52 - Bloody Night

450 79 4
                                    

Written by Kamelzy1

🖤🖤🖤

Malam Helloween adalah malam dimana orang-orang biasa menggunakan kostum seram dan berkunjung ke rumah para tetangga mereka untuk meminta permen atau makanan manis lainnya. Di seluruh dunia, apa yang terjadi di malam helloween biasanya hanya sebatas itu saja.

Namun, malam helloween di distrik K sangatlah berbeda dengan malam helloween yang biasa terjadi di dunia pada umumnya. Distrik K pun sejujurnya sudah menjadi pengecualian karena tempat itu adalah markas para mafia-mafia ternama di dunia, maka seperti simbol mereka yang berhuruf K, juga pada definisi huruf tersebut yang berarti Killer.

Helloween di tempat itu adalah tentang pembunuhan yang sebenarnya.

Helloween disana tak lebih dari sekedar permainan para pembunuh yang disiarkan langsung di sebuah situs darkweb. Sebuah permainan satu malam dimana mereka bebas membunuh siapapun di distrik itu dengan syarat, mereka tak boleh memperlihatkan identitas mereka.

Seluruh cctv di distrik itu sudah dipegang oleh sekelompok hacker, topeng biasa terkadang sangat untuk mengungkap identitas mereka, terlebih jika topeng itu hanya menutupi sebagian wajah saja. Karena hal itu juga, malam helloween adalah malam dimana lampu kota padam seluruhnya, semua orang membunuh di dalam gelap, jika ada satu saja yang tertangkap identitasnya karena terkena cahaya lampu, maka dia akan langsung ditangkap dan dieksekusi keesokkan harinya.

Mereka menyebut malam itu sebagai Bloody Night.

Jennie sejujurnya membenci malam seperti karena selain dia mau tak mau harus ikut turun tangan, hal lainnya adalah karena dia tak suka gelap. Namun, hal berengsek lainnya adalah dia malah mendapatkan misi untuk membunuh salah satu kaki tangan musuhnya sendiri.

Wanita itu ingin menyelesaikannya sebelum malam tiba, namun bos sintingnya itu malah melarangnya karena alasan yang sangat konyol. "Aku tak bisa menontonmu jika kau melakukannya di siang hari, lebih baik saat malam aja." Jika bisa Jennie ingin sekali membongkar kepala bosnya itu untuk memastikan apakah ada otak di dalam sana atau tidak.

Bloody Night dimulai pukul 8 malam. Jennie sudah memakai topeng khususnya yang menutupi seluruh wajahnya, matanya juga sudah dia pasang lensa khusus yang bisa melihat segalanya di saat gelap. Gadis itu kini berada di salah satu balkon restoran, memasang jarum kecil di ujung peluru bulatnya lalu memainkan ketapelnya sambil menatap sekelilingnya.

Lampu mati, gadis itu terdiam menyadari angin yang berhembus lembut menyapu surainya sendiri. Belum saja wanita itu selesai menghitung sampai detik ke 7, sebuah keributan di restoran tanpa cahaya itu terjadi. Dia masih mencoba menutup matanya, mencoba menajamkan indra pendengarannya dan memastikan bahwa tak ada satupun orang yang melangkah ke arahnya.

Dia sudah mengingat semua cctv di sekitar sini, dia sudah tahu kemana dia harus melompat dan pergi setelah ini. Namun naasnya, tepat saat gadis itu siap untuk pergi. Seseorang terlempar dari belakang dan menubruk punggungnya, membuat Jennie dan orang itu jatuh ke bawah, ke sebuah truk yang berisikan tumpukkan kardus dan baju.

Dengan cepat gadis itu menoleh menyadari siapa yang jatuh di sampingnya, wanita itu membulatkan matanya melihat topeng orang itu terlepas dan Jennie dengan cepat menarik lehernya, memeluknya dan membiarkan wajah orang itu terbenam di dadanya.

Brak!

Mereka terhempas jatuh ke tumpukkan kardus itu. "Bodoh!" kesal gadis itu mengetuk keras kepala seseorang yang masih berada di dalam pelukkannya. Sekalipun empuk, pria itu tetap saja mencoba melepaskan diri dari pelukkan Jennie. "Topengmu terlepas, identitasmu akan ketahuan jika kau melepaskan diri dariku."

Our Yoonnie TaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang