54

20 3 5
                                    

Author Pov

Alena memandang danau buatan yang ada di dekat fakultasnya, sejak putus dengan Sean, tempat ini adalah tempat favoritnya. Biasanya dia akan ditemani oleh teman sekelasnya atau salah satu dari keempat sahabatnya, tapi kali ini ia hanya sendiri.

Gadis itu meminum thai tea rasa taro yang ia beli di kantin fakultasnya tadi. Ia hanya duduk diam sambil mendengarkan musik, tidak jarang ada yang tiba-tiba menghampirinya karena ia sudah hampir satu jam berada disana, tapi gadis itu hanya membalas seadanya, membuat orang-yang kebanyakan adalah laki-laki - pergi karena merasa bosan.

Tapi berbeda dengan seseorang yang sedang duduk di bawah pohon tidak jauh dari tempat gadis itu duduk, ia sudah ada disana sekitar 40 menit. Masih betah memandangi gadis di hadapannya sambil ditemani dengan beberapa buku di sampingnya.

Ia tidak ingin menghampiri gadis itu, lebih tepatnya ia disuruh untuk menghindari gadis itu. Ia harus menyelesaikan skripsinya lebih cepat, maka ia akan bisa mendekati gadis di hadapannya, gadis yang ia kagumi sejak tiga tahun yang lalu.

Gadis itu bangkit dari duduknya sambil berbicara dengan seseorang melalui hp-nya, ia masih memperhatikan gadis itu sampai ia tidak bisa melihat batang hidung pujaan hatinya. Ia menghela nafas panjang, berusaha untuk menahan diri agar tidak mendekati sang pemilik hati.

Merasa bahwa fokusnya sudah berantakan, ia pun beranjak dari tempat itu dan berencana untuk mencari tempat yang lebih tenang agar fokusnya kembali lagi. Mungkin perpustakaan adalah pilihan yang cukup baik.

.

.

Alena melambaikan tangannya pada Rania dan Keisha yang sudah menunggunya di kantin jurusan IT. Kemudian gadis itu menghampiri kedua sahabatnya tersebut.

"Kok lama sih?" tanya Keisha sambil meminum teh manis dingin miliknya.

Alena menampilkan cengirannya, "Aku lagi males jalan, jadi jalannya pelan-pelan."

Rania hanya menggelengkan kepalanya, lalu menyodorkan basreng pesanan Alena.

"Destiny sama Alice dimana?" tanya Rania. Kedua sahabatnya itu hanya mengangkat bahu dan menggelengkan kepala, tanda bahwa mereka tidak tahu dimana keberadaan dua sahabat mereka.

"Oh! Mereka lagi ngambil data keluar kampus buat tugas, kalo ga salah," jelas Keisha.

Rania menganggukkan kepalanya. " Terus kalian berdua ga ada kelas lagi atau tugas gitu?" tanya Rania sambil memakan es krim jagung miliknya.

"Ada, tapi nanti jam lima. Praktek sih bukan mata kuliah biasa," jawab Keisha.

Alena menggelangkan kepalanya, "Ga ada, cuma lagi persiapan buat proyek sama ada beberapa tugas lain."

"Kamu sendiri?" lanjut Alena.

"Aku ada kelas jam dua, kelas pengganti sih."

Alena hanya menganggukkan kepalanya dan melanjutkan kegiatan makan basrengnya. Tiba-tiba saja Ghani dan Sean datang menghampiri mereka.

"Destiny ga ada disini ya?" tanyanya.

Keisha hanya menggelengkan kepalanya. "Bukannya dia lagi ngambil data keluar kampus yah? Emang dia ngga bilang ke Abang?" tanya Keisha.

Ghanny menepul jidatnya, "Ck iya, Abang lupa. Makasih ya udah ngasih tau."

"Oh iya, katanya Sean mau ngobrol sama Alena." Setelah mengatakan itu Ghanny langsung pergi entah kemana.

Sedangkan keempat orang yang ia tinggalkan disana hanya terdiam, terutama Sean yang hanya mematung di tempatnya berdiri.

Alena membalikkan badannya menghadap ke arah Sean berdiri, berusaha untuk tenang. "Kakak mau ngobrol sama aku?" tanyanya sambil berusaha untuk tetap menggunakan nada yang tenang dan sopan.

Five Girls With LuvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang