56 - Undangan

715 91 10
                                    

written by _naafl

🖤🖤🖤

Jennie menghela napas berat. Melirik miris sekaligus aneh pada kartu undangan yang ia letakkan di meja.

Gadis itu baru saja membereskan meja kubikelnya ketika tiba-tiba saja disodori kartu undangan plus senyum sejuta arti oleh rekan sejawat. Dan nama yang tercetak pada undangan tersebut membuatnya patah hati seketika. Ah, bagaimana tidak? Nama yang tertera pada undangan adalah nama orang yang ia kagumi sekaligus cinta pertamanya.

Yah, walaupun sejak awal memutuskan untuk menjatuhkan hatinya pada sosok tersebut, Jennie sudah yakin kalau akan bertepuk sebelah tangan. Tapi tetap saja rasanya menyakitkan ketika orang yang kau sukai bahkan cintai tiba-tiba saja tanpa wara-wara menyebarkan kartu undangan pernikahan.

Padahal seingat Jennie, ia tidak pernah melihat sang pujaan dekat dengan wanita selain urusan kerjaan. Ah, jangankan melihat, mendengar desas-desus jika sang pujaan punya hubungan dengan wanita manapun saja tidak pernah. Lantas, secara mendadak menyebar undangan pernikahan. Parahnya pernikahan itu dilangsuknya besok paginya.

Tidak tahu lagi bagaimana galaunya hati Jennie saat ini.

"Hah~ kayaknya kudu berhenti nge-halu bisa punya anak kembar sipit sama Pak Yoongi deh." Gumam gadis itu sambil bersender lemas pada sofa dan menutup matanya dengan tangan.

Omong-omong, orang yang Jennie sukai sekaligus si penyelenggara nikahan tiba-tiba adalah CEO di perusahaan dimana ia bekerja. Min Yoongi namanya. CEO muda sekaligus tertampan di dunia,- menurut Jennie.

Kembali menghela napas, Jennie menegakkan duduk dan memfokuskan pandangan pada undangan bertema black-gold di hadapannya. Lebih tepatnya pada nama 'Min Yoongi' tanpa ada nama wanita di sebelah atau bawahnya. "Kenapa nama pengantin wanitanya gak ada? Ya kali Pak Yoongi nikah sama hantu cewek?" Jennie menepak jidatnya sendiri "Dih, ngawur banget! Kalau gitu mending sama gue!"

"Huh, ngarep banget sih." Dengusnya sedih kemudian.

Tertawa sendiri—walau miris- Jennie menggelengkan kepalanya. "Hah, mungkin aja nama ceweknya ada di dalam undangan. Ish, gak siap gue lihat nama Pak Yoongi bersanding sama cewek lain." Gadis itu menggerutu dramatis sambil mengacak rambutnya.

Melirik undangan, Jennie mengeluh, "Tapi gue penasaran..., huaaa Bunda! Anakmu kudu ngapain?!"

Duk! Duk!

"Jen! Ngapain sih teriak-teriak? Berisik nih!"

Jennie meringis mendengar teguran sang kakak dari dalam kamar. Beberapa saat, sang kakak yang di maksud keluar dengan muka bantal plus kesalnya menatap pada Jennie yang cengar-cengir tak tahu diri di sofa.

"Napa sih? Kusut banget lo punya muka." Tanya Namjoon setelah duduk dan bersandar sambil menutup mata di sofa berhadapan dengan Jennie.

"Bang, Pak Yoongi mau nikah."

Mendengar suara lesu di tambah nada mau menangis sang adik membuat Namjoon berusaha menahan tawa: 'Pasti belum buka undangannya nih, lagian si pucat pake gak ngasih tau Jennie langsung.'

"Ya terus apa urusanya kalau si Yoongi mau nikah?"

"Sial, punya Abang gak ada peka-pekanya kalau adik lagi patah hati." Gumam Jennie mendecih.

"Siapa coba nama pengantin wanitanya?" tanya Namjoon sambil menahan senyum.

Jennie kembali melirik undagan yang masih rapi terbungkus plastik itu. "Gue gak tau dan gak mau tau. Makan hati kalau gue lihat nama ceweknya. Bang, usir kartu undangannya jauh-jauh." Suruh Jennie sambil menangkup wajah dengan tangan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 31, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our Yoonnie TaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang