Author Pov
Lampu ruang operasi yang tadinya berwarna merah kini sudah berubah menjadi warna hijau, disertai dengan keluarnya seorang laki-laki yang sepertinya adalah seorang dokter.
"Pasien akan dipindahkan ke ruang perawatan khusus, saya permisi," ucap laki-laki tersebut.
"Terima kasih dok," balas Adil.
Setelahnya dokter itu pun pergi untuk mengganti pakainnya. Tidak lama brankar yang ada Alice di atasnya pun didorong oleh beberapa perawat dan dimasukkan ke dalam lift khusus brankar karena Alice akan dipindahkan ke ruang perawatan khusus yang ada di lantai 4 rumah sakit tersebut.
Semua orang yang menunggu di dekat ruang operasi Alice pun langsung pergi ke lantai 4 untuk ke ruang rawat Alice. Mereka terlihat sangat khawatir.
"Kak Alice baik-baik aja kok, kamu ga usah takut," bisik Adil pada Edo yang sedari tadi terus meremas tangannya karena khawatir dan menahan tangis.
Saat sudah sampai di lantai 4, mereka langsung menuju ke bagian pendaftaran dan informasi karena mereka kehilangan jejak para perawat yang membawa Alice.
"Alice di ruang nomor 11," ucap Adil.
Mereka bergegas ke ruangan itu. Sayangnya, mereka belum diperbolehkan masuk ke dalam ruangan tersebut.
Duk.... Duk.... Duk....
"Gimana keadaan Alice?" tanya Surya yang baru saja datang, ternyata suara langkah kaki yang terburu tadi adalah miliknya.
"Belum tau," gumam Alena.
Cklek.
Dokter keluar dari ruangan Alice dan langsung menatap semua orang yang ada di luar ruangan tersebut.
"Saya ingin berbicara dengan keluarga pasien, tolong ikut ke ruangan saya," ucap dokter.
"Edo di sini aja ya sama kakak-kakak yang lain, biar kak Adil sama bang Surya aja yang ikut dokternya," ucap Adil.
"Edo mau ikut," cicit remaja itu.
"Nanti kalo Edo ikut terus kak Alice sadar gimana? Kan Edo pengen jadi orang yang pertama kali kak Alice lihat pas dia sadarkan?"
Edo mengangguk, mengiyakan ucapan Adil.
"Nah kalo gitu, Edo di sini aja ya. Ngga lama kok, cuma sebentar," bujuk Adil.
"Oke," gumam si bungsu itu.
Surya tersenyum sambil mengelus rambut Edo, lalu berkata,
"Nitip adek gue ya."
Yang dibalas anggukan oleh orang-orang yang ada di sana, lalu dia dan Adil pun pergi ke ruangan dokter yang menangani Alice.
"Ketuk dil," ucap Surya.
"Ngga ah, lo aja. Lo kan yang lebih tua," balas Adil.
"Ck, ga mau."
"Tastingtu aja gimana?"
"Ck! Ini kan lagi urgent banget malah tastingtu."
"Lagian lo sih, cuma ngetok doing malah nyuruh gue."
Surya menghela nafasnya lalu mengetuk pintu ruang dokter tersebut.
Tok Tok
"Masuk," ucap dokter dari dalam ruangan.
Adil dan Surya pun masuk ke dalam ruang tersebut.
"Silahkan duduk. ini tentang keadaan saudari kalian, sebenarnya peluru yang masuk ke dalam dadanya tidak terlalu dalam. Hanya saja karena penyakit pasien, tembakan itu membuat jantungnya semakin lemah dan mungkin kalian harus menyiapkan donor jantung karena kita tidak tau kapan jantung pasien akan semakin melemah dan kemungkinan terburuk adalah berhenti. Tapi kami akan mengusahakan yang terbaik agar jantung pasien tetap berdetak dan membaik, walaupun semua itu kembali lagi kepada Tuhan," ucap dokter.
KAMU SEDANG MEMBACA
Five Girls With Luv
RomanceKisah lima gadis yang bersahabat, selalu menemani dalam susah maupun senang, disertai dengan cerita keluarga dan percintaan mereka.