6

50 6 5
                                    

Ps. Mulmed itu topeng yang di pake mereka-Alice, Alena, Keisha, Rania, Destiny-pas nanti pentas seni ya. So, bayangin aja kayak gitu.

-------------------
Author Pov

Brak!!!

"Hah! Cape, aku harus keliling kampus buat nempelin pamflet di setiap mading," keluh Keisha yang tiba-tiba datang.

"Nih minum," balas Alena.

Keisha pun duduk dan meminum air pemberian Alena.

"Kalian mau ikut ini?" tanya Alice sambil menunjuk bagian pamflet yang ada kalimat 'pentas seni'.

"Ga," jawab Rania.

"Ih, ikut aja. Kita nyanyi berlima," ucap Alena.

"Malu tau," balas Rania.

"Pake topeng aja," ucap Destiny asal.

"Nah iya, nanti aku daftarin ya," ucap Keisha.

"Tapi pas dipanggil ke atas panggungnya jangan sebutin nama kita," pinta Rania.

"Deal!" jawab Keisha.

Mereka pun memakan makanan yang tadi di pesan.

"Eh bentar, ini ada pertandingan basket sebelum pentas seni?" tanya Alice.

"Iya, babak final itu. Jurusan arsitektur lawan jurusan teknik mesin," jawab Keisha.

"Wagelaseh," ucap Destiny.

"Kita harus nonton!" ujar Alena.

"Males banget, pasti kayak tahun lalu lagi," balas Destiny.

"Engga bakal, harus nonton pokoknyaaa," keukeuh Alena.

"Kita harus nonton kali, kan udah itu kita tampil di pentas seni," tambah Keisha.

Alice, Destiny dan Rania hanya mengangguk sedangkan Alena terseyum senang karena ia berhasil membujuk teman-temannya.

----------------------------------------

Hari ini adalah hari pentas seni dan pertandingan basket diadakan.

Mereka yang akan mengisi acara pentas seni dan mengikuti lomba basket atau lomba yang lainnya tengah berlatih sekarang.

Tapi tidak dengan lima gadis yang sekarang sedang duduk tenang di bangku penonton untuk menyaksikan pertandingan basket yang sedang berlangsung.

"Drian! Berhenti natep aku kayak gitu! Nonton aja pertandingannya," kesal Alice.

"Yah, Kak. Sayang dong, Kakak cantik gini masa dianggurin," balas Drian.

"Gzzz," gumam Destiny.

"Kak Alice!" teriak seseorang dari arah belakang.

"Yeayy ada Edo!" ucap Destiny.

"Sini Dek, ajak temennya juga," lanjut Destiny.

Drian terlihat kesal dan curiga apalagi saat Edo meminta Drian untuk bertukar tempat duduk dengannya.

"Kak Alice, tadi aku hampir nyasar loh! Untung aja ada... Siapa sih tadi tuh Ken?" tanya Edo pada temannya yang bernama Ken.

"Ga tau sih, oh itu tuh yang jadi wasit," jawab Ken.

"Em... Namanya Pak Arka! Iya, Pak Arka," sahut Fano.

"Calon Abang ipar kamu tuh, Do," gumam Destiny.

Bugh...

"Sakit, Al," keluh Destiny yang mendapat pukulan dari Alice.

"Kamu ngapain kesini, Fan?" tanya Rania pada Fano.

Five Girls With LuvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang