18

1.9K 239 12
                                    

Jaemin menyeret adiknya ke tempat ia memarkirkan motornya. Di depan gerbang rumah June.

"Na..." lirih Shirin diiringi isak tangis.

"Udah. Sekarang lo udah tau gimana brengseknya dia." Jaemin menepuk-nepuk kepala adiknya itu.

"Nana..." Shirin menangis keras hingga ia menarik dan meremas ujung kaos Jaemin, membuat Jaemin menghela napas dan menarik adiknya ke pelukannya.

Menepuk-nepuk kepalanya layaknya anak kecil. Emang Jaemin tuh dingin-dingin perhatian. Sebenarnya dalem hati dia pengen banget nonjokkin si June lagi. Tapi dia masih bisa jaga batasan, Shirin bakal sakit juga kalau mereka berantem terus.

Shirin menumpahkan semuanya disana, tanpa perduli kaos Jaemin basah.

"Nangis aja deh, sekenceng lo. Biar dunia tau seberapa bucinnya lo ke cowok brengsek itu." Ucap Jaemin, semakin membuat Shirin mengeluarkan isakannya.

.
.

"Beneran nih nggak mau?" Entah berapa kali Jaemin bertanya.

Dan Shirin hanya memandang kosong dua cup besar es krim di depannya dan satu kopi putri duyung berukuran regular buat Na Jaemin pecinta kopi. Hatinya masih sakit.

"Udah deh. Apa lagi yang lo arepin dari dia?! Lupain." Jaemin menepuk-nepuk kepala adiknya ini.

Mereka berada di depan salah satu toserba. Jaemin mencoba ngebuat Shirin tenang sih, soalnya daritadi Shirin nggak ngomong.

"Na..." Shirin masih terisak, sambil memakan es krimnya.

"Iya makan aja. Gratis kali ini. Buat adek gue tersayang." Ucapnya sambil mengusak rambut Shirin.

"Makasih." Ucapnya sembari menyendok es krim.

"Pelan-pelan."

"Shirin!" Seru seseorang, membuat mereka berdua menoleh.

"Katanya ke rumah kak Juㅡ"

Shirin langsung menyuapi Yerim yang duduk disampingnya dengan es krim. Nggak mau denger nama itu lagi, sih.

"ㅡenak." Tambah Yerim.

"Ibu negara abis nangis?" Tanya Mark.

Shirin menajamkan matanya ke lelaki itu, "sekali lagi lo panggil gue begitu, nih es krim gue tumpahin ke baju lo." Ancamnya.

Mark mengangkat kedua tangannya, "ampun buㅡRin."

"Kenapa? Ada masalah apa?" Tanya Yerim sambil membuka es krim satunya.

"Buat Shirin, suruh beliin sendiri noh." Jaemin menarik cup tersebut dan melirik Mark di akhir katanya.

Yerim menariknya lagi, "nanti diganti sama Mark." Ucapnya, membuat Jaemin lega.

"Gue juga..." lirih Mark, Jaemin hanya menahan tawa sambil menikmati kopinya.

"Jadi..." Shirin mulai menjelaskan kejadian tak terduga di rumah kak June ke Yerim.

"...gila nggak sih, Rim?! Dia nuduh gue selingkuh, tapi malah dia sendiri yang selingkuh... huwaaa..." Shirin mulai meneteskan air matanya lagi. Hidungnya sangat merah.

"Brengsek emang ya. Kalau gue jadi lo, gue tendang tuh punya dia terus gue pelintir bulu kakinya abis itu gue tarikㅡ"

"Ngeri juga, ya..." Lirih Mark, yang masih bisa didengar.

"Apa?! Kamu mau selingkuh juga?! Iya?! He'em?!!" Malah Mark yang kena 'kan.

"Enggak, kok. Nggak mungkin juga aku duain kamu." Jawab Mark dengan panik.

EGOIS 💢NAKAMOTO YUTA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang