02 - 5 Minutes More

3.7K 298 32
                                    

Halo? Ada yg nunggu ini update?
Sorry for late update, i hope u enjoy for reading.

🖤🖤🖤

🖤🖤🖤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jennie POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jennie POV

"Truth or dare?" Lisa mengedipkan sebelah matanya dan memutar botol anggur di meja.

"Oh, come on! Tidak adakah permainan lain yang lebih seru?" Aku memprotesnya meski aku tau itu percuma. Kedua temanku yang lain, Rose dan Jisoo hanya menanggapi ucapanku dengan dengan senyuman jail. Aku yakin mereka sudah merencanakan ini. Tanpa perlu menunggu botol itu berhenti berputar pun, aku tau botol itu akan berhenti ke arahku. Dan benar saja, botol anggur itu melambat hingga ujungnya menunjuk tepat diriku. Spontan semuanya tertawa.

"Whaa, daebak.. Lisa-yya... kau pakai kekuatan apa hingga botolnya menunjuk orang yang tepat?" Jisoo terbahak.

"Jaemisseo.. Jinjaa.. ini akan benar-benar seru." Rose menyikutku, memberi tatapan prihatin yang tentu saja pura-pura.

"Geureom, Jennie-yya.. truth or dare?" Tanya Jisoo semangat, terlihat benar-benar tidak sabar. Aku bisa membaca kedua matanya itu memintaku mengatakan 'dare'.

Ah, mereka ini benar-benar..
Aku menatap ujung botol itu dengan sedikit kesal. Gigi depanku menggigit ujung kuku telunjuk sambil berpikir. Kalau saja aku tidak ingat bahwa ini hari perpisahanku dengan mereka, aku pasti akan menolak permainan konyol seperti ini. Tapi, demi menyenangkan teman-teman kesayanganku ini aku tau harus memilih apa.

"Hmm.. pasti kalian akan lebih senang jika aku memilih 'dare' kan?" tanyaku sarkastik.

Mereka bertiga mengangguk kompak, membuatku tersenyum karena ketiganya sungguh terlihat imut. Tapi, senyumku tidak bertahan lama karena mereka segera menoleh satu sama lain dan mendiskuskan tantangan yang akan mereka berikan. Lebih tepatnya pura-pura berdiskusi.

Oh, ayolah aku tau mereka bahkan pasti sudah menentukan tantangan apa yang ingin diberikan kepadaku bahkan sebelum mereka berangkat ke sini.

Aku melipat kedua tanganku di depan dada, memperhatikan wajah mereka satu persatu, merekam kehangatan tawa mereka dalam benakku. Aku tidak tau apakah keputusanku untuk meninggalkan dunia modelling adalah keputusan yang tepat. Dan bahkan hingga detik ini, di saat aku sedang mengadakan farewell party dengan ketiga temanku yang sesama model ini, aku masih tidak yakin dengan keputusanku. Tapi, yakin atau tidak yakin bukanlah hal yang penting. Karena sekalipun tidak yakin, aku tetap tidak bisa bertahan di dunia modelling. Tidak setelah skandal itu.

Our Yoonnie TaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang