04 - What Happened

2.2K 224 25
                                    

"Brengsek!!"

Suara makian itu membuat dua insan berbeda gender menghentikan kegiatan mereka. Kim Jennie, sang pemilik suara yang barusan mengumpat itu tersenyum sinis padahal dalam hatinya mati-matian menahan tangis yang meraung meminta keluar.

"J—jennie," gagap si pria.

"Uh, padahal aku hanya ingin mengucapkan selamat anniversary" ucap Jennie, dirinya memutar malas kedua matanya, mencoba bersikap biasa meskipun sebagian adrenalin dalam tubuhnya syok akan kejadian yang barusan ia lihat. Lalu kedua matanya tajam melihat dua orang yang berusaha menutupi bagian atas tubuh polos mereka,

Si pria mendorong wanita yang di atas tubuhnya, lalu mencoba mendekat ke Jennie dan meraih tangan halus itu namun ditepis oleh si empu. Yoongi mencoba menjelaskan sesuatu, dirinya hanya telanjang atasan, sepertinya Jennie mengganggu disaat keduanya masih baru memulai, haha.

"Bagaimana bisa? Ternyata hari ini juga hari perpisahan kita ya?" Tanya Jennie parau, tiba-tiba dirinya merasakan pusing yang hebat di kepalanya.

"A—apa maksudmu?" Tanya si Pria, dirinya mencoba meraih tangan Jennie kembali, tapi lagi-lagi di tepis oleh si empu.

Jennie mencoba tersenyum, "berbahagialah" ucap Jennie sebelum dirinya berlari keluar dari apartemen kekasihnya, ah atau bisa dikatakan mantan kekasih?

Sampai di depan apartemen, dirinya sudah tidak lagi menahan air mata yang daritadi meronta ingin jatuh. Dirinya berjalan sambil terisak keras, meluapkan amarahnya di tengah jalan. Tidak peduli bagaimana orang-orang melihatnya dan menaruh kasihan serta iba akan penampilannya saat ini.

Tidak jauh, Jennie sampai di apartemen temannya. Roseanne. Dirinya memang tidak ingin pulang ke apartemennya. Takut-takut si Mantan mencoba untuk ke apartemennya karena sedari tadi ponselnya terus mengeluarkan bunyi yang ia pastikan akibat lelaki brengsek itu.

"Hei, whats going on?" Tanya Rose saat dirinya terkejut melihat Jennie dengan penampilan yang bisa dibilang berantakan juga mata yang sangat terlihat sembab itu.

Jennie tidak berkata apapun, dirinya langsung menubruk gadis itu. Terus terisak. Rose yang awalnya bingung karena kejadian ini, mencoba memberi pengertian dengan mengelus punggung Jennie sambil mengucapkan kalimat penenang sebisanya. Hingga tidak lama tidak ada pergerakan dari gadis yang memeluknya, Jennie pingsan.

🖤🖤🖤

Jennie perlahan membuka kedua matanya, pusing masih mendera kepalanya membuat ia meringis pelan. Dirinya melihat tembok bercat pink yang ia yakini ini adalah kamar teman baiknya, Roseanne.

"Sudah bangun, nyonya?" Tanya Rose setelah ia masuk ke dalam kamarnya sambil membawa nampan yang berisi air putih dan juga bubur dalam mangkuk.

Rose berjalan mendekat ke ranjangnya, lalu dirinya meletakan nampan di atas nakas samping ranjang.

"Uh aku pingsan sampai pagi ya?" Tanya Jennie. Dirinya berusaha duduk dari posisi berbaringnya.

Rose mengangguk, "kau datang lalu menangis setelah itu pingsan sampai pagi. Jadi bisa jelaskan apa yang terjadi karena aku tidak mau menyesal tentang usahaku yang harus membopongmu ke dalam kamarku dengan tubuh sebesar itu," Rose berucap dengan nada kesal,

Sedangkan Jennie tertawa kecil karena tidak bisa membayangkan bagaimana susah nya Rose membawa dirinya ke dalam kamar. Padahal di dalam hatinya ia masih belum bisa tegar dengan kejadian yang paling menyedihkan seumur hidupnya tadi malam

"Bagaimana kau bisa tertawa seperti itu, nyonya? Setelah kemarin menangis keras seperti kehilangan masa depanmu?" Sarkas. Ucapan Rose tepat mengenai ulu hatinya.

Our Yoonnie TaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang