59

21 3 6
                                    

Author Pov

Tidak ada hal istimewa yang terjadi saat acara gathering kemarin, Jeffrey dan Alena tidak sempat mengobrol karena gadis itu selalu menempel pada kakak sulungnya. Dan Jeffrey merasa ia tidak boleh mengganggu mereka, ditambah gadis itu tampaknya kurang bertenaga sepanjang acara.

Tetapi Jeffrey berhasil mengajak gadis itu untuk jalan-jalan ketika mereka sudah kembali. Dan di sinilah mereka, duduk di dalam mobil Jeffrey menuju tempat yang akan mereka kunjungi.

Di saat Jeffrey senang sekali dengan hal ini, Alena malah tampak biasa saja. Dia sudah bilang bahwa ini hanya jalan-jalan sebagai teman, karena ia tidak ingin sang kakak tingkat berharap padanya.

Keduanya sampai di kedai makanan yang ingin Alena kunjungi, gadis itu senang sekali karena akhirnya bisa berkunjung ke sana. Jeffrey juga terlihat bahagia karena bisa mewujudkan keinginan gadis yang ia sukai itu.

Mereka lalu pergi ke tempat lain, keduanya jalan-jalan hingga hari berganti menjadi malam. Karena tidak ingin dimarahi oleh kedua kakak Alena, Jeffrey pun mengantar gadis itu pulang sesegera mungkin.

Ketika mereka sampai di rumah gadis itu, Vian sudah ada di depan dan menunggu mereka. Jeffrey terkekeh kecil, laki-laki itu adalah rintangan terbesar yang harus ia lewati.

"Makasih udah diajak jalan-jalan, Kak," ucap Alena.

Jeffey mengangguk. "Sama-sama, makasih juga udah mau jalan sama aku."

Setelahnya, Alena keluar dari mobil dan Jeffrey segera pulang setelah pamit dengan Vian. Sedangkan kakak sulung Alena itu hanya mengangguk dan mengajak Alena masuk.

Manu dan Vian bertanya mengenai banyak hal mengenai apa saja yang ia dan Jeffrey lakukan tadi. Jadi gadis itu menceritakan semuanya, setelahnya ia pergi ke kamar dan bersiap untuk tidur.

Alena membaringkan badannya di atas kasur kesayangannya itu, memeriksa hp-nya dan membalas beberapa pesan yang dikirim untuknya. Jeffrey juga mengirim pesan padanya dan hanya ia balas seadanya. Gadis itu lalu tertidur setelah membaca beberapa chapter novel yang ia baca akhir-akhir ini.

Keesokan paginya~

"Dareen."

"Ya?" sahut Alena dari dalam kamar.

"Kamu hari ini ke kampus?"

"Iya."

Gadis itu lalu keluar kamarnya dengan menenteng sebuah tas laptop dan menemukan Manu masih di depan kamarnya.

"Kenapa emangnya?"

"Mas mau minjem mobil kamu, soalnya mobil Mas masih dibengkel."

"Mas mau kemana?"

"Ke luar kota, ada workshop di sana. Tapi Mas ga bisa nganterin kamu, karena harus berangkat sekarang."

"Tapi Mas udah nyuruh seseorang buat nganterin kamu," lanjut Manu sambil menyuapkan sarapannya.

Alena mengernyitkan dahinya. "Siapa?"

"Nanti kamu tau kok, dia bentar lagi sampe. Cepet habisin sarapannya."

Alena hanya mengangguk, ia tidak penasaran, curiga atau menebak-nebak siapa yang disuruh mengantarnya. Tetapi ia menghela nafasnya ketika melihat mobil dan laki-laki yang ia kenal berdiri di halaman rumahnya.

"Nitip Dareen ya, eh maksudnya Alena," ucap Manu.

"Siap, Pak," balas Jeffrey.

"Hati-hati ya, Dareen."

Alena mengangguk lalu melambaikan tangannya ketika Manu sudah pergi.

"Mau... Pergi sekarang?"

Alena mengangguk lalu masuk ke dalam mobil setelah dipersilakan oleh Jeffrey.

Five Girls With LuvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang