51

1.2K 162 108
                                    

EGOIS 💢 MUSIM DUA


















💚💚💚💚💚



























Sore itu Jaemin sedang mengerjakan tugasnya ditemani segelas americano yang ia beli selesai kuliah tadi bersama Shirin.

Sebenarnya Shirin sudah mengambil cuti kuliahnya, karena kandungannya yang sudah berumur sembilan bulan. Karena bosan, ia ikut Jaemin kerja kelompok di kampus, tadi pagi.

Mendengar dentingan di dapur, ia segera menghampiri Shirin yang sedari tadi memasak. Takut-takut terjadi sesuatu.

"Dek?!" Pekik Jaemin, dan netranya langsung tertuju pada Shirin yang sedang memegang spatula.

"Kenapa?" Tanyanya.

"Sini biar gue aja." Jaemin mengambil alih sendok sayur dari tangan Shirin. "Sop?" Ia bertanya dan dijawab anggukan oleh Shirin.

"Semenjak lo disini, makanan gue sehat semua, dek." Ucap Jaemin sambil mengaduk panci didepannya.

"Ya harusnya gitu, Na. Lo pasti makan junk food 'kan?" Tebak Shirin yang hanya dijawab Jaemin dengan mengangkat alisnya.

Selesai memasak, mereka menyantap sop tersebut di ruang makan.

Shirin yang kesusahan mengambil, dibantu oleh Na Jaemin.

"Enggak usah pake nasi!" Protesnya saat Jaemin akan mengambilkannya nasi.

Jaemin berdecak sambil menaruh mangkuk Shirin didepannya. "Susah banget ya bilangin bumil." Omelnya dengan tatapan sinis ke Shirin.

Shirin menggeser mangkoknya mendekat kearahnya, agar lebih mudah memakannya. "Nggak tahu, Na. Nggak begitu suka nasi. Rasanya enek banget."

"Bawaan bayi?" Tanya Jaemin.

"Nggak tahu. Mungkin iya." Jawab Shirin, lalu menyendok sopnya lagi.




🌱




Malam Minggu ini Yuta ada janji makan dengan ayah dan ibunya. Tumben sekali mereka mengajak Yuta makan bersama.

Alasannya mereka kangen sama anak laki-lakinya ini.

Yuta melangkahkan kakinya masuk kedalam rumahnya, rasanya sudah lama semenjak ia kuliah, dan belum pernah pulang.

Karena Yuta sedang libur semester, ia memutuskan untuk pulang pagi tadi, dan sekarang baru sampai dirumahnya.

"Hai, sayang? Baru sampai?" Tanya ibunya sambil mengelus kedua pipi anaknya tersebut.

Yuta tersenyum kecil dan mengangguk. "Miss you, ma." Ia memeluk ibunya. Rasanya sudah lama tak merasakan kehangatan seperti ini.

Ibunya membalas dengan hangat juga, lalu beliau melepas pelukan keduanya tetapi tangannya masih mengelus pipi dan punggung anaknya. "Hampir magrib, kamu bersih-bersih dulu sana, sambil nunggu papa."

EGOIS 💢NAKAMOTO YUTA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang