6

3K 338 16
                                    

"Gimana, Rin?" Tanya Yeri.

"Gimana apanya, Yer?" Shirin mengerutkan keningnya.

"Ya hubunganㅡ"

"Bentar, kak June telpon." Shirin mengangkat panggilan dari June.

"Halo, sayang? Maaf, nanti aku nggak bisa jemput kamu. Ada rapat BEM."

"Emang lama, ya rapatnya?"

"Namanya rapat ya kamu tau sendirilah. Nanti kalau kamu nunggu kelamaan."

"Iya deh..." ucapnya Shirin tak semangat.

"Jangan ngambek dong... udah makan belum?"

Shirin mengangguk, kemudian menepuk kepalanya. Kak June 'kan nggak bisa liat, kenapa lo ngangguk?!

"Shirin nggak makan, kak! Tolong disuapin!!!" Yeri menyeletuk, membuat Shirin melotot kearahnya, Yeri hanya memasang wajah tak berdosanya.

"Mau apa? Aku bawain sekarang." Ucap June serius.

"Enggak usah, kak. Ini lagi makan dikantin, kok. Yeri bohong." Jawabnya sambil menatap tajam Yeri yang masih memasang wajah tanpa dosanya.

"Beneran makan, loh. Jangan sampai nggak makan lagi kaya kemaren-kemaren. Aku samperin beneran kalau nggak makan!"

"Iya sayaaaaaaaangggg...."

"Cie... udah mulai berani nih... sayang-sayangan."

"Apaan sih, kakㅡ"

Set!

Ponselnya direbut oleh seseorang dan ia mematikan sambungan telpon begitu saja, membuat Yeri dan Shirin kaget.

"Ikut aku!" Ucap Yuta dingin dengan menarik tangan Shirin.

Shirin hanya diam melihat kearahnya.

"Shirin mau makan, Yut. Jangan dibawa dulu." Cegah Yeri menarik tangan Shirin yang satunya.

"Dia makan sama gue." Ucapnya ke Yeri yang langsung melepaskan tangan sahabatnya ini.

.
.

"Kamu mau bawa saya kemana?" Shirin menarik-narik tangannya dari cengkraman Yuta hingga kemerahan. Dan berhenti hingga sampai di belakang sekolah yang sepi.

"Bisa nggak sih? Aku duluan baru dia?" Tanya Yuta yang membuat Shirin mengerutkan keningnya.

"Maaf, tapi kita nggak adaㅡ"

"Aku nggak mau," Yuta menyahut lalu menarik Shirin dan memepetnya ke tembok. Shirin memalingkam wajahnya saat Yuta mendekatkan wajahnya. "kamu tau? Hal yang paling buat aku kesiksa? Yaitu kamu!"

Shirin hanya diam.

"Karna aku nggak bisa jauh dari kamu! Jadi jangan bilang kita nggak ada apa-apa lagi. Kita tetep pacaran!" Yuta memeluk gadisnya.

Shirin masih diam dan belum tersadar sepenuhnya. Bagaimana dia bisa mempunyai dua pacar sekaligus?

Gadis ini telah memilih untuk melepas Yuta beberapa hari lalu dan berakhir dengan matanya yang sembab, lagi. Yeri yang mendengarkan semua curhatannya.

Shirin melepas pelukannya dengan paksa. "Yuta, saya harus ke kelas. Sebaiknya kamu juga ke kelas lima menit lagi bel." Ucap Shirin sebelum meninggalkan Yuta sendirian.

Yuta memukul tembok didepannya hingga tangannya berdarah dan mengacak rambutnya frustasi.


EGOIS 💢NAKAMOTO YUTA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang