47

1K 140 63
                                    

EGOIS 💢 MUSIM DUA























💚💚💚💚💚












































Jaemin terburu-buru menuju bandara karena Shirin membuatnya khawatir karena tiba-tiba telah berada di sana.

Ia berlarian seperti dikejar hantu, dan hampir saja menabrak petugas bandara.

Ia melihat Shirin di dekat eskalator. Meringkuk disana dengan koper disampingnya.

Langsung ia berjongkok menghadap adiknya tersebut dan mengelus kedua bahu adiknya.

"Rin?" Tak ada sahutan. "Dek?" Shirin langsung mendongak, melihat Jaemin didepannya dan langsung memeluknya.

"Nana..." Ia menangis sangat kuat disana, membuat Jaemin bingung disana.

"Kenapa sih, dek?" Bingungnya.

Shirin malah semakin terisak disana.

"Oke, kita pulang." Jaemin langsung membawa Shirin dan menarik kopernya dari sana.















🌱










Setelah lebih tenang, Jaemin duduk disamping Shirin. "Udah lega belum?" Tanyanya.

Shirin menatap Jaemin dan mengangguk sekali. Lalu ia mengalihkan lagi atensinya kedepan, dengan tatapannya yang kosong.

Jaemin sedari tadi bingung harus bertanya mulai dari mana. Kenapa bisa Shirin sampai disini. Pindah lagi?

"Kok lo bisa sampai sini?" Tanya Jaemin. "Om sama Tante mana?"

Shirin menggeleng, "gue mau kuliah disini, Na." Jawabnya.

Jaemin menatap Shirin tak percaya, "oke... Tapi kenapa?"

Shirin menatap Jaemin dengan tatapan memohon. "Na, lo janji nggak akan marah, ya?" Ia mewanti-wanti terlebih dahulu.

Jaemin menatap Shirin curiga. "Napa anjir? Jangan bilang lo kabur dari rumah!"

Shirin menggeleng lagi, "nggak mungkin dong, Na!" Tepis Shirin.

"Terus?!" Jaemin menjeda, "jangan bilang putus sama Yuta, terus lo ngehindar." Yap. Betul sekali, kangmas.

Shirin terdiam, menunduk sambil meremas bajunya. "Iya." Jawabnya.

Jaemin menghela napasnya lelah. "Udah gue duga anjir. Lo kalau gue vidcall selalu ngelak, 'kan?"

Shirin masih diam.

"Gue udah feeling, dek. Perasaan gue nggak enak banget waktu kepikiran lo." Lanjutnya.

"Na, lo nggak boleh marah. Karena ini bisa pengaruhin mood gue." Selanya.

"Kenapa? Masalahnya apa sama Yuta?"

Shirin membuang napasnya sebelum berbicara. "I'm positive." Cicitnya sambil memegang perutnya.

EGOIS 💢NAKAMOTO YUTA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang