67

5 1 0
                                    

Author Pov

Dua hari ini Destiny sibuk sekali, selain karena ia harus ikut dalam pelatihan para pegawai baru dan yang akan naik jabatan, ia juga harus mempersiapkan untuk pertunangannya dengan Lingga.

Sebenarnya ia hanya harus memastikan bahwa semuanya sesuai dengan keinginannya dan Lingga, tapi itulah yang membuat pikirannya sibuk.

Karena beberapa hal tidak berjalan sesuai rencana, maka ia takut acaranya akan berantakan.

"Udah, By. Gapapa, lagian cuma beberapa hal yang berubah, ga akan jadi masalah besar," ucap Lingga sambil mengelus bahu kekasihnya.

"Iya sih, tapi aku mau bunga itu yang dipake buat nanti. Kenapa tiba-tiba ga bisa?" Keluh Destiny.

"Bisa kok, nanti kita pake itu di acara pernikahan aja ya? Udah, jangan terlalu dipikirin."

Destiny menghela nafas, lalu mengangguk. Ia memejamkan matanya sambil bersandar di bahu sang kekasih.

"Kalo acaranya ga berjalan lancar gimana?"

"Bakalan lancar kok."

"Kalo nanti tamunya ga suka sama makanan atau minumannya gimana?"

"Ya gapapa, itu di luar kendali kita, Sayang. Masa semua tamu mau kita ikutin apa makanan kesukaannya? 'Kan ga mungkin."

"Iya juga sih."

"Udah ah, lagian ini tuh acara kita. Harusnya ya gimana maunya kita, ga perlu mikirin pendapat orang lain."

"Ha... Ya udah deh, cape aku."

"Nah udah, gapapa kok. Mending kamu tidur sekarang, masih ada waktu buat tidur bentar mah."

Gadis itu mengangguk, lalu membenarkan posisinya yang tadinya hanya bersandar menjadi berbaring dengan paha Lingga sebagai bantal.

Lingga mengelus kepala lalu dahi gadis itu, terlihat kantung mata gadisnya yang besar dan sedikit menghitam.

Ia terkekeh, lalu menghalangi cahaya dengan tangannya agar tidak mengenai mata gadisnya.

Pukul 19.00

Destiny kini sudah menggunakan gaun berwarna rose gold dengan gaya sabrina, panjang gaun itu hanya ¾, sehingga tidak menyapu lantai, kakinya dipasangi sepasang flat shoes beludru berwarna senada, sedangkan rambutnya diikat satu, dengan bando mutiara kecil-kecil sebagai pemanis.

Lingga di sini lain menggunakan jas berwarna broken white, rambutnya dibuat rapi dan tidak menutupi dahi. Keduanya terlihat menakjubkan malam itu.

Acara pun dimulai, setelah sambutan dan pengungkapan niat dari keluarga Lingga, dan diterima oleh keluarga Destiny, acara dilanjutkan dengan pemasangan cincin dan kalung.

Lingga memakaikan kalung dengan liontin cincin pada Destiny, lalu gadis itu memakaikan cincin pada Lingga.

Jika ada yang bertanya-tanya kenapa cincin milik Destiny dijadikan liontin?

Karena gadis itu seringkali lupa di mana ia menaruh cincinnya, sehingga lebih baik memakaikannya sebagai liontin kalung.

Acara dilanjutkan dengan obrolan santai dan menikmati hidangan yang tersaji.

"Aku kira bakalan rame banget," ucap Rania.

Destiny menggeleng. "Ngga, kebanyakan keluarga yang diundang, sama beberapa kolega yang deket dari dua keluarga."

Lalu kelimanya pun mengobrol sambil menikmati hidangan yang ada.

"Semoga semuanya lancar sampe hari pernikahan ya, aamiin," ucap Alena.

Five Girls With LuvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang