Author Pov
Setelah memikirkan semuanya juga meminta saran dari teman-temannya akhirnya Alena memutuskan untuk pergi menemui Sean di rumahnya.
Dia juga sudah bertanya pada adik pacarnya itu dan katanya Sean sedang ada di rumah.
Setelah memarkirkan mobilnya di halaman rumah besar itu Alena pun langsung menuju ke arah pintu. Dia gugup, walaupun ini bukan kali pertama ia berkunjung ke rumah sang pacar, namun rasanya tetap canggung saat dia harus datang tanpa didampingi Sean.
Alena memencet bel, lalu pintu terbuka dan menampilkan seseorang yang membukakan pintu untuknya.
"Oh Kak Lena, ayo masuk Kak."
"Iya."
Alena lalu masuk sambil mengikuti laki-laki yang setahun lebih muda darinya itu. Laki-laki itu adiknya Sean.
"Abang ada di kamarnya, Kakak ke sana aja. Kamarnya di lantai dua, di pintunya ada gantungan Sean's territory."
"Makasih Ares."
Ares hanya mengangguk lalu kembali menonton tv.
Alena sudah sampai di kamar depan kamar Sean, sebenarnya ia ragu. Kenapa harus masuk ke kamar pacarnya itu? Dia kan bisa menemui pacarnya di ruangan lain, yang penting bukan kamar. Tapi karena Ares memaksa dan berkata bahwa ia akan lebih tahu banyak hal jika masuk ke dalam kamar Abangnya itu.
Tok Tok
Tok Tok
"Diem Ares, Abang lagi males debat sama kamu ataupun ditanya-tanya sama kamu."
Alena menghembuskan nafas keras. Ia kesal sekali, "Ini aku, Alena. Bukan Ares."
Setelah mengatakan itu dengan terburu-buru pintu kamar Sean terbuka. Sean nampak kaget sekali karena ini baru pertama kalinya Alena datang ke rumahnya tanpa diajak olehnya alias datang dengan sukarela.
"Sayang, kamu-"
"Ada yang mau aku omongin sama kamu, ga bisa ditunda ini harus aku beresin sekarang juga."
Alena langsung memotong ucapan Sean, juga mendongak dan memberikan tatapan seakan menggertak laki-laki dengan status pacarnya itu.
Sean menghela nafasnya, "Oke, mau di kamar atau di luar aja?"
"Di kamar aja, soalnya kata Ares kalo aku masuk ke kamar kamu bakalan lebih banyak hal yang aku tau tentang kamu."
Sean mengangguk sambil membuka pintu kamarnya lebih lebar, mempersilahkan Alena masuk lebih dulu lalu menutup setengah pintu kamar itu. Kenapa ditutup hanya setengahnya? Agar Alena nyaman dan tidak berpikiran yang macam-macam.
"Duduk di sin-"
"Engga di sini aja."
Alena mengamati kamar Sean, memandang ke seluruh sudut kamar. Sebenarnya hanya berisi barang-barang yang umumnya memang ada di sebuah kamar, kurang lebih mirip seperti kamar kedua abangnya.
"Minum dulu."
Alena tersentak saat Sean berbicara dengannya, kapan pemuda itu keluar untuk mengambil minuman juga makanan? Apakah ia terlalu focus memperhatikan kamar pacarnya ini?
"Aku boleh buka album foto ini?" Alena menunjukkan sebuah album yang tampak lusuh yang ia dapatkan dari atas meja belajar yang ada di kamar Sean.
"Boleh. Sini lihat fotonya sambil duduk di sebelah aku, biar aku kenalin siapa aja yang ada di album foto itu."
Alena mengangguk lalu beralih duduk menjadi di samping Sean. Setelahnya Sean mulai membuka setiap lembar foto yang ada di album itu sambil menjelaskan siapa orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Five Girls With Luv
RomanceKisah lima gadis yang bersahabat, selalu menemani dalam susah maupun senang, disertai dengan cerita keluarga dan percintaan mereka.