51

32 3 3
                                    

Author Pov

Alena memandang hasil karya yang ia buat, dengan bantuan dari sang pembimbing juga beberapa buku dan video yang ia lihat, ia bisa menyelesaikan tugas akhirnya ini dengan waktu yang cukup cepat.

"Tugasnya udah selesai?" tanya Jeffrey setelah membuka pintu ruang dosen.

"Udah, ini mau dikumpulin."

Gadis itu masuk ke dalam ruang dosen dan menuju ke meja dosen yang memberikan tugas akhir tersebut, ia harus menjelaskan apa yang ia buat.

Jeffrey mengikuti gadis itu bahkan berdiri di sampingnya ketika sedang mempresentasikan apa yang ia buat sebagai tugas akhirnya.

"Bagus, Alena. Saya cukup puas, tolong disimpan di ruang peragaan, ya. Untuk dibandingkan dengan hasil karya temanmu yang lain. Karena saya akan memilih beberapa karya yang bagus untuk ditunjukkan di ruang pameran," jelas Pak Ryan-sang dosen.

Alena mengangguk, "Baik, Pak. Terima kasih, Saya permisi."

Pak Ryan hanya mengangguk sambil tersenyum. Kemudian ia beralih kepada Jeffrey yang masih berdiri di tempatnya.

"Kenapa kamu masih di sini? Ngga nyamperin dia?"

Jeffrey memandang ke arah sang dosen, "A-ah iya, Pak. Saya permisi."

Pak Ryan tersenyum sambil mengangguk, "Ya."

"Sini aku yang bawa," sahut Jeffrey tiba-tiba ketika Alena terlihat kesusahan membawa hasil kerjanya.

Alena menggeleng, "Ga usah, Kak. Ga apa-apa."

Gadis itu melihat kekasih temannya lewat di depannya, ia pun memanggilnya, "Sena!"

Yang dipanggil melihat ke arah sumber suara.

"Eh, kenapa, Len?"

"Keisha mana?"

"Di kantin tuh, lagi sama Rania."

"Oke, nanti aku nyusul ya!!"

Sena hanya mengangguk sambil tersenyum, ia harus segera pergi karena Jeffrey terlihat tidak suka dengan kehadirannya.

"Waaaah, yang lain udah pada selesai juga ternyata," ucap Alena saat mereka sudah sampai di ruang pameran.

"Yang Inka bagus banget," gumamnya lagi.

"Yang kamu juga bagus, kok," sahut laki-laki yang sedari tadi mengikutinya.

Alena melihat ke arah Jeffrey, "Aku kan ga bilang yang aku jelek, aku lagi muji karya orang lain."

Jeffrey hanya menganggkat bahunya, tanda ia tidak tahu.

"Kakak ga ada kerjaan lain selain ngikutin aku?" tanya Alena tiba-tiba saat mereka sedang berjalan ke kantin fakultasnya.

Jeffrey terdiam, dia memang orang sibuk tapi saat ini tidak ada yang benar-benar ingin ia lakukan, "Ngga, ga ada."

Alena menunjuk Jeffrey, "Pasti bohong. Ga mungkin Kakak ga ada kerjaan, jadi anak semester akhir itu harusnya banyak diem di perpus buat baca referensi skripsi."

"Iya sih, tapi hari ini aku emang libur kuliah. Semua tugas kuliahku juga udah beres, ada sih yang belum beres tapi istirahat bentar ga apa-apa kan? Lagian aku udah lengser dari semua organisasi di kampus, paling cuma ngawasin doang."

Alena mengangguk-anggukkan kepalanya, tanda mengerti.

"Mau liburan kemana?"

Alena menggelengkan kepalanya, "Belum tau, kayaknya sih ngga kemana-mana."

"Gimana kalo kita liburan bareng?"

"Tergantung Mas Vian sama Bang Manu, ngijinin atau ngga."

Jeffrey menunduk, "Mereka megang kendali penuh ya, buat hidup kamu."

Five Girls With LuvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang