14

2.1K 245 2
                                    

Jaemin dan Mark sudah berada di depan rumah Shirin. Menunggu para gadis ini keluar buat berangkat bareng.

Semenjak kejadian Shirin menyayat lengannya, Jaemin jadi lebih protektif sama adiknya ini. Walaupun sepupu, tapi Jaemin nganggep Shirin kayak adiknya sendiri.

Akhirnya para gadis itupun keluar dan segera menghampiri mereka.

"Pagi, Kim Yerim." Sapa Mark, yang dibalas senyuman manis oleh sang gadis. Mark udah pingsan aja. G.

"Eh... pagi ibu negara." Ucap Mark pada Shirin yang dibalas tatapan menusuk, membuat Mark menciut dan Jaemin hanya berdecak, membuat Yerim menyikut Mark.

"Udah? Berangkat!" Ucap Jaemin memberi helm ke Shirin.

.

"Jaem, badan gue rasanya lemes banget deh." Ucap Shirin yang berjalan di sebelah Jaemin.

Mark sama Yerim ke kantin dulu. Nemenin Mark saparan sih. Sedangkan kedua saudara ini menuju kelas masing-masing.

Jaemin menghentikan langkahnya, "kenapa?"

"Gak tau, lemes aja bawaannya." Jawab Shirin lirih.

"Ke UKS aja, minta vitamin." Sarannya, yang diangguki Shirin. "Ayo gue temenin." Ajaknya.

"Nggak usah, bentar lagi bel. Lo minta surat izin ke BK aja, nanti taruh kelas gue, ya. Jam pertama doang." Tolak Shirin.

Jaemin menatap adiknya tak yakin.

"Udah buruan, keburu pingsan gue." Ucap Shirin, kemudian Jaemin putar balik dan meminta surat ijin ke BK.

.

Shirin berjalan gontai menuju ke UKS. Tapi naas, dia malah bertemu Chaeyoung dari arah depan. Mau putar balik, tanggung. Tinggal dikit nyampe UKS.

"EH... ratu udah masuk. Gimana kabarnya?" Chaeyoung membuka suara, Shirin hanya diam tanpa memperdulikan Chaeyoung.

"Lo denger gak sih?!!" Sentak Chaeyoung membuat Shirin yang sudah tak tahan jatuh, karena ia mendorongnya.

"Mau lo apa, sih?!" Shirin bersuara. "Gue punya salah apa sama lo?" Tanyanya dengan suara seraknya.

Chaeyoung mendengus, "nggak mungkinlah lo nggak tau mau gue." Ucapnya.

"Yuta?" Shirin berusaha berdiri, tapi lagi-lagi disentak oleh Chaeyoung sehingga dia terhempas ke lantai lagi, membuat kepalanya semakin pusing. "Son Chaeyoung, lo tau? Gue nggak pernah minta Yuta buat jadi pacar gue, dan gue nggak pernah minta juga dia dateng ke gue. Kalau lo cinta sama dia. Lo bakal seneng dia bahagia, nggak gini cara lo. Ngehancurin hubungan orangㅡ"

"Jaga mulut lo!" Chaeyoung menunjuk Shirin dibawahnya. "Lo sadar nggak sih? Lo juga udah punya pacar. Nggak seharusnya lo nerima Yuta juga jadi pacar lo!!! Lo udah mainin perasaan dua orang cowok, Shirina Aisha. Gue nggak bisa biarin orang yang gue sayang sakit hati cuma karena cewek murahan kayak lo!!!" Sahutnya keras, membuat Shirin mengepalkan kedua tangannya dengan matanya yang berkaca-kaca.

Demi apapun dia nggak terima dicap murahan. Ini bener-bener udah kelewatan. Dia nggak tahu sebenarnya, dan cuma nilai dari luarnya aja!

Shirin berdiri dan menampar Chaeyoung dengan sisa tenaga yang ia miliki. "Lo yang jaga mulut lo. Nggak seharusnya lo maksain kehendak lo, ngebuat orang berantem. Lo nggak tahu yang sebenarnya, Chaeyoung!!!" Seru Shirin dengan air matanya.

Chaeyoung agak kaget karena tamparan Shirin, ia tak terima dan langsung mendorong tubuh Shirin dengan sekuat tenaga sampai punggungnya terbentur tembok. Membuat Shirin meringis dan menahan diri supaya nggak pingsan. Shirin bener-bener lemah sekarang,

"Dasarnya lo emang murahan!!!" Teriak Chaeyoung.

"Tutup mulut sampah lo, sebelum gue sumpel." Ucap seorang laki-laki yang membuat Chaeyoung kaget, karena berada dibelakangnya.

"Yuta..." kagetnya.

"Pergi." Perintah Yuta datar. Chaeyoung berusaha memeluk tangan Yuta dihempaskan begitu saja sampai ia terjatuh, sama seperti yang ia lakukan pada Shirin tadi.

Yuta langsung menghampiri Shirin yang sudah sangat lemah diujung tembok. "Hey, are you okay?" Tanya Yuta dengan lembut dan raut khawatirnya, Shirin mengangguk, membuat Yuta agak lega.

Chaeyoung mendengus.

Ia mengangkat Shirin tanpa memperdulikan Chaeyoung yang sedang menatap mereka bingung dan marah. "AH! ANJING!" Teriaknya.

💚💚💚

"Kenapa kamu selfharm?" Tanya Yuta.

Shirin sudah diberi vitamin dan beristirahat, dengan terus didampingi Yuta disebelahnya.

"Saya..." Shirin tak melanjutkan.

"Kamu tahu? Tindakan selfharm itu bahaya, Shirin." Yuta menatapnya dalam dengan kilatan khawatir dimatanya. "

Shirin menunduk, tak bisa menatap mata sang wira didepannya ini.

Yuta menangkup kedua pipi Shirin, "janji. Jangan lakuin kayak gitu lagi? Aku nggak mau kamu lecet sedikitpun." Ucapnya dengan tatapan sayangnya.

Shirin meneteskan air matanya lagi. "Saya nggak bisa janji." Jawabnya, Yuta menggeleng kuat.

"Kamu punya aku. Kamu boleh lampiasin semuanya ke aku kalau kamu mau." Tutur Yuta sungguh-sungguh sambil mengusap air mata gadisnya.

"Boleh saya peluk kamu?" Tanya Shirin, membuat Yuta agak kaget lalu mengangguk.

Perlahan Shirin memeluk lelakinya, ia menenggelamkan wajahnya di dada lelakinya ini. Entah apa yang harus dia katakan, kalau ia akan pergi setelah lulus. Shirin benar-benar menumpahkannya didekapan Yuta.

Yuta mengelus-elus kepala gadisnya dengan sayang. Hatinya sakit melihat gadisnya yang menangis tersedu-sedu seperti ini. Ia semakin sadar, kalau ialah yang menjadi beban hidup gadisnya. Memilih dia atau dia. Yutapun tak mau kehilangan Shirin. Betapa berharganya Shirin dihidupnya sampai ia benar-benar tak mau melepasnya.

Yuta menciumi puncak kepala gadisnya.

"Kamu tahu? Saya bersalah banget sama kamu." Ucap Shirin disela-sela tangisnya.

Yuta diam dan masih mengelus-elus rambut Shirin. Mendengarkan curhatan gadisnya.

"Kamu itu bisa dapetin lebih dari saya." Shirin menghela napas, "saya sadar, saya itu nggak pantes dan nggak sederajat sama kamu. Lebih baik kamu jauhin saya, karena saya juga sudah punya pacar, Yuta." Lanjutnya.

Yuta memjamkan matanya beberapa detik, kemudian merenggangkan pelukan mereka,  "kalau boleh..." Yuta mengelus-elus bibir Shirin, Shirin tau maksud Yuta, ia mengangguk.

Mungkin ini yang terakhir kalinya. Dekapan, sikap lembut dan ciuman dari Yuta yang terakhir untuknya. Yuta membelai bibir Shirin sangat lembut dan tidak menuntut. Beitupun Shirin, menerima setiap sapuan lidah Yuta.





Maafin saya. Ini yang terakhir.
































💚💚💚💚💚










EGOIS 💢 NAKAMOTO YUTA

EGOIS 💢NAKAMOTO YUTA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang