11

38 7 2
                                    

Aku saranin baca ini sambil dengerin lagu :
Crazy of love - Hyorin ost. Master Sun
Jangan lupa cari arti liriknya juga 🎉 .
-------------------

Arka Pov

"Sekarang kita akan praktek, kalian diperbolehkan membawa orang yang akan jadi pasien dari luar," ucapku.

Semua mahasiswa maupun mahasiswi yang akan praktek hari ini keluar ruangan untuk mencari orang yang nantinya akan mereka wawancarai.

Aku berjalan, melihat bagaimana cara mereka mewawancarai pasiennya.

Semua pasien yang mereka bawa adalah perempuan, kecuali Alice, dia membawa pasien laki-laki.

Aku berjalan ke mejanya, membaca biodata sang pasien.

"Drian, semester dua, jurusan IT, suka sama Kak Alice," kataku dalam hati.

Apa-apaan itu?! Dia menulis 'suka sama Kak Alice' di biodatanya?! Yang benar saja!

"Benarkan biodata pasienmu, Alice," titah ku padanya.

"Apa yang salah, Pak Arka?" tanyanya sambil menekan kalimat Pak Arka.

Aku mengambil pulpen lalu menggaris bawahi kata 'suka sama Kak Alice'.

"Ini," ucapku sambil menunjuk kalimat yang ku garis bawahi.

"Ga salah dong, Pak. Kan saya nyuruh dia untuk nulis apa kesukaannya, dia suka itu berarti tulis itu dong," jawabnya.

"Antara pasien dan psikolog tidak boleh ada hubungan asmara," tegasku.

"Perbaiki atau saya bakalan kasih kamu nilai C lagi," lanjutku lalu pergi dari mejanya.

"Ganti, Dri. Turutin aja apa maunya," gumam Alice setelah aku berjalan sedikit jauh dari mejanya.

Aku berjalan menuju meja lainnya, melihat sekilas biodata para pasien mereka.

Setelah ku rasa semuanya berjalan lancar, aku kembali ke meja ku.

"Selesai!" teriakku setelah praktek dilaksanakan hampir dua jam.

"Kalian semua bisa pulang."

"Kak Alice pulang bareng aku ya," ucap Drian.

"Alice tolong bantu saya membereskan semua ini," titahku.

"Tunggu bentar ya, Dri," jawab Alice

"Ini akan lama, sebaiknya kamu pulang duluan. Alice aman sama saya," ucapku pada Drian.

"Err... Kalo gitu aku pulang duluan ya, Kak. Saya permisi Pak," pamitnya.

"Bapak kok nyuruh saya sih? Kan bisa sama anak yang lain, Pak," protesnya setelah semua sudah keluar ruangan.

"Saya belum kenal sama anak yang lain."

"Ini juga biar nilai kamu ngga jadi C lagi," lanjutku.

"Ya, gimana Bapak aja," kesalnya.

Kami membereskan sisa praktek tadi, lebih tepatnya hanya dia yang membereskannya sedangkan aku hanya diam sambil memperhatikan gerakan tangannya yang memisahkan antara kertas biodata dengan kertas hasil wawancara.

Bibirnya bergerak seperti tengah menggumamkan sesuatu.

Oh! Dia sedang menggumamkan lagu yang ia dengarkan.

Dia sangat menikmati kegiatannya sampai tidak protes saat aku tidak membereskan apapun, bahkan sepertinya dia tidak menyadari kehadiranku.

Aku berdiri di sampingnya, berharap dia menyadari kehadiranku.

Five Girls With LuvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang