30

1.4K 190 30
                                    

EGOIS 💢 MUSIM DUA
















💚💚💚💚💚































Malam ini Shirin berdiam di coffee shop yang tak jauh dari flat-nya. Ditemani satu cup caramel coffee late ukuran medium, dan airpods yang terpasang ditelinga dengan lagu How Can I Love The Heartbreak, You're The One I Love oleh AKMU, semakin menambah melow suasana hatinya. Sembari melihat lalu-lalang jalanan yang agak basah akibat hujan tadi dari jendela dekat tempat duduknya.

Ia menghela napasnya, saat menoleh mendapati seseorang yang tak ia harapkan untuk datang sudah duduk didepannya. Segera ia berdiri ingin pergi, namun tangannya ditarik sehingga ia tak bisa melanjutkan langkahnya.

"Lepasin." Ucapnya datar.

Tetapi tangannya malah dicengkram semakin erat.

"Yuta, lepasin saya!" Ucapnya sekali lagi dan berhasil.

Yuta menarik Shirin untuk kembali duduk dan ia pun duduk didepan gadisnya.

Mereka hanya diam, tak ada yang memulai percakapan. Yuta yang sibuk memandangi wajah Shirin, dan Shirin yang sibuk melihat ke jendela, menghindari tatapan dari Yuta.

Yuta menggenggam tangan Shirin yang berada diatas meja, membuat Shirin agak kaget dan langsung menariknya, tapi tetap digagalkan oleh Yuta.

"Aku rindu." Ucap Yuta dengan tatapan teduhnya.

Mana tahannn.

Shirin mengalihkan pandangannya, agar tak bertatap mata dengan Yuta.

"Sayang..." panggilnya.

Seminggu kemana aja sih Bambang!!! Gue juga kangeeeennn!!!

"Inget sama saya juga, kamu." Tuturnya, membuat Yuta tertampar.

"Maaf, seminggu ini nggak ada ngabarin kamu, nggak ada ketemu kamu. Aku jagain Mina sampai dia bener-bener pulih dulu, sayang." Jelasnya. "Untungnya dia udah agak mendingan, cuma cedera aja kemarin." Tambahnya.

Shirin diam menyimak penjelasan Yuta.

"Kamu nggak mau minta maaf sama dia?" Tanya Yuta, Shirin langsung menarik kembali tangannya dari genggaman Yuta. "Aku tahu berat, tapi dia pengen banget ketemu kamu, sayang. Ya?"

"Kamu masih nggak percaya sama saya? Saya udah jujur, lho." Sahut Shirin. "Ngapain saya minta maaf, orang bukan saya yang salahㅡ"

"Shirina Aisha!" Seru Yuta memotong perkataan Shirin, membuat Shirin melotot tak percaya. "Kamu jangan keras kepala, Mina itu baik orangnya. Dia ngelarang tantenya buat nggak laporin kamu, loh. Mina juga cerita sama aku kalau kamu suruh dia buat jauhin aku 'kan?" Pernyataan Yuta semakin membuat Shirin membulatkan matanya.

"Lagi... kamu ngancem bakal nyakitin dia? Shirin, dia itu sahabat aku. Sahabat aku dari kecil... dia selalu jagain aku, selalu ada buat akuㅡ"

"Kalau kamu kesini cuma mau berantem sama bicarain sahabat kamu itu, saya nggak ada waktu. Percuma saya jujur kamu nggak akan percaya sama saya. Sia-sia jelasin ke kamu!" Shirin menyahut perkataan Yuta, kemudian berlalu dari sana dengan air mata yang tertahan.

Yuta menendang kaki meja dengan amarahnya, membuat semua pengunjung coffee shop menatap kearahnya. Tetapi ia tak perduli.


🌱

Shirin berlari sambil menyeka air matanya, ia berhenti ketika kakinya tak lagi mampu berlari kencang. Ia duduk dibangku yang berada ditrotoar dan menangis disana.

Kenapa Yuta percaya?

Ia sama sekali tak pernah berpikiran untuk menyakiti Mina, kenapa bisa dia bercerita seperti itu ke Yuta?

Shirin tahu kalau Mina tak suka dirinya dekat-dekat dengan Yuta, tapi kenapa dia ikut campur dalam hubungannya? Pinter banget balikin fakta. Shirin tak menyangka, dibalik wajah cantik gadis itu, terdapat sifat busuk yang nggak bisa orang percaya kalau itu Mina jika dilihat dari wajahnya yang kalem.

Shirin memejamkan matanya, menikmati hembusan angin yang menerpanya, menerbangkan beberapa helai rambutnya, cuaca sedang dingin, sama seperti suasana hatinya yang dingin.

Ia tak mau meneteskan air matanya lagi. Biarkan semua berjalan, ia akan mengikuti alur yang akan dibuat Mina nanti.

Menyerah dengan Yuta? Sama sekali tak pernah terlintas dibenaknya.

Ia tak marah jika Yuta bersama Mina, tapi ia tak terima dirinya dijelek-jelekkan seperti itu. Seolah-olah mengadu domba hubungan mereka.

"Shirin lo kuat!!! Lo Shirina Aisha, cewek kuat! Di jadiin selingkuhan aja kuat!!!" Monolognya sambil mengepalkan tangannya ke udara.

Gerimis mulai turun lagi, membuatnya panik dan segera berlari dari sana.

Tetapi tangannya ditarik oleh Yuta, hingga menghentikan langkahnya.

Gadis ini meronta, mencoba melepaskan cekalan Yuta. "Tolong lepasin saya!" Ucapnya dingin.

"Enggak sebelum kamu minta maaf sama Mina." Tutur lelaki ini dengan mata tajamnya.

"Justru dia yang harus minta maaf sama sayaㅡ"

"SHIRIN!" Bentak Yuta, yang langsung membuat Shirin langsung teridam, merasakan sesak dan perih didadanya. Yuta yang langsung sadar ia telah membentak Shirin langsung merutukinya, menundukkan kepalanya.

Shirin langsung menghempaskan cengkraman Yuta yang mengendur.

"Kalau kamu suruh aku minta maaf sama sahabat kamu itu..." Shirin menggelengkan kepalanya, sebelum kembali berucap, "...maaf, saya nggak bisa. Oh, iya satu lagi... jangan temuin saya dulu." Ia mulai beranjak dari sana.

"Nggak mungkin dia ngejatuhin dirinya sendiri. Nggak mungkin dia ngelakuin itu sampai masuk rumah sakit dan cedera. Dia itu baikㅡ"

"Jadi, kamu nuduh saya? Ya udah, terserah kamuㅡdan! Kalau dia orang baik, nggak mungkin dia nyamperin ke fakuktas saya, yang jelas-jelas jauh sama fakultasnya dia!" Shirin menahan tangisnya dan menekankan semua kata-kata yang keluar dari mulutnya dengan dadanya yang naik-turun. Ia menatap Yuta yang juga menatapnya tak percaya, kemudian berlalu.

"Shirin!"

"Shirina Aisha!!!"

Percuma Yuta, lo udah nyakitin dia dan ngebuat air matanya jatuh. Lo tanggung sendiri ya, nanti.






















💚💚💚💚💚





















EGOIS 💢 MUSIM DUA

EGOIS 💢NAKAMOTO YUTA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang