20

2.1K 248 43
                                    

"Shirin kemana ya, budhe?" Tanya June ke ibu Jaemin.

"Loh? Kamu ndak tau to, le?" Tutur wanita ini, membuat June bingung. "Shirin 'kan udah pindah ke Jogja." Lanjutnya, membuat June terdiam dan kaget.

"Pindah, budhe?"

Ibu Jaemin mengangguk. "Emang Shirin nggak ngasih tahu kamu, to?"

"Nggak, budhe. Shirin nggak ngasih tahu apa-apa ke June." Jawabnya. "Yaudah, kalau gitu June pamit dulu." Kemudian ia menyalimi wanita didepannya itu.

"Loh? Nggak mau masuk dulu ke rumah budhe?" Tawarnya, June menggeleng dan sedikit meringis. Sejahat itu dirinya tapi keluarga Shirin masih baik padanya. Atau Shirin nggak bilang kalau mereka sudah tidak ada hubungan?



💚💚💚

Pagi yang cerah dengan suara kicauan burung dan ayam jantan yang berkokok membuat gadis itu mengulat dan membuka matanya, segera ia bangun dan bersiap untuk kuliah hari pertamanya.

Setelahnya ia turun dari kamarnya, menuju ke ruang makan. "Pagi ayah, pagi dedek!" Sapanya dengan riang sambil menaruh tasnya di kursi sebelahnya, kemudian meminum air putihnya.

"Pagi kakak..." jawab Shira.

"Nduk..." panggil ayahnya membuat Shirin menoleh sambil menaruh gelasnya. "Kamu ada pamit sama Yuta sama June nggak?" Tanyanya membuat hatinya agak mencelos.

"Ada masalah sama nggak kamu waktu mutusin ngelepas Yuta dan milih June?" Semakin membuat hati Shirin mencelos. "Kalian masih baik-baik aja, 'kan?"

"Ayah..." lirihnya sambil meremas-remas ujung bajunya. "Shirin..." ia menjeda kalimatnya, sebenarnya ia belum menceritakan perihal masalah June ke ayahnya.

"Cerita aja ke ayah." Ucap ayahnya.

Shirin menarik napasnya sebelum memulai berbicara, "Shirin memilih melepas keduanya, yah." Jawabnya dengan seluruh keberaniannya.

Ayahnya menghela napas dan mengelus-elus kepalanya, "kalau itu yang kakak pilih, nggak apa-apa. Ayah seneng nggak ada lagi beban di kakak." Ucapnya, membuat Shirin mengulas senyum, senyum paksa.

"Loh? Kok belum diambil nasinya, kak?" Ibunya yang datang sambil membawa sepiring telur dan sepiring orek tempe dan menaruhnya ke meja, lalu duduk di dekat Shira.

"Nunggu lauknya dongm buk." Jawab ayah.

"Ya udah, ayo sarapan."

Shirin bernapas lega karena ibunya datang, sehingga ia tak perlu melanjutkan permasalahan tadi.


💚💚💚

Shirin melangkahkan kakinya ke gedung fakultasnya setelah diantar ayahnya. Ia memilih untuk berjalan-jalan dahulu, karena belum waktunya mata kuliah.

Ia memilih duduk di bangku taman dibawah pohon yang rindang, menikmati udara pagi sambil memjamkan matanya dan airpods di telinganya.

Ia membuka matanya perlahan dan melihat ke samping, seperti ada orang duduk disebelahnya. Ia kaget begitu menemui Yuta di sebelahnya. "Hah? Yuta?!" Yuta sedang tersenyum padanya.

Shirin mengerjap-ngerjapkan matanya beberapa kali, tapi Yuta menghilang dari pandangannya. Kemudian ia meraba-raba bangku sebelahnya dan melihat kanan kiri, ia tersenyum bodoh.

EGOIS 💢NAKAMOTO YUTA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang