Author Pov
Drrrrttt... Drrrrttt...
"Kei, ada yang nelpon tuh," ucap Kavin.
Keisha tersadar dari lamunannya, dia langsung mengangkat panggilan itu.
"Kak Adil ngajak ketemuan di cafe Mas Kahfi sekarang, mau ikut ga? Aku lagi otw ke sana sama Rania."
"Oke, otw ke sana sama Bang Kavin," balas Keisha.
"Oke, hati-hati."
Tut. Panggilan berakhir.
"Bang, ke cafe Mas Kahfi yuk. Kak Adil ngajak ketemuan disana," ucap Keisha.
"Oke. Kita duluan ya, Hil, Nay," pamit Kavin.
"Duluan Kak," pamit Keisha sambil tersenyum dan sedikit menganggukan kepalanya.
Setelah itu, mereka berdua pergi keluar kantin, dengan Hilman yang hanya terdiam.
"Hilman? Kenapa?" tanya Naya.
"Ah, ngga apa-apa. Ayo, mending kita ke ruangan Neisha lagi, kasian dia kalo ditinggal sendirian," ajak Hilman.
Naya hanya mengangguk, lalu pergi dari sana dengan Naya yang menggandeng tangan Hilman.
Keisha dan Kavin harus kembali ke ruangan Alice terlebih dahulu sebelum mereka ke cafe. Karena mereka harus pamit kepada Edo dan Ken-yang baru datang saat mereka ke kantin-juga harus memberikan makanan untuk kedua remaja lelaki itu.
"Are you ok?" tanya Kavin saat mereka sudah masuk ke dalam mobil.
"Retoris banget pertanyaannya, ga aku jawab juga Abang pasti tau," jawab Keisha sedikit kesal.
"Ya sorry, tapi kayaknya kalian tetep perlu bicarain tentang ini deh. Kayak ada yang disembunyiin sama Hilman. Dia juga keliatan ngga seneng pas Naya bilang kalo dia calon istrinya. I thought, something happen, but we don't know what is that."
"Hm iya sih. Maybe, but huft... Ya udahlah, buat sekarang biar gini aja dulu."
Keisha tidak ingin terlalu memikirkan apa yang baru saja terjadi, walaupun tidak bisa dipungkiri bahwa gadis dengan rambut sebahu itu sakit hati.
Kavin yang merasa adiknya sedang sedih itu, mengelus pelan rambut satu-satunya saudara perempuan yang ia punya. Berharap rasa sakit yang adiknya rasakan berkurang.
"Hiks."
Tanpa sadar Keisha meloloskan isakan, karena sekarang ia sedang menangis sekarang.
"Ssttt, udah ah, nanti Mas Kahfi marahin Abang kalo kamu ketauan nangis," ucap Kavin.
"Udah ya, nanti aja kalo mau nangis di rumah. Kalo perlu ke Bang Keanu tuh nangisnya, biar Hilman ditangkap karena udah bikin adiknya sakit hati, hehe," lanjut Kavin.
"Ck! Ga gitu juga kali. Iyaa udah kok ini nangisnya," balas Keisha.
"Hari ini ada film yang mau kamu nonton waktu itu, nanti abis dari cafe kita nonton ya! Kita kencan! Gimana?"
"Call!"
Mereka akhirnya sampai di cafe setelah hampir 40 menit perjalanan.
"Udah lengkap kan?" tanya Adil saat Keisha dan Kavin menghampiri meja yang mereka gunakan.
Semua mengangguk.
"Jadi, sebenernya Alice itu mengidap penyakit gagal jantung. Kita juga baru tau pas dia mau masuk SMA karena dia ngeluh sakit di bagian dadanya. Semenjak SMA kita udah ngurangin semua kegiatannya, beruntungnya Alice emang ngga terlalu suka kegiatan ekskul tapi dia suka olahraga. Itu tetep bikin kita khawatir, dia juga udah minum obat dan temen-temen deketnya pasti udah tau. Setiap libur semester kita selalu nanya dia mau dapet cangkok jantung atau ngga, tapi dia selalu jawab ngga. Jadi kita cuma bisa nyuruh dia tetep minum obat dan batasin semua kegiatannya terutama yang bikin jantungnya kerja dua kali lebih cepet," ucap Adil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Five Girls With Luv
RomanceKisah lima gadis yang bersahabat, selalu menemani dalam susah maupun senang, disertai dengan cerita keluarga dan percintaan mereka.