47

28 6 9
                                    

Author Pov

Alena tahu bahwa dunianya tidak harus hancur dan terpuruk hanya karena ia putus dengan Sean, jadi gadis itu memutuskan untuk lebih menikmati hidupnya.

Seperti yang sedang ia lakukan saat ini bersama dengan keempat sahabatnya, mereka sedang di lapangan basket indoor milik kampus mereka, tempat itu kosong karena biasanya lapangan outdoor yang digunakan latihan.

"Semangat Alena!!!! Dunia padamu!" teriakan Destiny menggema ke seluruh penjuru ruangan, ia sedang menyemangati Alena.

"Destiny berisik ih!" sahut Alice yang duduk di sebelahnya.

Destiny hanya mengulurkan lidahnya lalu kembali sibuk dengan teriakan-teriakan penyemangatnya untuk Alena.

Alena dan Keisha sedang bertanding basket saat ini, dengan Rania sebagai wasit, juga Alice dan Destiny sebagai penonton juga tim sorak-sepertinya.

Duk!

Bola basket itu menghantam papan di atas ring bukan masuk ke dalam ringnya. Membuat Keisha berdecak dan Alena bersorak gembira.

Priittttt! Peluit ditiup, tanda pertandingan selesai.

"Pertandingan selesai dengan skor 2-3 dan yang menang Alena," jelas Rania.

"YEEEEEEE!!" teriak Alena sambil berlari memutari lapangan sebagai selebrasi.

Destiny yang juga ingin melakukan selebrasi langsung turun ke lapangan dan membawa Alena untuk meloncat-loncat bersamanya.

"Hahh... Udah ah hah... Ha.... Cape," gumam Destiny.

Alena hanya tertawa sambil menarik gadis itu ke bangku penonton. Mereka kemudian menikmati makanan dan minuman yang sudah mereka siapkan dari awal dan mereka bersiap untuk mendapatkan hadiah traktiran eskrim dari Keisha.

"Siapa yang nelpon?" tanya Keisha.

"Kak Lingga, tapi biarin aja. Aku udah bilang kok kalo hari ini bakalan susah dihubungin hehe."

"Kok gitu sih?" tanya Alena heran.

"Karena kita udah lama ngga quality time berlima, jadi hari ini kita putuskan buat main berlima tanpa gangguan apapun termasuk pacar. Kecuali beberapa hal mendesak ya kayak tugas yang harus banget selesai hari ini atau keadaan genting lainnya," jelas Destiny sambil mengirimkan pesan suara tersebut kepada Lingga dan kedua Abangnya.

Alice mengernyit, " Kamu ngejelasin ke kita atau ke pacar kamu?"

"Ke semuanya, biar sekalian."

Keisha hanya tersenyum, "Aku udah bikin daftar kegiatan yang bakalan kita lakuin."

Alena menatap keempat temannya heran, "Kalian udah nyiapin semuanya?"

Alice dan Rania mengangguk, mereka sedang sibuk memakan jajanan yang ada.

"Pas kamu tiba-tiba bilang ke Destiny mau main basket, dia langsung nyuruh kita buat luangin waktu dan nyusun apa aja yang mau kita lakuin dan kemana. Sebenernya sih cuma itu-itu aja, yang beda cuma kita main basket disini dan nyobain makanan ke beberapa atau mungkin semua fakultas yang ada di kampus ini," jelas Keisha.

Alena terdiam, "Ke semua kantin di kampus ini? Yakin nih? Ini udah siang dan kemungkinan bakalan banyak kantin yang penuh, kalian ngga akan malu?"

"Mungkin ngga," gumam Destiny.

Alena dan Keisha saling berpandangan, ragu akan perkataan Destiny. Karena gadis itu adalah yang paling malas jika harus pergi ke fakultas orang lain, begitu pula Rania dan Alice.

Five Girls With LuvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang