan apapun agar Yoongimelepaskannya. Tapi tenaganya terkalahkan oleh Yoongi. Untungnya, di belakang sana SiPelayan tidak tinggal diam. Dipukulnya Yoongi menggunakan nampan antik di tangannya.

Our Yoonnie TaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang