64

16 1 0
                                    

Author Pov

Tidak terasa hari pernikahan Rania dan Chandra pun akhirnya tiba. Gedung pernikahan itu dihiasi dengan warna dominan pink dan putihnya. Mungkin terlihat sangat girly, tapi inilah yang diinginkan oleh mempelai wanita, jadi tidak apa 'kan?

Kini keempat sahabat Rania sedang menunggu gadis itu selesai didandani. Keluarga mempelai pria sudah datang sejak tadi dan sebentar lagi akad nikah akan dilangsungkan.

"Kok aku deg-degan banget ya?" tanya Destiny sambil memegang dadanya.

"Karena kamu hidup," balas Alice dengan malas.

"Ya iya itu mah! Cuma ini tuh deg-degan banget, coba deh kamu dengerin."

Destiny mendekati satu persatu sahabatnya, membiarkan mereka mendengar detak jantungnya yang bertalu dengan kencang.

"Wah bener! Kenapa kamu yang deg-degan banget? Padahal bukan kamu yang nikah," ucap Alena.

"Ga tau, aku emang suka gini, cape sendiri huft."

Setelah berkata seperti itu, Destiny memutuskan untuk pergi melihat akad nikah yang sedang dilangsungkan, ditemani oleh Keisha.

Sedangkan Alena dan Alice masuk ke dalam ruangan tempat Rania didandani, mereka tersenyum pada sahabatnya itu. Mengelus punggung tangan Rania sambil mengucapkan kata-kata penenang agar gadis itu tidak terlalu gugup.

Helaan nafas lega dan ucapan syukur mengalir kala kata 'sah' telah terucap.

"Selamat," ucap Alena sambil memeluk gadis yang kini sudah berganti status menjadi seorang istri.

Alice juga melakukan hal yang sama, tapi memeluk Rania lebih lama, karena gadis itu menangis dalam peluknya.

Namun kegiatan itu harus terhenti, karena Destiny dan Keisha datang memberitahu bahwa Rania harus keluar untuk pemasangan cincin dan tanda tangan buku nikah serta yang lainnya.

Rania kemudian keluar, diapit oleh sang Mama dan nenek. Sedangkan keempat sahabatnya mengekor dari belakang. Setelah sampai di tempat akad nikah, acara dilanjutkan kembali.

"Kamu nangis?" bisik Lingga.

"Kak! Kamu ngagetin aja," ucap Destiny.

"Iya... Aku nangis, terharu banget ga si? Akhirnya Nia ada di tangan yang tepat, semoga."

"Ya, semoga."

----------------------

Setelah melangsungkan akad nikah tadi, kini keduanya duduk di pelaminan, melangsungkan resepsi pernikahan.

"Hahahaha, keliatan banget senyumnya dipaksain," ucap Destiny ketika menemani Rania untuk ganti pakaian.

Rania menghela nafas menanggapi perkataan Destiny. "Ini aku udah berusaha senyum setulus mungkin."

"Segitu juga udah tulus kok senyumannya, iseng aja Iny tuh," balas Alice.

"Hehe, udah kok, Ia. Udah cantik, dipertahankan ya senyumannya," ucap Destiny.

"Jangan terlalu cape ya, nanti sore masih ada garden party 'kan?"

Rania meng-iyakan pertanyaan Alena. "Kalian juga, soalnya sampe nanti malem bakalan nemenin aku 'kan?"

"Engga sampe malem, Ia. Cuma sampe acaranya beres," balas Keisha.

"Soalnya kalo malem pasti sama pak suami," bisik Destiny.

Wajah Rania sontak memerah, sedangkan para sahabatnya malah tertawa melihat raut wajah pengantin itu.

"Cantik banget," gumam Destiny. Yang lain meng-iyakan, dan Rania tersenyum sambil berterima kasih.

Five Girls With LuvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang