69

12 0 1
                                    

Author Pov

"Ini temanya biru putih?" tanya Arka.

Alice mengangguk. "Iya, soalnya Alena suka warna biru."

Kini mereka sedang menghadiri acara pernikahan Alena dan Jeffrey.

Dekorasi gedung itu sesuai dengan apa yang dikatakan Arka tadi, biru putih. Mulai dari pelaminan sampai ke tempat duduk para tamu pun didominasi oleh warna biru. Meskipun begitu, dekorasinya tidak terlalu heboh dan berlebihan, semuanya pas dan tetap elegan.

Alena tampak cantik dan anggun dengan gaun putih panjang yang ia gunakan, dihiasi dengan manik-manik bunga kecil berwarna biru, senada dengan dekorasinya. Ia menggenggam mawar biru yang dilapis kain putih di tangannya.

Rambutnya diikat setengah dan dikeriting gantung, dengan hiasan jepit bunga berwarna putih dan biru. Jeffrey juga terlihat tampan dengan jas yang membalut tubuh idealnya.

"Kamu cantik banget," ucap Destiny pada Alena.

"Biasanya aku ga cantik ya?" tanya Alena.

"Iya, biasanya kamu jelek," sahut Alice.

Alena memutar matanya malas, sedangkan sahabatnya yang lain tertawa mendengar sahutan Alice.

"Kamu selalu cantik kok di mata Kak Jeff," ucap Keisha.

"Bener banget," balas Rania.

"Kamu laper ga?" tanya Destiny pada si mempelai wanita.

Alena mengangguk. "Laper banget, aku dari malem ga makan soalnya enak makan."

"Saking gugupnya sampe ga bisa makan?" tanya Rania.

"Iya, padahal udahnya biasa aja," jawab Alena.

"Aku bawain makanan yah, sekalian aku juga laper wkwk."

Lalu Destiny pun berlalu untuk mengambil makanan, sedangkan keempat sahabatnya itu masih berdiri di pelaminan.

"Mending kita cari tempat duduk ga si? Masa berdiri di sini, lagian udah sepi juga tamunya," ucap Keisha.

"Kita duduk di sana aja tuh, kosong mejanya," balas Alice sambil menunjuk meja di depan pelaminan.

"Kita gapapa bawa pengantinnya ke meja gini? Ga akan ada yang nyariin?" tanya Destiny kala melihat para sahabatnya duduk di meja tamu.

Kalau kalian nanyain dimana para pasangan mereka, jawabannya adalah mereka ngumpul bareng juga. Para pasangan mereka membebaskan kelima sahabat itu untuk quality time bersama.

"Gapapa lah. lagian deket ini," balas Rania.

Destiny mengangguk lalu duduk di sebelah Alena, dan ketiga sahabatnya pun sama mengambil makan juga.

Mereka mengobrol ringan, sambil bercanda hingga akhirnya Alena dipanggil untuk kembali ke kursi pelaminan. Namun sebelum kembali ia berpamitan dulu dengan para sahabatnya.

"Makasih ya udah pada dateng, udah nemenin aku selalu sampe di detik ini," ucapnya.

Destiny memeluk Alena, begitu juga yang lainnya.

"Sama-sama, semoga kalian langgeng terus ya. Kalo ada apa-apa bisa cerita sama kita, kalo kamu curiga sama sesuatu diselidiki dulu, oke? Jangan ambil kesimpulan sendiri," ucap Destiny.

"Semoga ga ada lagi masalah-masalah kayak kemaren ya. Jangan sedih-sedih lagi," sahut Keisha.

"Selamat menempuh hidup baru dan semoga bahagia selalu, aamiin," ucap Alice.

"Kita bakalan dukung kamu apapun itu, selama itu hal baik," balas Rania.

Alena mengangguk, lalu memeluk kembali para sahabatnya. Syukurlah ia diberikan para sahabatnya ini, yang selalu ada bersamanya bagaimanapun keadaannya.

Five Girls With LuvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang