Addicted to Yoongi (Epilog)

1.2K 129 39
                                    

"Jennie!"

"Kim Jennie!"

Gadis itu membuka mata lentiknya perlahan, menatap sekeliling ruangan yang gelap tanpa ada pencahayaan sedikit pun. Hanya ada setitik cahaya dan itu pun berasal dari mata birunya sendiri.

'Diriku sudah mati?'

"Jennie!"

Suara itu memanggilnya kembali dan menggema di setiap sudut ruangan itu, Jennie merinding tetapi ia seperti mengenal suara itu.

Iya, suara seseorang yang baunya begitu menjadi candu baginya dan ternyata adalah mate yang selama ini ia cari, Min Yoongi.

Lalu dengan tergesa, ia bangun. Mencari dimana sumber suara itu berasal, ingin rasanya ia berteriak kencang dan balik memanggil pemuda itu, tapi rasanya seperti ada yang mencekik lehernya, membuat dirinya tak sanggup mengeluarkan suara sedikit pun dan bahkan badannya begitu berat untuk digerakkan.

"Kim Jennie!"

Namanya berulang kali disebut, tapi tak kunjung ia temukan dimana sumber suara itu. Dengan langkah beratnya, ia sedikit berlari kecil mencari sosok pemilik suara yang ia nanti, tapi bahkan ia tidak bisa melihat apapun di ruangan ini. Ia seperti berlari di sekeliling ruangan gelap tanpa ujung ini.

"Jennie!"

Lelah, dirinya lelah berjalan satu jam tanpa menghasilkan apa-apa. Ia tau, kini ia terkurung. Ia terduduk, suara yang memanggil namanya terus-terusan terulang dan membuat gendang telinganya hampir pecah, dirinya menangis. Ingin kembali ke dunia sebelumnya, tapi jika di ingat-ingat, bahkan pemuda itu tak ingin sosoknya ada di muka bumi.

Tapi kenapa ia yang harusnya mati, malah terkurung di ruangan tanpa ujung ini? Apakah ini yang dimaksud neraka? Tapi bukankah kata orang, neraka itu tempat dimana kobaran api yang begitu panas ada dimana-mana.

Jennie terdiam sambil sesenggukan, tiba-tiba rindu keluarganya. Kenapa ia bernasib seperti ini? Ingin menyalahkan pemuda itu tapi tidak seharusnya ia melakukan itu, lagi pula manusia mana yang mau menikahi siluman sepertinya? Omong-omong, Jennie begitu rindu baunya lagi.

Dan apa ini?

Jennie tersadar, dirinya mengusap sisa air mata yang masih ada di pipinya. Ia menekatkan hati, berdiri dari duduk lelahnya. Mengendus bau yang ia yakini adalah milik pemuda itu, dirinya melangkah pelan sambil memejamkan mata, memfokuskan diri untuk mencari dimana bau wangi ini berasal. Tak sadar dirinya sudah melangkah terlalu jauh dan sumber baunya semakin dekat, ia membuka pejaman matanya.

"Jennie!" Alunan suara itu berbisik di dekat telinganya, Jennie bersumpah ia masih sadarkan diri dan melihat pemuda itu berdiri tepat di depannya. Entah kenapa perasaan rindu semakin kuat dan membuat dadanya semakin sesak, tanpa pikir panjang Jennie memeluk pemuda di depannya ini.

Dan setelahnya ia merasa, cekikan dilehernya terasa semakin ringan, beban di lehernya seakan semakin mengurang dan ia merasa euphorianya datang. Jennie merasa pelukan ini begitu nyaman dan ia begitu mengantuk, ingin memejamkan mata karena terlalu lelah dengan kejadian yang menimpanya, berharap setelah ini semuanya akan baik-baik saja.

"Jennie!"

"Jennie!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Our Yoonnie TaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang