31 - Married 'cause Allah

815 114 22
                                    

Written by littlemeonnie

🖤🖤🖤

Perkenalkan, tokoh utama dalam cerita ini adalah seorang gadis yang bernama Jennie. Ah, gadis yang dikenal sebagai sosok yang anggun, pemalu dsn juga agamis. Itupun bisa dilihat dari cara berpakaiannya juga dengan tingkah lakunya, gadis yang menjadi idaman banyak lelaki itu sangat pemalu jika bertemu orang baru tapi juga penyayang dan sangat sabar. Ia juga sangat penurut dengan abi dan uminya.

Sekarang gadis itu sedang duduk di kursi yang ada di balkon kamarnya setelah pulang dari menyelesaikan tadarusnya usai melaksanakan sholat tarawih berjamaah di masjid dekat rumahnya. Gadis itu masih memakai mukena berwarna putih bersih miliknya yang sering ia pakai, terdiam menikmati angin malam yang lewat, meski sedikit dingin tapi gadis itu merasa sedikit segar karena hal tersebut.

"Aduh, anak umi. Malam-malam gini duduk di balkon, nanti kalau masuk angin, gimana?" ucap uminya kala itu yang tanpa dia sadari sudah berada di tengah pintu kaca balkon kamarnya.

"Umi?" Jennie yang menyadari keberadaan uminya saat itu langsung berdiri sambil tersenyum. "Umi, kok tiba-tiba ada disini?" Tanya Jennie kembali.

Uminya terkekeh, "Orang umi tadi udah ketok pintu kamar kamu, tapi kamunya ngga nyahut. Umi kira udah tidur, eh taunya lagi ngelamun di balkon."

"Hehe, Jennie lagi nikmatin angin malam mi, seger banget."

"Oh iya nak, besok dirumah kita bakal kedatangan tamu, keluarga temen abi kamu sekalian buka puasa bersama mereka." Ucap uminya, beliau sudah duduk di kursi diikuti Jennie.

"Siapa, umi?" Tanya Jennie penasaran. Dirinya masih beradu pandang dengan uminya.

"Itu loh, teman abimu yang mendirikan pesantren Madani."

"Oh ustadz Min?"

Jennie masih ingat dengan pendiri Pesantren yang pernah menjadi tempat belajarnya selama 3 tahun dulu. Ustadz Min yang sangat ramah dan juga baik hati. Pesantren Madani yang didirikannya dengan bantuan abi dan teman-temannya yang lain kini menjadi salah satu pesantren yang terkenal di kotanya hanya dalam waktu 5 tahun, itu karena fasilitas dan cara pengajarannya yang sangat baik meski sangat ketat. Jennie dulu sangat merasa betah berada di pesantren itu, bertemu dengan banyak teman, ustadz dan ustadzah yang sangat baik dan juga ramah. Tapi jangan tanya ketika seorang santri melakukan pelanggaran, mereka akan diberi sanksi yang tegas. Dulu Jennie adalah salah satu santri yang terbaik di pesantren, dia bahkan pernah menjabat menjadi ketua kamar gadis, pekerjaan yang sedikit berat tapi harus ia terima karena kepercayaan para ustadzah dan teman-temannya padanya. Ah, Jennie jadi rindu dengan teman-teman kamarnya. Kini mereka jarang bertemu karena kesibukan masing-masing.

"Iya nak, sekeluarga besok akan berkunjung kesini." Ucap uminya yang ia balas dengan anggukan serta senyuman.

Uminya berdiri, Jennie yang melihat itu juga ikut berdiri. "Kamu cepat tidur ya, biar besok sahurnya engga telat."

"Siap umi, hehe." Jennie membalasnya sambil berpose hormat, ia memang pendiam tapi jika dengan orang terdekatnya, ia amat suka bercanda. Contohnya seperti ini, uminya sampai geleng-geleng kepala sambil tertawa melihatnya.

🖤🖤🖤

"Jennie, sudah siapkah?"

Tanya Umi yang sedang ada ditengah pintu kamar Jennie, Jennie menoleh ke arah uminya, melihat uminya itu sudah berpakaian rapi, sangat cantik. Memang uminya sudah menyuruhnya bersiap setelah mereka menyelesaikan masalah dapur dan kini Jennie sudah siap dengan pakaian syar'i-nya. Jennie berdiri dari kursi didepan meja riasnya, ah dia hanya memakai make-up sehari-harinya, tidak terlalu tebal dan sesuai ajaran agamanya. dirinya mengangguk sambil tersenyum.

Our Yoonnie TaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang