Keesokan harinya~
Arka Pov
Minggu pagi yang menyebalkan. Karena hari Minggu yang biasa aku gunakan untuk istirahat kini harus hilang.
"Om Arkaaaaaaaa! Ayo, kok lama banget sih?!"
"Iya bentar lagi, kenapa sih buru-buru banget kayaknya," balasku.
Yang baru saja berteriak itu adalah keponakanku, rencananya kami sekeluarga akan ke taman bermain sekarang.
Setelah selesai bersiap-siap, aku turun ke lantai satu menemui anggota keluargaku yang akan ikut ke taman bermain.
"Sumpah lo lama banget kayak cewe," sahut adik kembarku saat aku baru saja turun ke lantai satu.
"Kayak ada yang ngomong tapi ga ada wujudnya," balasku.
"Arka!"
"Tuhkan Rom! Ngeri banget hiii," ucapku pada suami adik kembarku.
"Sial-"
"Disini masih ada anak-anak lo, jaga omongannya," aku memotong ucapannya.
Aku lalu melangkah mendahului mereka, menuju mobilku yang masih terparkir di dalam bagasi.
"Pagi Ma, Pa," ucapku pada dua sejoli yang sedang duduk di teras rumah, menunggu mobil yang sedang dipanaskan oleh Pak Darma-supir.
"Pagi, Ar. Kamu berangkat sendiri?" tanya Mama.
"Iya, males aku direcokin mulu sama Ditri," jawabku.
"Arka ke bagasi dulu ya, mau manasin mobil," lanjutku sebelum diceramahi oleh Papa dan Mama tentang dimana keberadaan calon istriku.
Ting!
Ada pesan masuk ke hp ku. Ah... Ternyata ini e-mail. Aku membukanya dan membaca isinya.
alice.elaksi.andrazanna@ gmail.com
Selamat pagi, maaf menganggu waktu istirahatnya, Pak.
Semua tugas yang Bapak berikan sudah saya kerjakan dan sudah selesai, tapi saya harap Bapak memeriksa kembali hasil pekerjaan saya, ditakutkan ada yang salah.
Terima kasih.
Alice Elaksi Andrazanna.
Setelah membaca pesan yang masuk, aku menutup kembali aplikasi e-mail. Tidak ingin membalas pesan itu sekarang, nanti aja, lagi pula hasil pekerjaannya belum aku periksa.
Aku keluar dari mobilku setelah sampai di taman bermain dan memarkirkan mobilku dengan aman. Sepertinya aku yang sampai duluan, aku berkeliling sendirian, mencari tempat nyaman untuk berpiknik.
Disini tidak hanya ada arena bermain tetapi ada studio teater musikal, bioskop dan lapangan dengan rerumputan hijau untuk tempat berpiknik.
"Arka!"
Aku menoleh ke belakang saat mendengar ada suara yang memanggilku. Ternyata Ditri-adik kembarku-yang memanggilku tadi, dia melambaikan tangannya, menyuruhku untuk mendekat ke arahnya.
Saat sampai di tempat Ditri berdiri tadi, aku disambut dengan banyaknya makanan dan minuman yang sudah berjajar rapi di atas tikar yang kami jadikan alas untuk duduk.
Vioni dan Valiant-keponakan kembarku-yang sedang berebutan roti isi dan Akandra yang sibuk sendiri dengan dunia game-nya. Aku menghampiri Akandra lalu berkata,
"Lo kuliah disini aja, ga usah ikut pulang ke Belanda."
"Abang kesepian ya soalnya disini sendiri? Makanya cari pacar sana," jawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Five Girls With Luv
RomanceKisah lima gadis yang bersahabat, selalu menemani dalam susah maupun senang, disertai dengan cerita keluarga dan percintaan mereka.