Sudah tiga hari sejak mereka bertemu malam itu tidak saling menghubungi, baik Shirin maupun Yuta. Dan sekarang mata pelajaran penjaskes dan sialnya hari ini kelas gabungan antara kelas Shirin dan Yuta.
Padahal Shirin sedang males-malesnya ketemu Yuta.
"Tau gini gue absen aja." Decaknya.
Yeri yang ada disampingnya menoleh, "ya elah, uring-uringan mulu. Nggak capek, buk?" Ledeknya sambil menyenggol bahu sahabatnya itu.
"Apa gue ijin aja, ya? Sakit perut ah!" Dia tak memperdulikan ocehan sahabatnya.
"Yeuu bego! Gak gitu dong! Gue nggak mau lo repotin ya, Rin!" Sahut Yeri, karena saat Shirin seperti ini, pastinya ia juga akan terseret karena harus menemaninya.
"Yer! Gak enak nih! Yuta ngeliatin gue terus daritadi!" Bisik Shirin.
Yeri mengehela napas, "ya 'kan punya mata! Suka-suka dia lah!"
"Nggak gitu ogeb! Gue jadi nggak enak!" Geram Shirin.
"Udah biarin! Fokus pemanasan dulu!"
Dan merekapun fokus pemanasan.
.
."Kok gue gak liat si Chaeyoung, ya?" Yeri celingak-celinguk.
"Bodo amatlah! Ngapain sih nyari dia?!"
"Cie... kesel nih mbaknya! Makanya kalo cemburu tuh bilang! Jangan matiin akses sosmed, dong!" Sindir Yeri, membuat Shirin berdecak.
Siswi perempuan hanya duduk-duduk dipinggir lapangan, meneriaki sisiwa laki-laki yang bermain volly.
"Aduh Yer! Perut gue sakit nih! Kayaknya halangan deh! Gue cek dulu, ya!" Ucapnya panik.
"Iye! Bawa roti, nggak?" Tanya Yeri, membuat Shirin berhenti, ia menggeleng.
"Gue beli dulu, ijinin ke pak Dimas!" Teriaknya, kemudian berlari.
"Padahal gue bawa..." gumam Yeri sambil melihat kearah sabahatnya yang perlahan menghilang.
💚💚💚
"Aduh! Di kantin nggak ada lagi!" Kesal gadis ini.
Ia harus pergi ke indomaret terdekat untuk membeli pembalut. Karena ia tak membawa persediaan dan dikantin habis stok.
"Rame banget! Gimana nyebrangnya!" Kesal Shirin karena kendaraan tak henti-hentinya berlalulalang, karena indomaret berada didepan sekolahnya.
Baru akan melangkah, ia mundur kembali karena ada mobil yang mengklaksonnya. Membuatnya semakin kesal, ia takut bocor karena nggak ada pembalut.
"Mau beli apa, sih?" Suara bariton yang sangat Shirin hafal membuatnya menoleh, karena tiba-tiba menggandengnya.
"Kok kamu disini?" Bingungnya.
"Ayo!" Tanpa menjawab pertanyaan, ia menarik Shirin menyebrang.
"Kalau udah tanggalnya tuh beli, atau bawa dari rumah. Jadi nggak perlu bingung kayak gini dan hampir ketabrak sama mobil."
Shirin mengerutkan keningnya, "kamu ngikutin saya?" Tanyanya.
Yuta menghela napas, "anak ayam kayak kamu itu harus dijaga, supaya nggak lepas."
Shirin hanya berdecak, kemudian masuk ke indomaret dan segera mengambil pembalut andalannya, kemudian membayarnya
"Udah aku bayar." Ucap Yuta.
KAMU SEDANG MEMBACA
EGOIS 💢NAKAMOTO YUTA ✔
Teen Fiction"Alesan? Nggak ada alasan buat nggak suka sama kamu." [📍] SEASON DUA ADA DISINI JUGA [2019]