Boom 🎉 Aku up tanpa di edit sama Bu editorku 😶. Karena dia tiba-tiba off.
Saran aku sih baca chap ini sambil dengerin lagu :
Candle light - NCT Dream
Beautiful time - NCT Dream
Ini emang ga bakalan romantis, tapi enak aja dengerinnya ahaha.
Oke... Bye!
--------------------Hilman Pov
Tok... Tok... Tok...
"Masuk," ucap seseorang dari dalam ruangan yang ku ketuk.
Aku membuka pintunya kemudian masuk. Menemukan seorang laki-laki yang masih muda duduk di kursi kebesarannya.
"Bapak manggil saya?" tanya ku padanya.
"Santai aja kali, Kak. Kita cuma berdua ini," ucap orang itu.
Aku hanya tersenyum. Dia Kavin, dosenku disini. Tapi umurnya memang lebih muda dari ku, dia juga teman sekolahku dulu, lebih tepatnya adik kelasku.
"Ada apa Kav?" tanyaku, lagi.
"Kak, aku ada kerjaan nih buat Kakak," jawabnya.
"Mas Kahfi kan mau ngerenovasi restonya nih, dia minta aku buat nyariin arsitek yang bagus. Jadi aku nyaranin Kakak, ga apa-apa kan?" lanjutnya.
"Kan kamu juga arsitek, Kav."
"Tapi Mas Kahfi tuh ga percaya sama adiknya sendiri, haha. Udahlah Kak, terima aja."
"Kakak bisa ke restonya nanti siang, ini alamatnya," lanjutnya.
Dia menyodorkan selembar kertas kecil berisi nama serta alamat resto yang harus ku datangi.
Aku mengambilnya lalu membacanya.
"Ah, jaraknya dekat dari sini," ucapku dalam hati.
"Oke, aku coba dulu diskusiin ini sama Mas Kahfi," ucapku setelah membaca alamatnya.
"Oh iya, makasih. Saya permisi Pak," lanjutku.
Aku hanya terseyum saat melihat raut wajah Kavin yang tidak suka ku panggil dengan sebutan 'Bapak' saat kita hanya berdua.
Baru saja aku hendak membuka pintu, tapi pintunya sudah di buka dari arah luar.
"Ah! Maaf, Kak. Aku kira ga ada orang," ucapnya.
"Ga apa-apa, Kei. Kakak duluan ya," pamitku.
"Oh, iya Kak," balasnya sambil tersenyum dan sedikit menunduk.
Aku berjalan ke arah kantin, namun ku urungkan niatku saat melihat keadaan kantin yang sudah menjadi lautan manusia.
"Halo, Pak," sapaku pada penjaga perpustakaan.
"Ah, halo juga nak Hilman. Tumben datang jam segini?" tanyanya.
"Ga ada jam kuliah lagi, Pak."
Dia mengangguk.
"Kalo gitu saya kesana dulu ya, Pak," pamitku.
"Oh ya, silahkan."
Karena gagal ke kantin dan tidak tahu harus kemana lagi akhirnya aku memutuskan untuk ke perpustakaan.
Menyusuri tiap rak yang terisi buku-buku dengan bahasan yang berbeda.
Aku tersenyum kala menemukan buku yang sempat aku perebutkan dengan Keisha.
Ah... Keisha, aku benar-benar tidak bisa melupakan hari dimana untuk pertama kalinya kami makan siang bersama.
Argh! Aku harusnya tidak terus tersenyum seperti ini! Aku bisa saja dianggap gila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Five Girls With Luv
RomanceKisah lima gadis yang bersahabat, selalu menemani dalam susah maupun senang, disertai dengan cerita keluarga dan percintaan mereka.