50

25 5 7
                                    

Author Pov

"Mau jemput Kak Alice, ya?" tanya Edo ketika menemukan Arka sebagai orang yang mengetuk pintu rumah.

Arka mengangguk sambil tersenyum, "Iya. Nih Abang bawain makanan juga buat kamu sama yang lain."

"Waah tau aja Edo belum makan. Makasih ya, Bang."

"Yuk masuk dulu. Kak Alice masih di kamarnya kayaknya," lanjut Edo sambil membuka pintu lebih lebar.

Mereka berdua pun masuk dan duduk di sofa ruang tv.

"Kok ga bilang sih kalo udah dateng?" tanya Alice sambil berjalan ke arah Arka dan Edo.

"Lupa," gumam Edo sambil memakan cilung yang dibawa oleh Arka.

Arka terkekeh, "Mau pergi sekarang?"

"Boleh. Kamu hati-hati ya di rumah, jangan lupa makan nasinya. Bang Surya bentar lagi pulang, kok."

"Siap, Kak!" ucap Edo sambil memberikan gestur hormat.

"Hati-hati, ya! Have fun!! Jangan lupa bawa oleh-oleh buat Edo!

"Iya!"

Kemudian Alice dan Arka pun pergi meninggalkan rumah. Di perjalanan, mereka hanya diam seperti biasa.

"Mau makan dimana?" tanya Alice sambil memindah-mindahkan lagu yang akan ia dengarkan.

Arka mengangkat bahunya, "Ga tau. Ada rekomendasi tempat makan malem ga?"

Alice memutar bola matanya, selalu seperti ini jika pergi dengan sang tunangan.

"Aku mau makan di sini," ucap Alice sambil memperlihatkan alamat café yang ingin ia datangi.

"Call!"

Alice tersenyum mendengar balasan dari Arka.

Sekitar 40 menit kemudian, mereka sampai di café yang Alice maksud.

'Litheria Café'

"Penuh, Yang."

Bibir gadis itu tampak melengkung, ia jelas tidak suka jika harus pindah ke café yang lain.

"Kita tunggu aja sampe antreannya selesai. Kalo ga ada tempat duduk kita makan di mobil aja, gimana?" tanya Arka.

Alice masih tampak murung, gadis itu ingin makan di sana, bukan di mobil.

"Atau... Mau ganti café?"

"Kita tunggu aja."

Arka hanya mengangguk sambil melihat-lihat café tersebut, sepertinya ia harus memesan kursi dulu jika ingin makan di café ini.

Setelah hampir 40 menit menunggu antrean selesai, mereka langsung memesan makanan dan akhirnya mereka mendapatkan kursi untuk duduk.

"Beneran ga apa-apa kita makan di lantai dua?" tanya Arka dengan raut wajah khawatir.

Alice menggeleng, "Engga, aku kan udah pake jaket."

"Nih pake hoodie aku aja, jaket kamu tipis."

Alice menghela nafasnya, dia tidak bisa menolak karena cuaca memang sedang dingin dan itu tidak baik untuk kesehatannya. Jadi, dengan malas ia membuka jaketnya dan menggantinya dengan hoodie milik sang tunangan.

"Aku mau nyicip yang kamu."

Alice memandang Arka dengan kesal. "Ngga ah, makan aja yang kamu."

"Ck, sesuap doang. Nanti aku beliin lagi kalo abis."

Meskipun awalnya tidak ingin, namun akhirnya Alice tetap menyuapkan makanannya kepada Arka.

"Hm, enakan punya aku," gumam Arka.

Five Girls With LuvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang