PUTER MULMEDNYA, READERSZEN, BIAR SEMAKIN NGE-VIBE💚
💚💚💚💚💚
Shirin mengetuk-ngetuk pintu rumah Yuta dengan kuat, nggak perduli tangannya sakit.
"IYA!" Teriak seseorang dari dalam, kemudian membukakan pintu untuknya. "Loh, sayang? Kenapa hujan-hujanan sih?!" Panik Yuta saat melihat gadisnya yang basah kuyup danㅡmenangis. Tunggu... NANGISS?!! "Hey... kamu kenapa?" Tanyanya panik sambil menangkup kedua pipi Shirin. Dingin. Bisa ia rasakan betapa dinginnya gadisnya ini.
"Kamu ja..h..haat..." tangisnya semakin pecah dan hanya kata itulah yang bisa ia lontarkan.
Yuta semakin panik. "Masuk dulu, yuk. Angetin badan kamu."
Shirin menggeleng kuat dan menangkis tangan Yuta, membuat lelaki ini tersentak. "What the fuckin' this?!!" Teriaknya pada akhirnya sambil menunjukkan ponselnya.
Yuta memicingkan matanya, "shitㅡi don't know how is it..."
"Nggak usah ngelak! Kak June liat ini semuuaaahhh... hikss..." sahut Shirin masih dengan tangisnya.
Yuta diam.
"Kamu tau?! Hubungan saya sama dia hampir berakhir, Yuta..." suara Shirin tercekat.
Yuta masih diam.
Shirin memukuli dada Yuta, "jangan pernah dateng lagi! Saya benci kamu!"
DEG!
Yuta menahan tangan Shirin, membuat Shirin terdiam, dadanya naik turun. "Aku sama sekali nggak tau. Sekarang kita masuk, angetin dulu badan kamㅡ"
"Nggak usah sok perduli, kamu! Saya kesini cuma mau bilang... jangan pernah temuin saya lagi. Kita cuma teman, nggak lebih." Tegas Shirin dengan helaan napasnya, menyapu kasar air mata dengan tangannya. "Satu lagi... hapus semua foto-foto saya di hape kamu!" Tambahnya sebelum benar-benar pergi dan meninggalkan Yuta dengan perasaan kalutnya dan semua penjelasannya.
"ARRGHH!!!" Yuta mengusak rambutnya kasar dan meninju tembok disebelahnya, tak perduli tangannya berdarah akibat tembok itu.
💚💚💚
Shirin membuka kamarnya kasar. Melemparkan tasnya ke lantai dan langsung menuju ke kamar mandi, menyalakan shower membiarkan air membasahi tubuhnya sekali lagi.
Menumpahkan semuanya di sana, badannya yang sedari tadi ia kuatkan untuk tetap berdiri akhirnya jatuh juga. Ia terduduk lemah di sana, menekuk kedua kakinya dan menyembunyikan wajahnya disela-selanya. Hancur sudah pertahanan gadis ini.
Sudah sekitar satu jam, ia masih di bawah guyuran air shower, matanya sembab, air matanya sudah kering. "I hate... aku benci!!! Aku benci hujan!!!"
Suara ketukan dari luar membuyarkan lamunan Shirin. "Nduk... kamu ngapain, toh? Kok nggak keluar-keluar?"
Shirin berdehem, menetralkan suaranya. "I-iya, buk. Tolong ambilin handuk Shirin di kamar, ya. Lupa bawa." Ucapnya dengan suara seraknya.
"I-iya..." ucap ibunya dengan sedikit kebingungan.
.
.Shirin sudah rapi dengan piyamanya. Ia sangat lelah hari ini. Kepalanya dan badannya terasa berat, serta suaranya serak.
"Nduk..." panggil ibunya lembut, Shirin yang baru saja ingin tidur, langsung duduk melihat ibunya masuk ke kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EGOIS 💢NAKAMOTO YUTA ✔
Teen Fiction"Alesan? Nggak ada alasan buat nggak suka sama kamu." [📍] SEASON DUA ADA DISINI JUGA [2019]