70 (End)

21 1 0
                                    

Author Pov

"Kamu cape?" tanya Alice yang duduk

Destiny mengangguk. "Aku pengen tidur ih, berat banget mata aku. Pake apa ya biar ngga ngantuk gini?"

"Aku ada bawa kerupuk seblak, wait aku bawa ke sini dulu!" ucap Keisha.

"Rania masih di rumah mertuanya?" tanya Alena.

Alice mengangguk. "Iya, jadinya dia dateng telat atau bahkan cuma dateng pas party kecil-kecilan kita."

Mereka kini sedang ada di acara pernikahan Destiny dan Lingga, minus Chandra dan Rania karena mereka harus pergi ke rumah orang tua Chandra yang sedang sakit.

"Ya udahlah, gapapa," ucap Destiny.

"Acara kita 'kan nanti pas party," sambungnya.

Tak lama kemudian Keisah kembali dengan satu kantung plastik kerupuk seblak. Mata sang mempelai wanita itu langsung berbinar.

"Yeeee seblak!" ucap Destiny.

Lalu keempat gadis itu pun memakan kerupuk seblak yang dibawa oleh Keisha.

"Jangan kebanyakan makan seblaknya," ucap Lingga yang tiba-tiba datang.

"Ck, jangan ngagetin ah," balas Destiny.

Suaminya itu terkekeh, lalu mengelus rambut istrinya. "Aku gabung sama anak-anak dulu," ucapnya sambil menunjuk meja berisi teman-temannya.

Destiny mengangguk. "Iya, jangan lupa itu dimakan kata mommy."

Lingga mengangguk sambil mengacungkan ibu jarinya.

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul tiga sore, acara pesta secara umum sudah selesai, kini kedua mempelai beserta para sahabatnya sudah pergi ke kamar masing-masing untuk istirahat sejenak.

Lingga melihat Destiny yang berbaring di kasur mereka. "Ganti dulu bajunya," ucapnya.

"Bentar dulu," balas Destiny.

Setelah mengatakan itu Destiny langsung bangun dari posisi berbaringnya dan pergi ke kamar mandi untuk mengganti bajunya. Begitu pula dengan Lingga, hanya saja laki-laki itu sudah pergi lebih dulu.

Saat gadis itu keluar kamar, sudah ada Lingga yang duduk bersandar di headboard kasur.

"Kamu mau tidur dulu?" tanya Lingga yang tahu bahwa istrinya suka sekali tidur.

Destiny mengangguk. "Iya, masih ada waktu 'kan?"

"Masih, ya udah sini tidur sama aku."

Gadis itu pun berbaring di samping suaminya, membalas pelukan erat dari laki-lakinya itu.

Dua jam kemudian~

Kini Destiny dan Lingga sudah siap dengan setelan yang akan mereka gunakan untuk party dengan para sahabatnya.

Angin pantai berembus pelan, menerbangkan helai rambut Destiny yang kini tengah duduk menikmati senja sembari menunggu para sahabatnya untuk datang ke pesta kecil-kecilan yang ia adakan.

"Kamu mau pake jaket aku?" ucap Lingga.

Destiny menggeleng. "Ngga dulu deh, anginnya enak, bikin adem."

"Oke, bilang ya kalo kedinginan."

Destiny hanya mengangguk sambil tersenyum. Lingga berkata seperti itu karena sang istri menggunakan gaun dengan gaya sabrina, membuat bagian bahunya terbuka meskipun lengan atasnya tertutupi oleh lengan gaunnya.

Gaun itu berwarna hitam, dengan bagian atas berwarna hitam polos dan bawahnya berwarna hitam dengan sulur-sulur berwarna perak sama dengan lengan gaunnya. Di pinggangnya terdapat pita berwarna putih, ia juga memang bunga mawar hitam sebagai pemanis, dan rambut panjangnya tergerai dengan hiasan mahkota kecil sebagai pelengkap.

Five Girls With LuvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang