38 - Error

727 114 17
                                    

Written by _naafl

🖤🖤🖤

Sudah berapa lama Jennie duduk di ruang persegi seluas kamar petak ini? Di selimuti rasa kesal, marah, gelisah, dan takut juga ketika di tatap sedemikian rupa oleh detektif, —gila menurutnya, yang sialnya tampan nan rupawan.

Jennie tak tahu apa kesalahan yang ia buat sehingga ia pantas untuk duduk di ruang introgasi dengan penjagaan kelewat ketat ini. Seingatnya, pagi tadi tepat pukul 9, ia hanya berencana menemani kawan poninya membelikan hadiah valentine untuk sang pacar. Bukannya malah 'nyasar' ke ruang introgasi seperti narapidana.

Namun entah kenapa, saat tiba-tiba mall mendadak ricuh oleh suara tembakan dan orang-orang berpakaian serba hitam berlari tunggang langgang, tangannya yang saat itu tengah memilah pakaian yang akan dibeli sudah terbolgol dan di seret paksa menuju ruangan pengap ini oleh si detektif pucat di hadapannya.

"Sudah aku bilang kalau aku hanya pengunjung yang mampir untuk menemani temanku dan belanja baju Channel keluaran terbaru!" urat akar jagung mungkin tumbuh di sekitar leher Jennie saking kerasnya ia berseru untuk yang ke sekian kalinya.

Namun detektif muda di hadapannya hanya mengangguk khidmat, —seperti yang ia lakukan setiap Jennie berseru menyangkal sambil sok sibuk mencorat-coret kertas di tangan. Berdeham, si detektif mengarahkan atensinya serius pada 'tersangkanya'

"Kau dicurigai sebagai salah satu dari komplotan orang-orang yang mencuri dokumen rahasia negara yang sudah di jaga dengan penjagaan paling ketat. Apa aku benar?"

Jennie mengerang frustasi, demi apapun ia sungguh ingin menggilas wajah sok serius itu dengan penggiling adonan yang baru ia beli kemarin sore. "Tentu tidak! Berapa kali lagi aku harus mengatakan padamu?!"

Min Yoongi, si detektif, mangut-mangut mendengar jawaban gadis manis itu. "Kau yakin? Kau bukan anak pemimpin komplotan? Atau pesu—"

"Tidak! Tidak! Dan tidak!" napas Jennie terengah-engah setelah mengucap kalimat itu.

Sementara Yoongi mengerjap. Ingin Jennie katai imut, tapi amit.

"Oke-oke. Kurasa kita terlalu banyak basa-basi. Baiklah kita mulai introgasinya."

Jennie sweetdrop, jadi 30 menit yang lalu itu bukan bagian dari introgasi? Tuhan, tolong ampuni jikalau memang Jennie punya dosa di masa lalu pada pria gila di depannya, tapi tolong keluarkan Jennie dari situasi membingungkan sekaligus memuakkan ini!

Menghela napas, pada akhirnya Jennie hanya bisa pasrah. Membuat senyum pemuda di hadapannya merekah ruah.

"Baiklah nona, siapa namamu?"

"Jennie Kim," jawabnya lesu. Sementara Yoongi kembali berkutik dengan ponsel, mencatat sesuatu di aplikasi memo miliknya.

"Apa pekerjaanmu?"

"Patisserie. Namun terkadang aku bekerja sesekali di daycare sebagai pengasuh anak."

Yoongi mengangguk, "Hm, sudah cocok jadi calon ibu," gumamnya.

"Maaf?"

"Oh tidak. Lupakan," sahutnya cepat. "Ok, bisa catatkan nomor ponselmu?"

Our Yoonnie TaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang