8

2.5K 304 28
                                    

"Kak, kok kakak diem aja sih?!" Kesal Shirin.

June hanya diam, mengamati wajah Shirin. "Akhir-akhir ini kita jarang ketemu, aku kangen banget sama kamu." June menggenggam tangan Shirin dengan erat.

Mereka berada di sebuah caffè, biasa, menghabiskan malam minggu dengan kekasih nggak salah 'kan?

"Besok temenin basket, yuk?!" Ajak June.

"Boleh, jam berapa?" Tanya Shirin.

"Jam delapan aku sampai rumah."

"Pagi banget, masih bantuin ibuk beres-beres, kak." Shirin memajukan bibirnya sedih.

"Nanti aku bantu beres-beres, deh." June mengacak rambut gadisnya gemas.

Membuat gadisnya ini menutupi wajahnya dengan tangannya.

June tersenyum geli, "masih malu aja, gemeshh tau!" June berusaha menarik tangan yang menutupi pipi Shirin, tapi Shirin menahannya.

"Kamu ada kesulitan belajar nggak, yang? Biar aku bantu, bentar lagi UN 'kan?" June mengelus-elus tangan Shirin.

"Ada, kak. Banyak banget, gatau lagi deh... tugas satu belum selesai, udah dikasih lagi, capek aku, kak." Shirin menaruh kepalanya di meja. Menghadap ke June yang duduk disebelahnya.

"Semangat, dong! Nanti bisa nyusul kakak, katanya mau satu univ bareng..."

"I-iya tapㅡ"

"Hai! Boleh gabung?" Suara Chaeyoung memecahkan obrolan June dan Shirin.

Dan betapa kagetnya Shirin saat tau Chaeyoung bersama dengan Yuta. Chaeyoung, gadis yang sangat menyukai Yuta.

"Chaeyoung..." suara Shirin melemah, kemudian melihat sekilas ke arah Yuta yang sedang menatapnya dengan tajam.

"Temen kamu, dek?" Bisik June ke Shirin yang membuat Yuta semakin memanas disana, dan Chaeyoung sedikit tersenyum puas melihat Yuta yang duduk disampingnya.

"I-iya, kak." Jawab Shirin sambil menundukkan kepalanya.

June tersenyum dan mengelus-elus kepala Shirin, "kok nunduk? Kalian nggak akrab?" Tanyanya, Shirin mengangguk.

"Rin, pacarnya?" Tanya Chaeyoung sambil melirik Yuta dan meninggikan suaranya.

Shirin mengangguk dan sedikit melirik Yuta yang mulai mengepalkan tangannya di meja, "kak, ini Chaeyoung sama... Yuta..." ia melemah diakhir kalimatnya.

"June, pacar Shirin." Ucap June dengan bangganya.

"Udah berapa lama sama Shirin, kak?" Tanya Chaeyoung, semakin membuat suasana memanas.

"Chaeng... privasi." Sela Shirin sebelum June menjawabnya.

"Lo kalo mau kepo, gue balik." Yuta bersuara, membuat Chaeyoung tersenyum miring dan Shirin yang keringat dingin sendiri.

"Dek? Kok pucet? Sakit?" June menangkup kedua pipi Shirin, Shirin hanya menggeleng.

"Kayaknya udah malem, pulang yuk, kak." Ajak Shirin kemudian ia bangkit diikuti June.

"Duluan." Shirin segera berlalu disusul June, setelah berpamitan.

Yuta menggebrak meja, membuat Chaeyoung dan semua pelanggan kaget.


💚💚💚









Shirin mendapat pesan singkat, kalau Yuta sudah menunggu didepan, padahal baru saja ia ingin tidur. Segera Shirin keluar kamar dan menemuinya.

"Ada apa?" Tanya Shirin dingin.

"Kamu yang ada apa! Udah putusin dia?" Yuta bersuara.

Shirin mengernyit, memahami ucapan Yuta. "Saya sudah membuat keputusan, lebih baik kamu jauhin saya." Ucapnya.

Yuta mencengkram bahu Shirin, "aku nggak akan ngelepasin milik aku!" Ucapnya tegas.

Shirin mencoba melepaskan cengkraman Yuta, tetapi gagal. "Saya nggak mau nyakitin kalianㅡ"

"Bilang aja kamu nggak mau nyakitin dia!" Sahut Yuta membuat Shirin terdiam. "Sakit aku ngelihat kamu sama dia tadi."

"Iya, makanya kamu jauhin saya. Saya cuma bikin kamu sakit, mungkin Chaeyoung bisa bikin kamu bahagia." Sindir gadis ini.

Yuta menghela napasnya, ia menarik Shirin lebih dekat. "Siapa bilang?! Jangan salah pahamㅡ"

"Saya nggak salah paham, saya cuma bilang mungkin." Shirin menekan kata terakhirnya.

"Aku.nggak.mau.lepasin.kamu." Yuta menekankan setiap katanya.

Shirin meneteskan air matanya, "saya capek, saya nggak pernah minta kamu buat suka sama saya. Dan udah saya bilang berkali-kali kalau saya udah punya pacar, tapi kamu tetep keukeuh anggep saya ini milik kamu..."

"...saya capek setiap hari diintimidasi sama Chaeyoung buat ngelepasin kamu." Ia mulai melemah dan terisak, kedua tangannya mencengkram kaos Yuta.

Yuta merenggangkan cengkramannya dan memeluk gadis ini. "Nggak apa-apa kamu duain aku, yang penting aku bisa sama kamu terus." Ucapnya, membuat Shirin semakin terisak.

"Kamu egois! Hiks..." ucapnya memukul-mukul dada Yuta.

Yuta hanya mengelus-elus kepala Shirin.

Iya! Aku emang egois, tapi demi bisa sama kamu, aku bakal lakuin apapun. Walaupun aku harus egois seperti ini. ㅡ NAKAMOTO YUTA.













💚💚💚💚💚



EGOISTIC 💢 NAKAMOTO YUTA

EGOIS 💢NAKAMOTO YUTA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang