51 - Penguntit

457 86 7
                                    

Written by smurfYoonnie

🖤🖤🖤

Malam semakin larut ketika segerombolan anak muda tengah melaju dengan mobil mereka menuju sebuah tempat. Dua mobil dari kota itu memasuki sebuah daerah pedalaman yang didalamnya menyimpan keindahan.

Masing-masing mobil berisikan enam orang, dimana totalnya adalah 12 orang yang tengah melakukan perjalanan berlibur ke sebuah pantai. Mereka memanfaatkan liburan semester ini untuk menghabiskan waktu bersama.

Jennie, salah satu gadis diantara kumpulan itu tengah menyamankan diri bersandar pada bahu orang disampingnya. Yoongi, lelaki yang berstatus sebagai kekasihnya sejak dua tahun lalu itu melirik Jennie disampingnya, lalu tersenyum kecil.

"Kau menyukai perjalanannya?" tanya Yoongi.

Jennie mengangguk, "Aku senang bisa berlibur bersamamu juga sahabat-sahabat kita."

"Sepertinya liburan kali ini akan menyenangkan."

Jennie menoleh ke bangku belakang, lalu tersenyum pada sahabatnya, Rose.

Dia tidak ingin menyetujui ataupun menyanggah ucapan sahabatnya itu. Karena sebenarnya perasaannya mulai tidak enak ketika matanya berhasil menangkap sosok yang tak ingin dilihatnya sebelum mereka memasuki kawasan ini.

Tadi sebelum mereka memasuki kawasan desa ini, temannya yang bernama Seokjin dan Jungkook sempat mampir ke sebuah minimarket untuk membeli minum. Dan Jennie melihat ada sosok kakek tua yang terus memperhatikan ia dan sahabat-sahabatnya. Kakek tua itu menatap Jennie yang tertangkap basah sedang memperhatikan sang kakek itu.

Jennie sempat membuang pandangannya, tak ingin ketahuan jika ia sebenarnya bisa melihat apa yang orang lain tidak bisa lihat. Jennie menyadari kebodohannya karena tertangkap basah oleh sosok kakek tua yang Jennie yakini bukanlah seorang manusia. Ya, Jennie bisa melihat hal-hal yang seperti itu. Tepatnya sejak tiga bulan yang lalu setelah neneknya meninggal dunia. Orangtuanya bilang, mungkin neneknya mewariskan hal itu pada Jennie sebagai cucu kesayangannya.

Jujur saja, Jennie benar-benar tak menyukai ini. Ia belum terbiasa, dan ia membenci hal ini. Bisakah neneknya mengambil hal ini darinya? Jennie benar-benar membenci apa yang orang sebut 'kelebihan' ini.

"Taehyung, apa kau sudah lelah menyetir? Kita bisa tukar tempat." Ucapan Yoongi memecahkan lamunan Jennie.

"Ah tidak apa, Hoseok bilang villa pamannya sudah dekat kok." balas Taehyung yang sedang menyetir di kursi depan.

Jennie kembali melirik Yoongi saat lelaki itu memeluk tubuhnya dari samping.

"Kau kedinginan?" tanya Jennie.

"Tidak. Justru aku tidak mau kau kedinginan." Jawab Yoongi diiringi senyuman manisnya.

Jennie tidak bisa menyembunyikan senyumnya karena sikap Yoongi yang begitu manis. Namun ingatannya kembali melayang pada sosok kakek tua tadi. Hal yang sejak tadi membuatnya bingung adalah tatapan kakek itu pada Yoongi. Kakek itu terus memperhatikan Yoongi yang sedang sibuk memindahkan dus air mineral ke dalam bagasi mobil. Setelahnya, kakek itu menggeleng pada Jennie, kembali melirik Yoongi, lalu menggeleng lagi pada Jennie.

Jennie tidak mengerti maksud sebenarnya yang ingin disampaikan kakek itu. Namun jika dilihat dari sorot matanya, kakek itu seolah meminta Jennie dan teman-temannya untuk jangan pergi. Apa maksudnya jangan pergi ke villa dan pantai itu?

CKITTTT!!!

Jantung Jennie berdegub dengan kencang ketika tubuhnya terdorong kedepan dengan tiba-tiba. Jika saja ia tidak memakai sabuk pengaman, juga jika Yoongi tidak memeluknya, ia dipastikan terpental ke bangku depan.

Our Yoonnie TaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang