35 - Blind Date

734 132 4
                                    

Written by archiletta

🖤🖤🖤

Yoongi POV

Memangnya sampai sekarang masih ada ya orang yang mencari pacar dengan kencan buta? Kenapa juga Seokjin hyung harus menyuruhku mengikuti salah satu aplikasi kencan itu. Bodohnya, kenapa juga aku mengikuti sarannya.

Sebenarnya bukannya aku ingin mencari pasangan. Hanya saja, beberapa waktu lalu aku menyukai seorang wanita yang kupikir menyukaiku juga. Tapi, nyatanya dia menyukai pria lain. Untuk menyelamatkan harga diriku di depan teman-teman aku merasa perlu mencari pasangan secepat mungkin. Terutama karena sebentar lagi ada pesta pernikahan yang mengharuskanku datang bersama pasangan. Benar-benar terkutuk sekali pesta pernikahan semacam itu. Kalau bukan Namjoon yang menikah, sudah pasti aku memilih untuk tidak datang saja daripada repot-repot seperti ini.

Sudah tiga puluh menit berlalu, tetapi wanita itu tidak datang juga. Aku membuka handphone-ku lagi, membuka aplikasi kencan buta itu dan mengecek fitur chat nya. Tidak ada kabar apapun dari wanita bernama Kim Jennie itu. Apa sesuatu terjadi padanya? Atau dia sudah datang dan melihatku lalu pergi karena tidak tertarik. Eiyy.. mungkinkah begitu?

"Maafkan aku, aku benar-benar minta maaf." Seorang wanita yang baru saja memasuki cafe tidak sengaja bertabrakan dengan pelayan yang membawa nampan berisi minuman. Alhasil, kaos putihnya bernodakan kopi.

Tunggu, kaos putih? Jangan-jangan dia adalah wanita yang kutunggu itu?

🖤🖤🖤

Jennie POV

Sepertinya ini adalah hari burukku dan memaksakan diri datang ke kencan buta di hari seperti ini sangat terasa salah. Saat aku berada di toilet dan berusaha membersihkan noda kopi pada kemeja putihku, rasanya aku ingin membatalkan kencan ini. Tapi, sayangnya aku terlanjur tau bahwa pria bernama Min Yoongi itu masih disana menungguku. Tidak sopan sekali jika aku pergi begitu saja bukan?

"Maaf membuatmu menunggu lama."

Pria itu mengangguk dan memberi ekspresi datar. Aku tidak tau dia marah, biasa saja atau sudah bosan maksimal karena menungguku. Melihat penampilannya secara langsung, aku tidak kecewa. Dia punya aura dingin yang membuatku penasaran. Sepertinya aku tidak pernah bertemu dengan pria seperti ini sebelumnya.

Berdasarkan pengalamanku, tidak ada satupun pasangan kencan buta yang masih menunggu setelah 30 menit berlalu. Kalaupun ada, sepertinya waktu itu adalah tipe pria yang lugu dan tidak menarik. Sedangkan pria di hadapanku ini jauh sekali dari kata tidak menarik.

Ah ya.. kenapa aku mengikuti kencan buta? Kencan buta adalah hobiku. Maksudku, penghilang penat diantara rutinitasku yang padat. Aku tidak pernah berniat mencari pasangan serius melalui kencan buta. Biasanya setelah pertemuan pertama, aku akan mengajak pasangan kencan buta itu jalan-jalan sampai aku bosan. Lalu semuanya akan berakhir di situ. Tidak akan ada pertemuan kedua. Tidak akan ada chat lagi yang kubalas.

Jahat? Tidak juga. Lagipula bukankah hubungan memang pada dasarnya seperti itu? Bertemu, saling mengenal, menghabiskan waktu bersama, lalu berakhir. Hanya saja dalam versiku semuanya berlangsung kilat, hanya dalam satu hari.

Nah, lalu.. apa ya kira-kira yang membuat pria ini mengikuti kencan buta? Baru saja aku mau menyuarakan pertanyaan itu, tetapi ia mendahuluiku.

"Pakailah.." ia melepaskan jaket denimnya dan memberikannya padaku.

"Terima kasih. Tapi, tidak perlu. Aku baik-baik saja," ucapku menolaknya sopan.

Dia tersenyum miring lalu menurunkan tatapannya ke kaosku, tepat dimana noda kopi itu tertinggal. "Itu tidak terlihat baik-baik saja bagiku."

Our Yoonnie TaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang