24 - The Gift

930 112 7
                                    

Written by Kamelzy1

🖤🖤🖤

Jennie tersenyum manis mempersilahkan semua teman SMA-nya masuk ke dalam atas rooftop pada gedung kosong yang sengaja dia beli demi melancarkan kejutannya untuk Min Yoongi, kekasihnya. Gadis itu mempersilahkan semua orang itu memasuki kawasan atap, sambil menggoyangkan segelas minuman di tangannya.

Setelah memastikan jumlahnya pas dan dia bisa memulai acaranya, gadis itu kembali menyuguhkan senyuman anggunnya sekaligus berbicara menggunakan miknya. "Untuk ulang tahunku malam ini, mari kita buka pestanya dengan bersulang bersama!" ucapnya mengangkat gelas itu dan langsung diikuti oleh seluruh orang di dalam tempat itu.

Jennie menahan gelas itu agar tak terangkat terlalu tinggi hingga minuman itu tak menyentuh bibir merahnya. Sebelah alisnya terangkat dengan seringai yang terbentuk sempurna melihat beberapa orang di hadapannya itu ambruk, beberapa dari mereka masih menatap Jennie dengan mata membulat tak percaya.

Gadis itu lalu mengeluarkan pistol yang dia sembunyikan balik dress-nya, tanpa jeda, tanpa aba-aba, gadis itu menembak siapapun yang masih berdiri tanpa memegang gelas. "Sudah kubilang untuk bersulang bukan?" dingin gadis itu masih mendapatkan tatapan tak percaya dari teman-temannya, "Pestanya akan dimulai."

Jennie tersenyum senang ketika membaca isi pesan yang baru saja dia dapatkan dari kekasihnya, pria itu akan datang, pria itu telah dalam perjalanan. "Yang bener-benar ulang tahun akan datang," gumam gadis itu pelan. "Aku akan cepat."

"Jennie ... kenapa?" tanya salah satu temannya yang sekarat.

Jennie kembali memasang senyuman manisnya tanpa merasa bersalah sedikitpun, "Kenapa?" tanyanya polos, dia menendang tubuh lemah itu hingga mendekat ke beberapa tumpukkan manusia sekarat di tengah rooftop itu. Gadis itu kembali tersenyum, dia lalu berjongkok dan mengusap pelan wajah pria itu dengan ujung telunjuknya. "Kalian temanku yang berharga, karna itu ..." Jennie kembali menyeret orang lain dan melempar tubuh lemah itu hingga menimpa tubuh lainnya. "Aku ingin kalian menjadi hadiah terbaik untuk kekasihku."

"Sinting!" umpat salah satu orang membuat Jennie tersenyum dan menoleh menatap wajah orang itu.

"Taehyung-ah, kau akan mati paling akhir." Jennie membersihkan tangannya setelah menyeret banyak orang dan menumpuknya bagaikan gunung besar yang dia pikir mirip seperti kue ulang tahun, "Terima kasih atas pujiannya."

Jennie mengambil jerigen besarnya lalu mengitari tumpukkan manusia sekarat itu dan menyiraminya. Gadis itu naik ke puncak, menginjak kepala orang-orang itu lalu menyiraminya dari atas. Dia lalu melompat turun ke bawah dan berjongkok di hadapan Taehyung yang memang berada di tumpukkan agak bawah.

Gadis itu menjambak rambut basah Taehyung agar bersitatap dengannya. Namja itu menatap Jennie dengan napas tersengal, menyeringai kecil lalu meludah dan tepat mengenai wajah gadis di hadapannya. Jennie hanya tersenyum kecil, menghapus air liur di tulang pipinya itu sambil mengeraskan jambakkannya pada rambut Taehyung.

"Kau tahu aku Taehyung," dingin gadis itu pelan. "Kau mengenalku."

"Hehe," balas namja itu masih dengan napas tersengal. Dia tahu bahwa ini adalah akhir dari dirinya.

Jennie takkan pernah bisa terpancing olehnya.

Harusnya dia tak datang.

"Akh!" jeritnya tertahan ketika dia merasakan ketukkan keras di kepalanya. Namja itu kembali membuka matanya, menatap Jennie yang kini berjalan menjauh dengan pistol yang dia putar-putar menggunakan jarinya. Dia mengetukku dengan pistol sialan!

Tak jauh di hadapan gadis itu, ada Min Yoongi, kekasih Kim Jennie.

Iblis sialan!

Yoongi tersenyum hangat ketika Jennie membukakan pintu untuknya. Namja itu memeluk tubuh kekasihnya hangat sambil menatap sesuatu yang ada di balik gadis itu.

Tak jauh di belakang Jennie, ada tumpukkan manusia yang dibentuk seperti gunung dengan hiasan pita di sekitarnya serta meja dan kue beberapa meter dari tumpukkan itu. Yoongi tersenyum senang, Jennie tak mungkin menjadi gadisnya jika dia tak bisa membuat kejutan sebagus itu.

"Apa itu lilin-nya?" tanya namja itu menyadari sebuah kepala wanita yang dibiarkan berdiri di puncak tumpukkan itu dengan sebuah bom kecil di atasnya.

Jennie melepas pelukkan itu, membiarkan tangannya masih memeluk leher Yoongi sedangkan wajahnya bersitatap dengan mata pria itu. "Mereka mati?" tanya Yoongi lagi.

Jennie menggeleng, "Masih hidup." Gadis itu menggandeng tangan Yoongi untuk mendekati meja di dekat tumpukkan manusia sekarat itu. "Aku hanya membius mereka dengan racun baruku, ternyata hasilnya lumayan."

Yoongi terkekeh kecil, matanya tanpa sadar menatap sosok Taehyung yang ada di antara tumpukkan itu. "Kembaranmu?" tanya namja itu tak percaya. "Kau akan membunuhnya?"

Jennie tersenyum kecil, "Kau yang akan membunuhnya, Min Yoongi."

"Baik-baik," ucapnya santai.

Dia lalu menyingkirkan kue tersebut, setelah itu mendudukkan dirinya di atas meja dan meminta Jennie untuk duduk di sampingnya. Gadis itu menurut, dia selalu menurut dengan segala hal yang Yoongi ucapankan. Yoongi suka, Jennie memang semenurut itu bahkan dalam perintah-perintah gilanya.

"Bagaimana cara menyalakan lilinnya?" tanyanya, Jennie lalu memberikannya tombol khusus dan menyerahkannya pada Yoongi.

"Kau hanya perlu menekannya."

Yoongi mengangguk santai, dia lalu mengusap pipi Jennie, menatap dalam mata kucing kesayangannya itu lalu menyingkirkan beberapa helai rambut di bahu gadis itu. Dia suka leher Jennie, jadi dia ingin melihatnya terlebih dahulu.

"Happy birth day, Paduka."

Yoongi terkekeh kecil mendengar ucapan Jennie. "Aku lebih suka kado yang ini," ucapnya mendekatkan dirinya pada wajah Jennie, mencium dengan pelan bibir ranum gadis itu lalu menekan kuat tombol di tangannya.

Ciuman mereka disaksikan dengan suara bom dari tumpukkan manusia sekarat itu, dengan jeritan sesak dan teriakkan kesakitan orang-orang yang terbakar hidup-hidup. Jennie suka latar ciuman mereka kali ini, Yoongi memang tahu bagaimana membuat timing dengan bagus.

Mereka melepas ciuman itu dengan senyuman puas ketika mendengar suara sirene polisi. Yoongi menarik gadis itu untuk mengecup dahinya sekilas lalu berlari bersama sebelum polisi datang ke atap dan menangkap mereka.

Pembunuhan

Pelarian

Api

Darah

Adalah warna dari kedua manusia itu. Orang bilang mereka adalah penerus dari Jerome Valeska dan Barbara Kean yang menghilang di kota Gotham ini. Walaupun Jennie dan Yoongi lebih gila dari kedua pembuka kehancuran kota itu sendiri.

"Mereka lolos lagi sial!" geram salah satu polisi ketika sampai di atap itu.

END

HAPPY BIRTHDAY MIN YOONGI!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY BIRTHDAY MIN YOONGI!

Ini chapter terakhir dari challange Yoongi's birthday, spesial pakai telor dari author Kamelzy1

Our Yoonnie TaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang