Author Pov
Berantakan.
Adalah kata yang cocok untuk menggambarkan keadaan ruang tv apartment salah satu gadis dari lima gadis yang sedang berbaring di karpet berbulu yang ada disana.
Beberapa bungkus makanan ringan dan jajanan pinggir jalan berserakan di atas meja kecil di depan tv, lima gelas serta satu teko berisi sirup berwarna jingga yang tinggal setegahnya lagi itu ada di bawah kaki meja, belum lagi beberapa album, light stick dan microphone yang tergeletak begitu saja di dekat meja untuk menaruh tv.
Mereka berlima kelelahan karena terus menari dan menyanyi, ah bukan. Mereka hanya melompat-lompat dan meneriakkan lirik lagu dari dvd yang mereka putar.
Bahkan, salah satu dari mereka sudah memejamkan mata karena mengantuk.
"Iny?" panggil Keisha.
Yang dipanggil hanya menjawab dengan gumaman.
Drrrttt... drrrttt...
Getaran ponsel serta lagu Universe milik Minhyun NU'EST mengalun dari salah satu hp milik kelima gadis itu.
"In, hp kamu tuh," ucap Alena.
"Angkat aja," balas Destiny.
Alena pun menganggkat telpon tersebut.
"Halo?"
"Halo, Destiny-nya ada?"
"Maaf ini dengan siapa ya?"
"Ini Lingga."
"Oh Kak Lingga, ada kok Kak. Tapi lagi tidur, kalo ada yang penting Kakak bisa titip pesan ke aku, nanti aku sampein ke Iny."
"Hm ga jadi deh, nanti aja kalo dia udah bangun, kasih tahu aku."
"Oke, Kak."
Tut.
"Kenapa sih In? Tinggal jawab aja padahal," kesal Alena.
"Aku ngantuk parah ini. Kemarin hampir ga tidur cuma buat ngafalin materi praktek," balas Destiny yang ikutan kesal.
Alena menatap Destiny dengan kesal, seakan memaksanya untuk menelpon balik Lingga.
"Huft, ya udah. Siniin hp-nya," lanjut Destiny.
Alena pun memberikan hp yang Destiny minta.
Destiny menerimanya dan menelpon Lingga sambil berjalan ke arah dapur. Iya, telponannya di dapur.
Sedangkan empat gadis yang lain hanya memainkan hp serta memakan makanan yang ada di hadapan mereka.
Nit.
Cklek.
Pintu apartment itu terbuka. Menampilkan Ghany dan keempat temannya yang lain.
"Bosen liat mereka mulu," gumam Alice.
Rania langsung memandang ke arah Alice dengan pandangan kaget.
"Kenapa? Ga boleh aku ngomong gitu?" tanya Alice.
Rania menggeleng, lalu menjawab,
"Sama, aku juga bosen."
"Resiko wkwk," sahut Alena.
"Bersuara dong, Kei," ucap Alena.
"Hm," balas Keisha.
"Yeu dasar," kesal Alena.
Setelah melihat kelima lelaki yang masuk tersebut, keempat gadis itu fokus lagi pada kegiatan awal mereka.
"Abang ngapain kesini? Kan aku udah booking apartment-nya duluan," tanya Destiny yang datang dari arah dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Five Girls With Luv
RomanceKisah lima gadis yang bersahabat, selalu menemani dalam susah maupun senang, disertai dengan cerita keluarga dan percintaan mereka.